Tiga daerah di Bengkulu sudah menetapkan status siaga bencana banjir dan longsor untuk mengantisipasi banjir dan longsor di Bengkulu. Hingga kini, 17 orang ditemukan meninggal dan 9 orang hilang.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
BENGKULU,KOMPAS—Tiga daerah di Bengkulu sudah menetapkan status siaga bencana banjir dan longsor untuk mengantisipasi banjir dan longsor di Bengkulu. Hingga kini, 17 orang ditemukan meninggal dan 9 orang hilang. Fokus utama saat ini adalah untuk membangun kembali sejumlah infrastruktur yang rusak, terutama di titik strategis serta penanganan pengungsi.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Minggu (28/4/2019) mengatakan, ketiga daerah yang sudah menetapkan status siaga darurat bencana adalah Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, dan Kota Bengkulu. Dengan status tersebut, pemerintah daerah memberikan akan lebih fokus untuk melakukan penanganan bencana di daerahnya. “Ada dua kabupaten lagi yang akan didorong untuk menetapkan status siaga bencana yakni Bengkulu Selatan,” ujar Rohidin.
Hingga kini, ada 17 orang tewas akibat banjir dan longsor di Bengkulu. Korban jiwa tersebar di Bengkulu tengah (11), Kota Bengkulu (3), dan Kepahiang (3). Adapun untuk korban hilang ada 9 orang. Pencarian korban hilang terus dilakukan, termasuk untuk menangani para pengungsi.
Saat ini, ujar Rohidin, sekitar 13.000 orang terdampak banjir di 7 kabupaten dan Kota Bengkulu. Dari jumlah tersebut, sekitar 12.000 warga mengungsi. Saat ini, debit air sungai sudah surut, tetapi masih ada yang tergenang.
Mobilisasi logistik bagi para pengungsi pun diprioritaskan. “ Di lapangan, pengungsi membutuhkan selimut, pakaian, obat-obatan, dan makanan siap saji,” kata Rohidin.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo saat berkunjung ke Bengkulu, Minggu malam mengungkapkan, BNPB memberi dukungan untuk memperhatikan pascabanjir dan longsor.
“Pengungsi harus mendapatkan perhatian yang terbaik menyangkut kenyamanan, kelayakan untuk penyediaan air bersih, MCK, dapur umum, perhatian kepada anak-anak,” katanya. Dalam kesempatan tersebut, BNPB juga memberikan bantuan dana siap pakai penangan darurat bencana banjir dan longsor di provinsi Bengkulu sebesar Rp 2,25 miliar.
Dana tersebut akan diberikan kepada 8 kabupaten dan 1 kota yang terdampak bencana di Bengkulu. “Terkait penggunaannya diserahkan kepada pemerintah daerah masing-masing,” kata Doni.
Kepala BPBD Sumsel Rusdi Bakar mengatakan, saat ini ada 7 kabupaten dan 1 kota yang terdampak banjir dan longsor. “Hanya kabupaten Muko-Muko yang tidak terdampak. Daerah dengan kondisi paling parah ada di Bengkulu Tengah,” katanya.
Kepala BPBD Bengkulu Tengah Tomi Marisi mengatakan, saat ini masih ada laporan korban hilang yakni 7 orang yang masih tertimbun di Kecamatan Merigi Sakti. “Pencarian masih terus dilanjutkan tentu dengan bantuan warga setempat,” katanya.
Pada hari pertama dan kedua, lokasi longsor sulit dimasuki karena sempat terisolasi. Namun, kini peralatan sudah bisa masuk ke lokasi longsor.