"The Reds" Pantang Menyerah
Mental juara Liverpool semakin menguat dalam perebutan gelar juara musim ini. Mereka terus menjaga asa dan tidak mau terlalu berharap mendapatkan keberuntungan.
LIVERPOOL, SABTU - Meski Manchester City berada di posisi menguntungkan dalam perebutan gelar juara Liga Inggris musim ini, Liverpool tidak mau menyerah begitu saja. “The Reds” masih memberikan sinyal perlawanan dengan mengalahkan Huddersfield Town, 5-0, di Stadion Anfield, Sabtu (27/4/2019) dini hari WIB.
Pesta gol itu sendiri tidak terlalu mengejutkan mengingat jarak antara Liverpool dan Huddersfield sudah terpaut 74 poin sebelum berlaga dan kini 77 poin. Huddersfield pun sudah dipastikan terdegradasi karena masih berada di dasar klasemen dengan 14 poin. Sementara Liverpool kembali ke puncak klasemen dengan 91 poin.
Namun bagi Liverpool, laga ini penting untuk meningkatkan jumlah selisih gol. Jika poin mereka dan City sama pada akhir musim, jumlah selisih gol akan menjadi penentu. Kini jumlah selisih gol yang dimiliki Liverpool sebanyak 64 gol, tertinggal tiga gol dari City yang memiliki 67 gol.
Demi mengumpulkan gol sebanyak mungkin, Pelatih Liverpool Juergen Klopp tetap menurunkan skuad terbaiknya. Perbedaan terlihat di lini serang ketika Daniel Sturridge tampil menggantikan Roberto Firmino yang masih mengalami cedera pada bagian pangkal paha. Gelandang Alex Oxlade-Chamberlain juga tampil untuk pertama kalinya sebagai starter setelah absen selama satu tahun karena cedera.
Keinginan Klopp untuk menang telak pun mulai terwujud ketika Naby Keita mencetak gol saat laga baru berjalan 15 detik. Empat gol lainnya dicetak oleh Sadio Mane dan Mohamed Salah, masing-masing mencetak dua gol. Salah kini berada di posisi teratas dalam daftar pencetak gol terbanyak dengan 21 gol, sedangkan Mane berada di posisi kedua dengan 20 gol.
Untuk sementara Liverpool kembali ke puncak klasemen dengan menyisakan dua laga lagi melawan Newcastle United dan Wolverhampton Wanderers. Adapun City masih memiliki tiga laga tersisa melawan Burnley, Leicester City, dan Brighton and Hove Albion. Laga kontra Burnley akan berlangsung Minggu (28/4/2019).
“Kami bangga dengan perolehan poin ini dan kami akan langsung fokus pada laga berikutnya,” ujar Klopp. Dengan 91 poin, Liverpool sudah melampaui pencapaian Manchester United era kepelatihan Alex Ferguson pada musim 2011-2012. MU saat itu finis dengan 89 poin. Namun, City juga finis dengan poin sama dan unggul dalam jumlah selisih gol sehingga mereka tampil sebagai juara.
Nasib serupa bisa dialami Liverpool pada musim ini. The Reds akan finis dengan total 97 poin jika memenangi dua laga terakhir. Namun, City masih bisa finis dengan 98 poin apabila memenangi tiga laga terakhirnya. Jika City terpeleset dalam satu dari tiga laga terakhir itu saja, penantian Liverpool selama 29 tahun untuk menjadi juara bisa segera berakhir.
Kerja keras
Namun, Klopp tidak mau mengandalkan keberuntungan. “Anda tidak bisa meminta keberuntungan atau takdir yang bagus, anda harus bekerja keras untuk mencapai tujuan,” ujar pelatih asal Jerman itu.
Melalui laga kontra Huddersfield, Liverpool menunjukkan bahwa mereka merasa masih memiliki harapan dan terus bekerja keras. Itu adalah hal yang bagus, meski analis sepak bola Chris Bascombe dalam artikelnya di laman The Telegraph mengingatkan bahwa harapan justru bisa menyiksa mereka. “Liverpool tidak bisa mempercayai harapan lagi. Harapan seringkali membuat mereka kecewa,” tulisnya.
Harapan itu muncul karena Liverpool merupakan tim yang baru menelan satu kekalahan dalam 36 laga musim ini. Mereka memiliki para penyerang yang bisa bertengger di daftar pencetak gol terbanyak. Namun, tujuh hasil imbang memaksa mereka untuk bertarung ketat dengan City yang sudah kalah empat kali dalam 35 laga.
Pelatih Manchester City Pep Guardiola justru berterima kasih kepada Liverpool yang secara tidak langsung memaksa City bermain sesuai standar yang mereka buat. Musim lalu City menjadi juara dan mematok standar baru dengan mengumpulkan 100 poin. “Standar itu kami buat musim lalu. Kami bantu Liverpoo mencapai standar ini dan mereka membantu kami untuk mempertahankan standar ini,” ujarnya.
Kekalahan pertama
Pada laga lainnya, Sabtu kemarin, Tottenham Hotspur dikalahkan West Ham United 1-0. Ini merupakan kekalahan pertama Spurs di kandang baru mereka, Stadion Tottenham Hotspur. Gol tunggal dicetak penyerang sayap Michail Antonio pada menit ke-67 setelah mendapat umpan dari Marko Arnautovic.
Kekalahan ini membuat posisi Spurs di peringkat tiga mulai terancam. Mereka bertahan dengan 70 poin, sedangkan Chelsea di peringkat empat bisa menyamai poin tersebut apabila mengalahkan Manchester United pada laga Minggu (28/4/2019). “Ini adalah pertarungan dengan dua laga tersisa. Kami sudah tahu itu sebelumnya. Kami harus tetap melihat ke depan,” ujar pelatih Spurs Mauricio Pochettino seperti dikutip BBC. (AFP/REUTERS)