Maskapai penerbangan domestik masih menganalisa pasar sebelum memastikan beroperasi di Bandara Internasional Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Promosi bandara itu harus lebih digencarkan agar menjadi pilihan masyarakat dalam berpergian. Kepastian pasar dibutuhkan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
WATES, KOMPAS — Maskapai penerbangan domestik masih menganalisis pasar sebelum memastikan beroperasi di Bandara Internasional Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Promosi bandara itu harus lebih digencarkan agar menjadi pilihan masyarakat dalam bepergian. Kepastian pasar dibutuhkan.
”Kalau pasarnya ada, otomatis semua airline (maskapai penerbangan) akan masuk ke sini (Bandara Internasional Yogyakarta). Sekarang, tinggal para stakeholder mengupayakan bandara ini bisa jadi ramai,” kata Vice President Network Management Citilink Tenten Wardhaya, di Bandara Internasional Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (29/4/2019).
Tenten menyampaikan, Citilink mulai beroperasi dengan rute baru dari Jakarta ke bandara baru tersebut pada 6 Mei 2019. Sebelumnya, maskapai penerbangan tersebut akan melakukan uji coba penerbangan pada 2 atau 3 Mei guna memastikan kesiapan bandara melayani penerbangan.
Nantinya, Citilink baru akan melayani tiga penerbangan dalam sepekan dari bandara tersebut. Jumlahnya akan bertambah bergantung dengan permintaan pasar. ”Kalau misalnya nanti permintaan banyak, pasti akan kami tambah. Analisis pasar terus dilakukan,” kata Tenten.
Jadi, orang mau masuk ke bandara itu harus mudah dan tahu bagaimana aksesnya. Fasilitas apa saja yang mendukung keberadaan bandara. Semua aspek harus diperhatikan. Pemerintah juga harus mendukung dengan regulasi yang mempermudah maskapai untuk beroperasi.
Tenten menyatakan, sebenarnya keberadaan Bandara Internasional Yogyakarta itu menambah pilihan bagi masyarakat yang ingin bepergian menggunakan pesawat dari dan menuju ke Yogyakarta. Tetapi, semua pihak perlu berusaha agar masyarakat mau menjadikan bandara tersebut sebagai pilihan mereka.
”Jadi, orang mau masuk ke bandara itu harus mudah dan tahu bagaimana aksesnya. Fasilitas apa saja yang mendukung keberadaan bandara. Semua aspek harus diperhatikan. Pemerintah juga harus mendukung dengan regulasi yang mempermudah maskapai untuk beroperasi,” ujar Tenten.
Area Manager DIY-Jateng Lion Air Group Widi Wiyati mengatakan, pihaknya juga masih berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait terkait pembukaan rute baru dari bandara tersebut. Ia telah mengajukan sejumlah rute baru, tetapi masih perlu menyesuaikan slot penerbangan dari bandara lainnya.
”Kami masih terus menganalisis pasar, kapasitas angkut, dan menyeleksi rute-rute mana yang bisa dimasuki secara potensial. Ini semua harus sejalan dengan permintaan pasar dan harus disesuaikan,” kata Widi.
Promosi bersama
Vice President Aeronautical Business PT Angkasa Pura I Rahadian D Yogisworo mengatakan, pihaknya menawarkan promosi bersama demi menarik minat maskapai domestik membuka rute baru di bandara tersebut. Rute baru menuju Bandara Internasional Yogyakarta dari setiap maskapai akan diiklankan di berbagai bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Sementara General Manager Bandara Internasional Yogyakarta Agus Pandu Purnama menyatakan, bandara baru itu sudah siap beroperasi seiring dengan diterbitkannya Sertifikat Bandar Udara (SBU) Bandara Internasional Yogyakarta bernomor 149/SBU-DBU/IV/2019 oleh Direktorat Jenderal Bandar Udara Kementerian Perhubungan pada 26 April 2019. Sertifikat tersebut menegaskan bandara sudah bisa melayani penerbangan domestik dan internasional.
Pandu menambahkan, kesiapan pelayanan juga dipenuhi dengan dilengkapinya dokumen persyaratan, seperti aeronautical information publication (AIP), Penetapan Kawasan Kepabeanan, tempat penimbunan sementara, dan tempat pemeriksaan imigrasi. Dokumen tersebut memastikan kesiapan bandara termasuk dari segi keamanan dan kedaruratan.
Adapun operasional yang akan dilakukan baru operasional minimum. Landasan pacu sudah sepenuhnya selesai dibangun dengan panjang lintasan 3.250 meter dan lebar 75 meter. Landasan pacu itu bisa didarati pesawat berbadan besar, seperti Boeing 777-300 dan Airbus A380. Sementara itu, sisi terminalnya baru selesai dikerjakan 12.900 meter persegi dari total 210.000 meter persegi.
Penerbangan internasional
Dalam waktu dekat, belum ada maskapai penerbangan internasional yang beroperasi di bandara baru tersebut. Yogisworo menyatakan, maskapai penerbangan internasional memerlukan waktu sekitar 8 pekan sebelum membuka rute baru. Mereka harus mengurus penyesuaian slot penerbangan dengan bandara lainnya lebih lama karena panjangnya rute penerbangan.
Yogisworo menambahkan, bandara baru itu mempunyai potensi besar untuk bisa ramai terisi penerbangan internasional. Terdapat 24 persen pasar wisatawan dari Eropa yang bisa diserap ke bandara tersebut. Terlebih lagi, DIY dan Jateng punya potensi pariwisata berupa Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang begitu diminati wisatawan Eropa.