JAKARTA, KOMPAS — Guna memperlancar arus mudik-balik Lebaran 2019, pemerintah berencana menerapkan arus lalu lintas satu arah di dua jalur Tol Trans-Jawa sekaligus. Kebijakan ini akan disosialisasikan seluas-luasnya kepada masyarakat jauh sebelum periode pelaksanaan.
Rencana ini mengemuka dalam Rapat Koordinasi Persiapan Mudik Lebaran 2019 di Kantor Staf Kepresidenan di Bina Graha, Jakarta, Jumat (26/4/2019). Rapat yang dipimpin Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko tersebut dihadiri perwakilan dari para pemangku kepentingan yang terkait dengan transportasi arus mudik-balik Lebaran.
”Kita akan memberlakukan one way. Sudah dikaji oleh Ditjen Perhubungan Darat,” kata Asisten Operasi Kepala Polri Rudy Sufahriadi dalam paparannya.
Kebijakan arus satu arah tersebut akan diterapkan pada arus mudik dan arus balik. Untuk arus mudik, penerapan arus satu arah berlaku pada 31 Mei-2 Juni, mulai dari ruas Cikampek di Karawang, Jawa Barat, sampai dengan gerbang keluar Pejagan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Ini berlaku mulai pukul 06.00 sampai dengan 20.00.
Untuk arus balik, penerapan arus satu arah berlaku selama 8-10 Juni, mulai dari ruas Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Tengah, sampai dengan Cawang Cikampek. Ini berlaku mulai pukul 07.00 sampai dengan 00.00.
Rencana kebijakan tersebut selanjutnya akan dimatangkan lebih lanjut sebelum disosialisasikan kepada masyarakat. ”Supaya ini menjadi pembicaraan dan masyarakat bisa mengelola waktunya, kapan pulang dan kapan kembalinya,” kata Rudy.
Pembatasan waktu istirahat
Kepolisian juga berencana mengatur waktu istirahat di rest area. Artinya, akan ada pembatasan waktu istirahat di rest area agar sirkulasi kendaraan di rest area tidak sampai menumpuk.
Polisi bersama pemangku kepentingan terkait akan menyiapkan mekanismenya. ”Tiap-tiap rest area, kita siapkan pengamanannya dan memberi peringatan ke masyarakat di rest area,” ujar Rudy.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menyatakan, survei memproyeksikan bahwa pemudik dari kawasan Jabodetabek pada Lebaran 2019 sekitar 18 juta orang. Adapun pola mudik-baliknya mengalami sedikit perubahan, yakni adanya peningkatan penggunaan transportasi darat, khususnya yang melewati Tol Trans-Jawa dan Tol Bakauheni sampai Lampung Tengah mengingat infrastrukturnya sudah baik.
Sementara itu, pembatasan angkutan barang dibagi dua. Dalam hal arus mudik, angkutan barang dilarang beroperasi pada 31 Mei-2 Juni, sedangkan dalam hal arus balik, 8-10 Juni. Puncak arus mudik diperkirakan pada 31 Mei. Adapun puncak arus balik terjadi pada 9 Juni.
Moeldoko dalam pengantarnya menyatakan, pemerintah telah mengadakan rapat koordinasi antisipasi bulan Ramadhan dan Lebaran dari sisi ekonomi. Hal ini terutama menyangkut pasokan barang konsumsi dan stabilitas harga.
”Satu pesan, hati-hati kita memasuki situasi tensi politik yang cukup tinggi. Jangan beri kesempatan sedikit pun dengan alasan kenaikan harga menjadi pintu masuk untuk menggerakkan massa. Ini sudah kita antisipasi dengan sebaik-baiknya,” tutur Moeldoko.
Ia menambahkan, Rapat Koordinasi Persiapan Mudik Lebaran 2019 membicarakan persiapan dari sisi transportasi dan komunikasi. Harapannya, tidak akan ada lagi persoalan teknis di lapangan saat pelaksanaannya.
Rapat Koordinasi Persiapan Mudik Lebaran 2019 membicarakan persiapan dari sisi transportasi dan komunikasi.
Untuk itu, Kantor Staf Kepresidenan telah mengidentifikasi empat poin krusial yang menunjang suksesnya arus mudik-balik Lebaran 2019. Pertama, terdapat potensi kemacetan parah di sepanjang perjalanan dari Jakarta menuju Cikampek. Hal ini mencakup tiga faktor. Salah satunya adalah persinggungan tiga proyek strategis nasional, yakni Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, kereta cepat, dan LRT Jabodetabek.
Kedua, manajemen rest area di jalan tol. Saat arus mudik-balik Lebaran, rest area selalu dipadati masyarakat berikut kendaraan. Hal ini memerlukan persiapan berbagai fasilitas di dalamnya yang memadai. ”Ditata dari sekarang melibatkan UMKM sehingga menikmati buah hari raya,” kata Moeldoko.
Ketiga adalah standar prosedur menghadapi situasi darurat. Misalnya, kejadian yang menyangkut kecelakaan atau kesehatan pemudik saat di perjalanan.
Keempat adalah pentingnya informasi mudik yang bisa diandalkan masyarakat. Pemerintah akan mengintegrasikan berbagai informasi penting terkait mudik-balik Lebaran, mulai dari transportasi sampai dengan pariwisata.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebutkan, fasilitas telekomunikasi telah dibangun di sepanjang Tol Trans-Jawa. Untuk sejumlah lokasi peristirahatan yang belum terjangkau sinyal, pihaknya siap menyediakan base transceiver station yang bergerak.
Untuk informasi terpadu tentang mudik-balik Lebaran, lanjut Rudiantara, pihaknya telah membangun aplikasi pada Lebaran sebelumnya. Untuk itu, ia akan mengevaluasinya.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.