Semangat Kartini terus dimaknai seiring perubahan zaman. Para pegiat seni di Balikpapan, Kalimantan Timur, memberi ruang bagi seniman perempuan memamerkan karya dan berbagi pengalaman membuat karya. Melalui pameran ini, mereka ingin memaknai situasi bahwa perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berkarya di bidang apa saja sesuai dengan minat dan bakatnya.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
Semangat Kartini terus dimaknai seiring zaman yang berubah. Para pegiat seni di Balikpapan, Kalimantan Timur, misalnya, memberi ruang bagi seniman perempuan untuk memamerkan karya dan berbagi pengalaman berkarya. Melalui pameran ini, mereka ingin memaknai perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berkarya di bidang apa saja sesuai minat dan bakatnya.
Sabtu (27/4/2019), sejumlah ibu dan anak muda mewarnai kain putih yang dicanting di salah satu sudut toko mebel di Kelurahan Damai, Kecamatan Balikpapan Kota, Balikpapan. Dengan teknik coled, mereka memberi warna batik motif bunga sesuai selera.
Tak jauh dari mereka, berjejer berbagai karya seni, seperti fotografi, seni patung, kriya tekstil, dan lukisan. Sebanyak 19 seniman perempuan memamerkan karya sejak 26 April sampai 29 April 2019. Berbagai ekspresi tergambar.
Selain memamerkan karya, pameran seni ini juga diisi diskusi dan lokakarya. Setelah melihat pameran, pengunjung bisa mengikuti beberapa lokakarya yang sudah dijadwalkan, seperti membatik dan merias wajah.
Pameran ini diselenggarakan atas kerja sama Forum Kreatif Usaha Sama-sama (Fokus) Kota Balikpapan bekerjasama dengan Mebel Jawa Balikpapan. Pendiri Fokus, Abi Ramadan Nur (27), mengatakan, selama ini eksibisi dan kegiatan seni di Balikpapan kerap dilakukan kaum laki-laki.
"Tanggal 21 April 2019 kemarin kami semua memperingati hari Kartini. Kami rasa ini momen yang tepat untuk memberi ruang seniman perempuan di Balikpapan berbagi lewat seni," ujar Abi.
Selain karya seniman perempuan, terdapat pula karya seniman laki-laki bertema perempuan. Di sudut timur laut ruang pameran, terdapat 11 foto perempuan menginspirasi di Balikpapan. Mereka terdiri atas perempuan yang berkarya di berbagai bidang, seperti seniman, fotografer, instruktur gitar, desainer, atlet, make up artist, dan polwan.
Ruang gerak
Dita Retnowati (25), salah satu seniman yang memamerkan karyanya dalam pameran bertajuk "Pameran Seni Karya Kartini Masa Kini". Ia memamerkan karya kriya tekstil dengan tema perempuan.
Salah satu karyanya berjudul "The Woman". Dengan teknik sulam, ia membuat seni kriya tekstil membentuk tokoh wayang Srikandi. Hasil sulaman benang wol itu sebentuk karya beraliran kubisme. Sosok Srikandi dibentuk dengan serangkaian pola dengan warna cerah, seperti biru, merah, kuning, dan hijau.
Sosok Srikandi digambarkan tanpa membawa busur dan anak panah. Sang seniman ingin menonjolkan sifat perempuan yang tercermin dari sosok Srikandi yang kuat, tetapi di sisi lain memiliki sisi kelembutan.
"Srikandi itu tokoh pejuang wanita. Selain kuat, dia juga memiliki sifat lemah lembut, sama seperti orang lain," ujar Dita.
Lulusan Institut Seni Yogyakarta tahun 2017 itu berharap momen hari Kartini di setiap bulan April bisa merubah pandangan dan sudut pandang kaum hawa, khususnya di sekitar Balikpapan. Selama ini, di kampung halamannya di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, ruang gerak perempuan kerap terhenti setelah menikah, kemudian jadi ibu rumah tangga.
Padahal, di tengah tugas mulia sebagai istri dan ibu rumah tangga, perempuan punya peluang berkarya di bidang yang diminati. Hal itu, menurut Dita, perlu didukung lingkungan dan orang-orang di sekitar.
Salah satu peserta lokakarya membuat batik, Nirwanda Almira (24), mengatakan, ia merasa memperoleh sesuatu yang baru melalui kegiatan tersebut. Ia yang sehari-hari bekerja sebagai staf keuangan, merasa butuh ruang lain untuk mengekspresikan diri di luar rutinitas kerja.
Melalui lokakarya itu, Almira dapat mendefinisikan sosok Kartini masa kini. Ia mendapat pengalaman dan pemahaman baru soal jaringan pertemanan. Dalam kegiatan itu, selain menambah pengetahuan dan pengalaman membatik, ia bisa bertemu banyak kenalan baru.
Jaringan pertemanan itu, menurutnya, bisa menambah pengetahuan dan obrolan baru untuk menambah khasanah pemikiran perempuan. Almira yakin, Kartini masa kini perlu memperkuat jaringan pertemanan agar membuka ruang pertukaran pemikiran agar tidak terbelenggu dengan rutinitas harian yang menjemukan.