Peran media massa arus utama dibutuhkan agar dapat mengatasi membanjirnya informasi, tak hanya digantungkan pada gawai semata.
JAKARTA, KOMPAS - Perkembangan teknologi digital berpengaruh besar terhadap perkembangan media massa. Oleh karena itu, dibutuhkan media arus utama untuk mengatasi banjirnya informasi yang setiap hari meluber memenuhi gawai.
Saat diskusi publik bertema ”Media Massa Indonesia Sepanjang Perubahan Rezim”, kerja sama Kantor Universitas Leiden di Indonesia dan Program Pascasarjana Departemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP-UI) di Jakarta, Jumat (26/4/2019), dosen Ilmu Komunikasi FISIP UI Inaya Rakhmani mengatakan, sekarang ini dibutuhkan peran media massa arus utama yang mampu menyajikan informasi sesuai caranya masing-masing. Sebab, banjirnya informasi tak bisa digantungkan pada gawai.
”Media massa arus utama tak sekadar melaporkan, tetapi juga menganalisis demi tujuan demokrasi yang sehat,” ujar Inaya.
Dosen Ilmu Politik dan Pemerintahan FISIP Universitas Diponegoro Wijayanto menambahkan, informasi baru terus bermunculan hingga terjadi banjir informasi. Akibatnya, banyak informasi yang tak perlu diberitakan muncul di media daring. Pada situasi ini, kehadiran media arus utama seperti harian Kompas dan media lainnya dibutuhkan agar informasi yang muncul tak kebablasan. ”Kompas, misalnya, menjadi penjaga demokrasi dengan caranya yang sopan, selain menjaga tenggang rasa saat menyampaikan pengetahuan dan kritik,” ujar Wijayanto.
Sementara itu, menurut Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk Mardiana Pambudy, selama perjalanannya Kompas sangat erat dengan jurnalisme rasa yang sesuai karakter salah seorang pendirinya, Jakob Oetama.
”Saat Kompas dibredel pada 1978, Jakob Oetama memberikan nasihat ke jajaran redaksinya agar bisa berkompromi dengan pemerintah. ’(Karena) Kalau kita (koran) mati, lalu buat apa? Kalau mati lalu peran pers di mana?’” ujar Ninuk menirukan pesan Jakob Oetama. Peristiwa pada 1978 pun menjadi titik kebangkitan Kompas hingga mampu membangun bisnis yang lebih besar.
Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Arif Zulkifli menyatakan, media arus utama juga perlu bekerja sama dengan situs daring.