JAKARTA, KOMPAS – Tujuh dari 14 tim Sekolah Sepak Bola (SSB) yang berlaga di babak play off Liga Kompas Kacang Garuda U-14 memastikan diri akan ambil bagian di babak utama liga musim 2019-2020. Empat di antaranya adalah tim debutan babak utama liga.
Tim-tim debutan itu bertekad untuk langsung memberikan kejutan, antara lain memasang target tinggi untuk menjadi juara atau minimal masuk tiga besar. Sementara itu, tim lama berusaha mencapai prestasi lebih baik dibanding dengan capaian mereka ketika terakhir berpartisipasi di babak utama liga.
Empat tim baru itu, yakni Tajimalela FA yang menang adu pinalti 5-3 (1-1) atas Putra Pakuan, Metro Kukusan yang menang adu pinalti 4-3 (0-0) atas Toyo Haryono, Bintang Ragunan yang menang 2-0 atas Beringin Pratama, dan Intan Soccer Cipta Cendikia yang menang 6-0 atas Jayakarta. Tiga tim lama adalah Oneway Soccer School yang menang 3-1 atas Cibinong Poetra, Siaga Pratama yang menang 2-0 atas Remci Tangerang, dan Villa 2000 yang menang 2-1 atas ASIOP Apacinti.
Pelatih Metro Kukusan Budiono seusai laga di Stadion Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (28/4/2019), mengatakan, ini adalah kesempatan perdana mereka lolos ke babak utama LKG U-14. Hal itu sangat disyukuri karena SSB asal Depok, Jawa Barat itu, selalu gagal dalam empat play off sebelumnya.
”Akhirnya, setelah lima tahun mencoba, kami bisa lolos ke babak utama LKG. Ini sangat penting untuk meningkatkan gairah pembinaan di SSB kami dan juga mengangkat nama SSB ini ke level provinsi bahkan nasional,” ujar pelatih Budiono.
Pada musim perdana di LKG U-14, Budiono menyampaikan, timnya berupaya untuk langsung memberikan kejutan. Mereka tidak segan-segan memasang target juara atau minimal masuk tiga besar liga. Untuk mencapai itu, mereka akan melakukan sedikit pembenahan tim. Setidaknya, 50 persen pemain tim babak play off ini akan dipertahankan.
Sedangkan sisanya, akan diisi beberapa pemain dari SSB lain yang tidak berkesempatan ikut kompetisi rutin seperti LKG U-14. ”Saya rasa cara ini tidak salah. Sebab, hakekatnya, kami juga mau membina pemain potensial dari SSB lain. Toh, dengan main di LKG, mereka punya kesempatan untuk berkembang,” kata Budiono.
Di sisi lain, Budiono menuturkan, dirinya akan meningkatkan durasi latihan, yakni dari hanya tiga kali seminggu menjadi empat kali seminggu. Latihan utama yang akan ditingkatkan adalah fisik/stamina dan kekompakan/kerjasama. ”Sejauh ini, pemain kami masih kurang di stamina dan kerjasama. Mudah-mudahan, dengan latihan ekstra sebelum LKG dimulai, tim ini sudah jauh lebih baik dan siap,” ujarnya.
Target realistis
Tim lama yang kembali berkesempatan bermain di babak utama LKG U-14 memasang target lebih realistis. Siaga Pratama misalnya. Mereka harus ikut play off kali ini karena hanya berada di peringkat ke-10 LKG U-14 2018/2019. Mereka mengalami pengurangan satu poin per laga sampai kompetisi usai, sehingga tergusur ke papan bawah dan harus ikut play off. Pengurangan poin itu karena ada pemain mereka yang bermain di kompetisi selain LKG U-14.
Pelatih Siaga Pratama Kusnadi mengutarakan, di musim baru, mereka ingin berbuat lebih baik dibanding musim lalu. Setidaknya, mereka akan membuat komitmen lebih tegas dengan para orangtua pemain agar tidak terulang lagi ada pemain yang bermain di kompetisi atau liga selain LKG U-14. ”Kalau kemarin tidak mendapatkan pengurangan poin, mungkin kami sudah berada di lima atau tiga besar. Jadi, target lima atau tiga besar tetap prioritas kami di musim kali ini. Untuk mencapainya, kami juga harus dapat dukungan penuh dari orangtua pemain,” ujarnya.
Selain itu, Kusnadi mengatakan, dirinya juga akan meningkatkan durasi latihan dari biasanya sekitar 2 jam 30 menit per latihan menjadi 3 jam per latihan. Siaga Pratama biasanya melakukan latihan empat kali dalam seminggu. ”Fokus utama latihan tambahan untuk meningkatkan fisik dan stamina pemain. Kalau skill dan kerjasama, tim ini sudah bagus karena sudah berlatih bersama tiga-empat tahun lalu,” katanya.
Sedangkan tim yang gagal lolos berusaha menggambil hikmah dari kegagalan kali ini untuk lebih baik dipercobaan tahun depan. Pelatih Beringin Pratama Muhammad Erwin menuturkan, timnya masih sangat muda, yakni berusia 1-2 tahun lebih muda dibanding standar usia LKG U-14 yang kali ini rata-rata kelahiran 2005. Tak pelak, para pemain mereka punya postur lebih kecil dari para pemain tim-tim lain. SSB Beringin Pratama baru kali ini ikut play off LKG U-14.
”Dengan postur jauh lebih kecil, mereka tentu tidak bisa berbuat terlalu banyak. Apalagi, postur sangat berpengaruh di kompetisi kelompok usia seperti ini. Tapi, mereka sudah dapat banyak pengalaman dari play off kali ini. Kami yakin bisa lebih baik di play off tahun depan,” pungkas Erwin.