JAKARTA, KOMPAS — Perenang nasional I Gede Siman Sudartawa belum memperlihatkan kemampuan terbaiknya pada Festival Akuatik Indonesia 2019 yang dimulai di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (25/4/2019). Cedera bahu kanan yang dialami sejak Desember 2018 membuat Siman tidak tampil maksimal.
Dia menjadi perenang tercepat pada nomor 50 meter gaya punggung putra dengan waktu 26,10 detik. Namun, catatan waktu itu masih jauh dari rekor terbaiknya, 25,20 detik (SEA Games 2017).
Ricky Anggawijaya (Jawa Barat) berada di peringkat kedua dengan waktu 26,76 detik. Disusul oleh Dwiki Anugrah (DKI Jakarta) yang mengukir catatan waktu 27,23 detik.
Siman mengatakan, seharusnya dirinya menjalani pemulihan untuk mengobati cedera bahu. ”Saya tidak punya pilihan. Saya harus tampil di kejuaraan ini karena termasuk dalam ajang promosi-degradasi atlet pelatnas,” ucapnya seusai laga.
Siman mengalami cedera saat tampil di pesta olahraga antarmahasiswa Asia Tenggara, ASEAN University Games di Naypyidaw, Myanmar. Meski cedera dialami pada Desember 2018, dia baru menjalani proses penyembuhan bulan Februari 2019. Dua hingga tiga kali sepekan peraih empat medali emas SEA Games 2011 itu menjalani fisioterapi.
”Proses penyembuhan berjalan 95 persen. Tetapi, masih ada bagian otot yang terasa mengganjal. Untuk gerakan punggung, saya belum bisa maksimal. Saya takut, kalau dipaksakan, otot saya robek. Padahal, masih banyak agenda kejuaraan menanti,” ujarnya.
Siman mengatakan, Festival Akuatik Indonesia sebenarnya ajang yang baik untuk menambah jam terbang perenang Indonesia. Apalagi ajang ini diselenggarakan di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno yang mempunyai standar internasional dan diakui Federasi Renang Internasional (FINA) untuk kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. ”Sayangnya, pemilihan waktu kurang tepat karena diselenggarakan di masa ujian nasional sehingga banyak atlet yang harus membagi fokus,” katanya.
Setelah tampil di Festival Akuatik Indonesia, Siman fokus pada persiapan SEA Games 2019. Bulan Mei, dia dijadwalkan mengikuti pelatihan di Amerika Serikat selama dua bulan. Setelah itu, dia akan mengikuti Universiade di Napoli, Italia, 3-14 Juli 2019 dan Kejuaraan Dunia pada 12-28 Juli 2019 di Gwangju, Korea Selatan. Siman masih berjuang menembus Limit A agar bisa tampil di Olimpaide Tokyo 2020.
Rekor nasional
Pada hari pertama dipecahkan satu rekor nasional di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri. Perenang muda Jawa Timur, Adinda Larasati Dewi (18), mempertajam rekor dengan waktu 1 menit 00,55 detik dari rekor lama, 1 menit 00,98 detik, yang diciptakannya bulan lalu di Surabaya. Adinda mengungguli sesama perenang Jatim, Ressa Kania Dewi (1 menit 02,34 detik). Berada di peringkat ketiga Hanna Christina Purnaninda (Jateng) dengan waktu 1 menit 03,76 detik.
Adinda mengaku tidak menyangka bisa mempertajam rekornas. ”Saya baru tampil di nomor 400 meter gaya bebas, jadi badan masih pegal-pegal. Saat berlomba, saya memaksa saja untuk mencetak hasil terbaik,” katanya. Dia mengatakan tidak memasang target medali dan hanya ingin mempertajam rekor pribadi.
Perenang Adelia (15) juga berhasil mempertajam rekor nasional 100 meter gaya dada KU II dengan waktu 1 menit 13,48 detik, dari rekor lama 1 menit 14,49 detik yang dicptakan di Jakarta, 12 Januari 2018.