Korban Banjir Minta Pemkot Tangsel Sediakan Jaringan PAM
Warga kompleks perumahan Pesona Serpong, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan, Banten, mendesak pemerintah menyediakan jaringan air minum untuk kebutuhan air bersih mereka. Banjir yang melanda kawasan tersebut, pekan lalu, membuat sumur bor mereka tidak berfungsi maksimal.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Warga kompleks perumahan Pesona Serpong, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan, Banten, mendesak pemerintah menyediakan jaringan air minum untuk kebutuhan air bersih mereka. Banjir yang melanda kawasan itu, pekan lalu, membuat sumur bor mereka tidak berfungsi maksimal.
Aliran Sungai Cisadane yang berjarak sekitar 200 meter dari kompleks ini meluap pada Kamis (25/4/2019) tengah malam hingga Jumat (26/4/2019) pagi. Akibatnya, sekitar 250 rumah tergenang banjir.
Di rumah milik Gery Purwanto (38), tinggi air sekitar 1,5 meter. Berdasarkan pantauan pada Senin (29/4/2019), dapur dan ruang tamu rumahnya penuh dengan lumpur sisa banjir. Sebuah motor bergelimang lumpur tergeletak di dapur. Demikian pula pelantang suara dan laptop miliknya tidak sempat diselamatkan.
”Saat banjir, listrik mati. Akibatnya, sumur bor saya tidak bisa berfungsi,” katanya.
Listrik baru menyala pada Sabtu dini hari. Ini yang menyebabkan warga masih membersihkan rumah hingga Senin pagi. Di rumah Gery, sejumlah warga terlihat mengambil air untuk membersihkan perabotan rumah tangga.
”Saya pakai sumur bor karena tidak ada PAM di sini. Kalau ada, mending pakai air pemerintah. Sumur bor ini, kan, gede investasinya,” kata pria asal Cimahi, Jawa Barat, ini.
Pengajar salah satu sekolah tinggi kesehatan di Banten ini harus merogoh kocek sekitar Rp 15 juta untuk membuat sumur bor dengan kedalaman 64 meter. ”Kalau tidak sedalam itu, enggak ketemu airnya,” katanya.
Ketua Komunitas Siaga Bencana Pesona Serpong Timbul Harahap mengatakan, rata-rata warga kompleks mengandalkan sumur bor bantuan pemerintah. Di kompleks ini terdapat tiga titik sumur bor, satu di antaranya rusak. Sumur yang bernama sumur bor satelit itu dibuat oleh Dinas Tata Kota Bangunan dan Permukiman Tangerang Selatan tahun 2015.
Belakangan, kata Timbul, sumur bor itu tidak lagi bisa mengalirkan air ke semua rumah karena pengguna bertambah banyak. Pada Jumat siang, Timbul meminta air ke rumah Gery yang memiliki sumur bor sendiri.
”Sejak dulu kami berharap ada PAM di sini. Dua sumur satelit ini tidak lagi mencukupi. Pagi hari air sering macet,” katanya.
Belum tahu
Menanggapi keinginan warga itu, Kepala Divisi Pengelolaan Air Minum PT Pembangunan Investasi Tangerang Selatan (PITS) Dwisatia Nugraha belum bisa memastikan kapan Kecamatan Setu akan dilalui jaringan PAM. Ini disebabkan sumber airnya belum tersedia atau masih dalam proses perencanaan.
PT PITS merupakan badan usaha milik daerah Tangerang Selatan yang ditugaskan mengelola Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) Kali Angke di Kelurahan Pondok Benda, Pamulang. SPAM, yang menurut rencana beroperasi tahun 2020, baru akan memasok air untuk tiga wilayah di Tangerang Selatan, yaitu Pamulang, Ciputat, dan Ciputat Timur.