Saat Surat Jokowi untuk Presiden Xi Jinping Disampaikan Wapres Kalla...
Presiden China Xi Jinping keluar dari salah satu ruangan di Balai Agung Rakyat, Beijing, pada Kamis (25/4/2019) sore. Pemimpin China itu langsung tersenyum menyambut Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Oleh
ANITA YOSSIHARA dari Beijing, China
·4 menit baca
Presiden China Xi Jinping keluar dari salah satu ruangan di Balai Agung Rakyat, Beijing, pada Kamis (25/4/2019) sore. Pemimpin China itu langsung tersenyum menyambut Wakil Presiden Jusuf Kalla yang datang bersama sejumlah anggota kabinet Indonesia.
Jinping lalu menjabat erat tangan Kalla. Keduanya tersenyum, kemudian menoleh ke arah awak media yang siap mengabadikan pertemuan pemimpin kedua negara tersebut. Tak lama, Presiden Jinping mempersilakan Wapres Kalla, yang diutus Presiden Joko Widodo menggantikannya, beserta seluruh delegasi Indonesia memasuki ruangan.
Presiden Jinping memulai pembicaraan dengan menyampaikan selamat datang ke Beijing kepada Wapres Kalla. Tak lupa juga mengucapkan selamat atas penyelenggaraan Pemilihan Umum 2019 yang berjalan lancar dan aman.
”Saya juga ingin mengucapkan selamat atas diselenggarakannya pemilu di Indonesia yang berjalan dengan lancar, beberapa waktu lalu,” kata Jinping yang juga menitipkan sambutan hangat kembali untuk Presiden Jokowi.
Wapres Kalla pun menyampaikan salam hangat Presiden Jokowi untuk Presiden Jinping pada kesempatan pertama berbicara dalam forum bilateral tersebut.
”Kami menyampaikan terima kasih atas pertemuan pada sore hari ini. Presiden Joko Widodo menyampaikan salam hangat kepada Yang Mulia dan beliau meminta maaf tidak dapat hadir sendiri dalam forum BRI (Belt and Road Initiative) kedua ini,” kata Kalla.
Kami menyampaikan terima kasih atas pertemuan pada sore hari ini. Presiden Joko Widodo menyampaikan salam hangat kepada Yang Mulia dan beliau meminta maaf tidak dapat hadir sendiri dalam forum BRI (Belt and Road Initiative) kedua ini.
Wapres Kalla berada di Beijing sejak Rabu (24/4/2019). Ia datang ke ibu kota negara China untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi para pemimpin negara anggota Prakarsa Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative/BRI) yang berlangsung pada Jumat (26/4/2019) hingga Sabtu (27/4/2019). Pertemuan pertama forum tersebut didatangi sendiri oleh Presiden Jokowi.
Awalnya, Presiden Jokowi-lah yang akan hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-2 BRI. Akan tetapi, rencana itu batal karena, menurut Wapres Kalla, saat ini Presiden Jokowi belum bisa meninggalkan Tanah Air. Dalam catatan Kompas, awalnya Presiden Jokowi akan hadir pada 23-25 April 2019, tetapi beberapa hari kemudian dilimpahkan kepada Wapres Kalla. Namun, sehari kemudian, penugasan itu diambil kembali oleh Presiden. Akan tetapi, last minute, empat hari sebelum keberangkatan Wapres Kalla kemarin, tugas tersebut dilimpahkan kembali kepada Wapres.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi menitipkan surat untuk Presiden Jinping. ”Presiden Jokowi menitipkan surat untuk Yang Mulia,” kata Kalla yang saat itu didampingi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala BKPM Thomas Lembong, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, serta Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun.
Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul
Saat ditanya seusai kunjungan kehormatan, Wapres Kalla memaparkan, surat Presiden berisi permintaan maaf Presiden Jokowi yang tidak bisa memenuhi janji untuk hadir dalam KTT BRI kali ini. Penyelenggaraan pemilu yang belum usai membuat Presiden Jokowi tak bisa meninggalkan Tanah Air.
”Suratnya meminta maaf karena Presiden sudah berjanji hadir. Akan tetapi karena pemilu masih dalam proses, tidak bisa meninggalkan Indonesia. Jadi mengutus saya untuk datang. Begitu isi (surat)-nya,” tutur Wapres Kalla.
Pada pertemuan bilateral itu, Wapres Kalla juga menyampaikan bahwa berdasarkan penghitungan sementara, Jokowi yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin unggul dalam perolehan suara. Karena itu, persahabatan hangat antara Indonesia dan China bisa terus dilanjutkan. Bahkan, kerja sama kedua negara juga bisa terus ditingkatkan.
Presiden Jinping pun menyebut Indonesia sebagai negara yang memiliki posisi sangat penting dan strategis dalam jalur sutra kuno. Karena itu, penting pula bagi Indonesia untuk ikut serta dalam pembangunan bersama sabuk dan jalan serta jalan sutra maritim modern.
Indonesia juga disebut sebagai negara berkembang besar, sejajar dengan China. Karena itu, kedua negara harus bisa bersama-sama menghadapi perubahan dunia yang berjalan dengan cepat. ”Seperti pepatah Indonesia, ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Saya punya kepercayaan penuh atas masa depan hubungan Indonesia-China,” kata Jinping.
Sebelum bertemu Xi, Wapres Kalla juga menemui Wapres China Wang Qishan di Diayutan State Guest House, Beijing. Berbagai kerja sama perdagangan menjadi topik pembicaraan dalam pertemuan tersebut, seperti perdagangan buah tropis serta minyak kelapa sawit.