Bulan Ramadhan menjelang. Tiket sejumlah moda pada hari-hari tertentu menjelang hari raya Lebaran sudah habis diburu calon pemudik.
Oleh
Maria Clara Wresti
·3 menit baca
Bulan Ramadhan menjelang. Tiket sejumlah moda pada hari-hari tertentu menjelang hari raya Lebaran sudah habis diburu calon pemudik.
Masyarakat yang berencana merayakan Idul Fitri di kampung halaman menyerbu laman pemesanan tiket kereta api. Adapun moda transportasi bus, yang beberapa waktu lalu lesu, diperkirakan tahun ini bergairah lagi.
Penyebabnya, Jalan Tol Trans-Jawa yang tersambung dari Merak (Banten) hingga Surabaya (Jawa Timur) diperkirakan membuat animo masyarakat untuk mudik menggunakan mobil pribadi dan bus sangat tinggi. Apalagi, tak hanya untuk bersilaturahmi, libur Lebaran kini juga diisi kegiatan tamasya. Berkeliling menjelajahi lokasi wisata sekaligus mencicipi kuliner populer di daerah.
Di balik kegembiraan menyambut Lebaran, pemerintah, operator transportasi, dan pemudik tetap harus mewaspadai potensi-potensi masalah dan bahaya yang bisa muncul di mana saja dan kapan saja.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) sudah menginspeksi jalur kereta api Jakarta-Surabaya, baik lintas utara maupun lintas selatan. Kementerian Perhubungan sudah menggelar rapat-rapat koordinasi internal maupun dengan operator agar pelaksanaan angkutan mudik Lebaran berlangsung aman.
Potensi yang mesti diwaspadai antara lain di laut. Kewaspadaan mesti ditingkatkan karena akan banyak masyarakat yang memanfaatkan angkutan laut. Alasannya, harga tiket pesawat terbang mahal. Rute-rute yang diperkirakan ramai antara lain Balikpapan-Mamuju, Banjarmasin-Semarang, serta Banyuwangi-Madura. Di daerah-daerah ini banyak perantau, misalnya pekerja perkebunan yang mudik menjelang Lebaran.
Potensi gangguan muncul karena jumlah armada penyeberangan terbatas, sedangkan jumlah penumpang meningkat. Sebaiknya, penumpang tak memaksa naik ke kapal yang sudah penuh. Pemerintah memberi toleransi tambahan penumpang maksimal 30 persen dari kapasitas angkut.
Dalam kondisi ini, diperlukan ketegasan syahbandar dan otoritas pelabuhan sehingga tidak ada kapal yang meninggalkan pelabuhan dengan kelebihan kapasitas.
Selain itu, kapal-kapal yang akan digunakan untuk angkutan laut Lebaran harus dipastikan dalam kondisi laik laut. Pemeriksaan uji petik secara terus-menerus harus dilakukan. Pemerintah, operator pelabuhan, dan operator kapal mesti bisa memastikan, setiap calon penumpang yang datang ke pelabuhan memiliki tiket.
Sosialisasi dan pemahaman juga mesti terus-menerus dilakukan agar calon penumpang membeli tiket melalui internet dan tidak memaksakan diri datang ke pelabuhan tanpa tiket.
Diperkirakan, jumlah orang yang mudik Lebaran menggunakan angkutan laut pada tahun ini sekitar 1,91 juta orang, meningkat 4,8 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Jumlah penumpang angkutan laut yang meningkat ini harus dilayani dengan kondisi terminal yang bersih dan manusiawi.
Sudah waktunya pengelola pelayaran menerapkan pembatasan barang bawaan penumpang, seperti halnya terhadap penumpang pesawat dan kereta api. Lakukan perubahan pelayanan embarkasi dan debarkasi yang lebih teratur dan terpisah antara penumpang dan bagasi sehingga penempatan penumpang dan barang bagasi lebih mudah diatur.
Pemeriksaan terhadap armada juga dilakukan di angkutan Lebaran lainnya. Bus dan pesawat terbang juga mesti diperiksa di tempat. Sosialisasikan secara terus-menerus tentang pentingnya kondisi dan stamina pengemudi kendaraan demi keselamatan. Pengaturan lalu lintas di kota-kota yang dilalui pemudik juga harus direkayasa dengan baik agar arus kendaraan bisa mengalir lancar.
Jika semuanya sudah disiapkan dengan baik, acara mudik Lebaran bisa berlangsung dengan aman dan selamat. Kebahagian berkumpul keluarga pun akan menjadi sempurna. (M CLARA WRESTI)