Korban Terus Bertambah, Pemda Diharap segera Bangun Posko
Hingga Senin (29/4/2019) pukul 08.30 WIB, jumlah meninggal sebanyak 29 orang dan 13 orang hilang. Sebagian besar korban berasal dari Kabupaten Bengkulu Tengah.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
BENGKULU TENGAH,KOMPAS—Jumlah korban banjir dan longsor di Bengkulu terus bertambah. Hingga Senin (29/4/2019) pukul 08.30 WIB, jumlah meninggal sebanyak 29 orang dan 13 orang hilang. Sebagian besar korban berasal dari Kabupaten Bengkulu Tengah, wilayah paling terdampak. Bahkan, dua kecamatan masih terisolir.
Data itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo saat berkunjung ke Kantor BPBD Provinsi Bengkulu, Senin (29/4). Hingga hari ke-3 bencana, ada 8 kabupaten dan 1 kota terdampak banjir dan longsor. “Jumlah orang yang terdampak 13.000 orang dan yang mengungsi masih sekitar 12.000 orang," kata dia.
Kawasan yang paling banyak parah terdampak adalah Kabupaten Bengkulu Tengah, dimana 22 orang meninggal dan 10 orang masih belum ditemukan. Dua kecamatan di kawasan tersebut masih terisolir, karena beberapa sarana infrastruktur rusak dan tertutup material longsor.
Berdasarkan hasil pemantauan lapangan, jumlah infrastruktur yang rusak juga bertambah. Data BPBD Bengkulu, sebanyak 184 rumah dan tujuh fasilitas pendidikan rusak. Adapun 40 sarana infrastruktur rusak dan terendam banjir.
Pemantauan Senin pagi, banjir di beberapa kawasan seperti di Kelurahan Tanjung Jaya, Tanjung Agung, Semarat, dan Kecamatan Sungai Serut sudah mulai surut. Sejumlah warga yang terdampak sudah membersihkan rumahnya dari material lumpur. Di beberapa titik, banjir juga masih merendam dengan ketinggian hingga 1 meter.
Doni berharap, pemerintah daerah fokus untuk penanganan pengungsi dengan mengirimkan logistik langsung ke beberapa lokasi terdampak di Bengkulu. “Saya menyarankan agar segera dibangun posko di bandara sehingga bantuan yang datang bisa langsung disalurkan,” katanya.
Sekretaris Daerah Bengkulu Nopian Andusti mengatakan, setelah dilakukan pemantauan, pihaknya akan segera membangun posko di daerah yang terisolir. “Kami juga akan mendirikan posko di Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu agar penyaluran bantuan bisa langsung dikoordinasikan,” katanya.
Sekreatris Daerah Kabupaten Bengkulu Tengah Edy Hermansyah menerangkan, kawasan Bengkulu Tengah memang paling tedampak karena kondisi geografis yang tergolong rentan. “Jarak antara kawasan gunung dengan laut hanya 30 meter, sehingga kondisi kawasan sangat curam,” ucapnya.
Jika kondisi ini tidak teratasi, bukan tidak mungkin, keadaan serupa akan berlanjut tahun berikutnya.
Selain banyak warganya yang menjadi korban bencana, Kabupaten Bengkulu Tengah juga mengalami kerusakan infrastrutur. Setidaknya, beberapa sekolah ruang kelasnya tidak bisa digunakan. “Bangunan tersebut, harus dihancurkan dan dibangun ulang karena kondisinya sudah membahayakan,” katanya.
Selain itu, ujar Edy, saat ini banyak warganya yang kehilangan sumber penghidupan karena banyak perkebunan hancur diterjang banjir dan longsor. Untuk itu, ia beharap agar pemerintah pusat memberikan bantuan untuk memulihkan kembali perkebunan mereka.
“Kalau logistik untuk satu minggu mungkin sudah cukup, tapi yang terpenting adalah bagaimana mereka hidup setelah perkebunan mereka hancur,” kata Edy.