Manajemen klub Sriwijaya FC diminta segera melunasi utangnya kepada 28 pemain yang turut memperkuat tim pada kompetisi Liga I tahun 2018 senilai Rp 2,9 miliar. PT Liga Indonesia Baru selaku operator liga seharusnya tidak mengizinkan Sriwijaya FC berkompetisi sebelum masalah ini tuntas.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS — Manajemen klub Sriwijaya FC diminta segera melunasi tunggakannya kepada 28 pemain yang turut memperkuat tim pada kompetisi Liga I tahun 2018 senilai Rp 2,9 miliar. PT Liga Indonesia Baru selaku operator liga seharusnya tidak mengizinkan Sriwijaya FC berkompetisi sebelum masalah ini tuntas.
Kuasa hukum dari Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), Riza Hufaida, saat dihubungi dari Palembang, Jumat (26/4/2019), meminta PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM), manajemen Sriwijaya FC, segera membayarkan tunggakan terhadap 28 pemain yang pernah membela klub ini di Liga I tahun 2018 lalu. Pembayaran itu untuk melunasi sisa uang muka perpanjangan kontrak dan tunggakan gaji akhir tahun 2018.
”Ada pemain yang gajinya menunggak satu sampai tiga bulan,” kata Riza.
Tidak hanya pemain, Pelatih Sriwijaya Alfredo Vera dan sejumlah anggota staf pelatih juga belum menerima gaji. Karena permasalahan inilah, pada Kamis kemarin, pihaknya bersama dua pemain Sriwijaya FC, Rangga Pratama dan Berry Rahmanda, melayangkan surat gugatan kepada empat tergugat, yakni manajemen Sriwijaya FC, PT Liga Indonesia Baru (LIB), PSSI, dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), ke Pengadilan Negeri Kelas 1 Palembang.
Sebelum menempuh langkah hukum, pemain dan APPI juga telah melakukan langkah melalui jalur internal, tetapi jawaban yang diterima tidak lebih dari sekadar janji. Akhirnya, somasi kepada PT SOM pun dilayangkan.
”Pada somasi pertama dan kedua baru ada jawaban,” katanya.
Akan tetapi, jawaban yang diberikan tidak memberi kepastian. PT SOM berkilah gaji pemain akan dibayarkan melalui dana subsidi yang diberikan PT LIB. ”Padahal, untuk urusan gaji, yang terlibat adalah pemain dan klubnya, bukan dengan pihak lain,” kata Riza.
Pihaknya juga sudah mengonsultasikan hal ini kepada PSSI, BOPI, dan PT LIB. Hasilnya, PT LIB tidak akan membayar dana subsidi tersebut sebelum klub Sriwijaya memenuhi sejumlah syarat, termasuk laporan bahwa tidak ada masalah tunggakan. Menurut Riza, dana subsidi tersebut bukanlah untuk membayar gaji pemain, melainkan untuk keperluan yang lain. Karena tidak menemukan titik terang, akhirnya pemain memutuskan menempuh jalur hukum.
”Walau demikian, karena ini merupakan gugatan perdata, jalan musyawarah masih tetap terbuka,” katanya.
Riza menuturkan, pihaknya sudah mengusulkan kepada PT LIB untuk tidak mengikutkan SFC pada kompetisi Liga II sebelum permasalahan ini selesai. Jangan sampai kasus ini berkepanjangan, seperti Persegres Gresik United yang mengalami hal serupa pada 2017 lalu.
”Hingga saat ini, Persegres belum membayarkan tunggakannya, tetapi masih diizinkan berkompetisi di Liga III,” katanya.
Riza menambahkan, pihaknya juga telah mengusulkan kepada BOPI untuk tidak memberikan izin kepada SFC untuk bermain di Liga II sebelum masalah ini selesai. ”Kami tidak mau tahu bagaimana cara manajemen SFC mendapatkan dananya. Yang terpenting adalah tunggakan pemain dapat segera dibayarkan,” ujarnya.
Sekretaris PT SOM Faisal Mursyid mengatakan, sejak awal memang sudah direncanakan pembayaran gaji pemain pada November-Desember serta sisa DP beberapa pemain berasal dari dana subsidi PT LIB. Namun, hingga saat ini, subsidi tersebut belum diberikan. ”Padahal, seharusnya sudah dibayarkan sejak Desember tahun 2018 lalu,” ucapnya.
Menurut Faisal, PT SOM sudah beritikad baik untuk membayarkan tunggakan gaji tersebut. Terbukti pihaknya sudah memberikan semua rekening pemain kepada PT LIB untuk langsung memberikan dana subsidi tersebut kepada pemain. ”Itu tertuang dalam surat yang kami kirimkan ke PT LIB pada 7 Januari 2018 lalu,” katanya.
Faizal menjabarkan, pendapatan klub berasal dari tiga aspek, yakni tiket, sponsor, dan dana subsidi. Kalau salah satu komponen tidak dibayarkan tepat waktu, hal itu tentu akan berpengaruh pada klub, termasuk terkait pembayaran gaji pemain.
Andai saja pemain mau sedikit bersabar, subsidi akan diberikan sebelum kick off Liga I tahun ini bergulir. ”Tidak perlu ke meja hijau untuk menyelesaikan kasus ini,” katanya. Saat ini, SFC tengah fokus untuk mempersiapkan diri pada kompetisi Liga II. ”Mau tidak mau semua harus berjalan,” ujarnya.