BARCELONA, SABTU - Rafael Nadal meraih hasil yang tak biasa di lapangan tanah liat yang telah memberinya gelar “Raja”. Untuk pertama kalinya sejak 2015, dia tak juara dalam dua turnamen pertama tanah liat, ATP Masters 1000 Monte Carlo dan ATP 500 Barcelona. Nadal pun dalam bahaya untuk meraih gelar ke-12 di Grand Slam Perancis Terbuka, 26 Mei-9 Juni.
Nadal dihentikan Dominic Thiem pada semifinal ATP Barcelona, 4-6, 4-6, Sabtu (27/4/2019) tengah malam waktu Indonesia di lapangan dengan namanya “Pista Rafa Nadal”. Sepekan sebelumnya, petenis Spanyol itu, juga, tersingkir pada semifinal Monte Carlo Masters karena dikalahkan Fabio Fognini yang akhirnya menjadi juara.
ATP Barcelona dan Monte Carlo adalah turnamen, selain Perancis Terbuka, yang telah memberi Nadal 11 gelar juara, termasuk dalam tiga musim terakhir. Namun, kegagalan menuju final di Barcelona dan Monte Carlo pada tahun ini membuat posisinya sebagia favorit juara di Roland Garros, tempat berlangsungnya Perancis Terbuka, dalam bahaya.
Nadal bukan berarti tak bisa dikalahkan di lapangan yang telah memberinya 91,9 persen kemenangan itu. Dia juga bisa tampil buruk seperti ketika dikalahkan Fognini, 4-6, 2-6. Nadal, bahkan, menilai penampilan melawan petenis Italia itu sebagai yang terburuk di lapangan tanah liat dalam 14 tahun terakhir.
Kekalahan dari Thiem menjadi kekalahan keempat Nadal di tanah liat dari 12 pertemuan. Setidaknya sekali dalam setahun, petenis Austria berperingkat kelima dunia itu bisa mengalahkan Nadal.
Dia pun bergabung dengan Novak Djokovic sebagai petenis yang bisa menang empat kali atau lebih atas Nadal di tanah liat. Djokovic telah melakukannya tujuh kali.
Akan tetapi, Nadal tak khawatir. Dia, bahkan, menyebut penampilam di Barcelona telah meningkatkan kepercayaan dirinya menuju Perancis Terbuka setelah tersingkir pada semifinal Monte Carlo Masters.
Membandingkan penampilan dengan melawan Fognini, Nadal menyebut performanya saat melawan Thiem jauh lebih baik. “Melawan Fognini, saya tampil buruk. Tadi, saya bermain baik melawan petenis bagus. Fognini juga petenis bagus, tetapi saat itu saya tak tampil kompeititf. Hari ini, saya lebih kompetitif dan menikmati pertandingan tersebut,” tuturnya dalam laman resmi ATP.
Masih banyak yang bisa ditingkatkan dari performanya saat melawan Thiem, salah satunya dalam servis kedua. Hanya 43 persen poin yang dimenangi dari servis kedua, lebih kecil dari persentase poin servis kedua Thiem yang mencapai 69 persen.
“Servis menjadi penentu hasil pertandingan hari ini. Servis kedua saya tak bagus dan itu mempengaruhi kepercayaan diri saya, termasuk saat melakukan servis pertama,” katanya.
Sebelum Perancis Terbuka, Nadal pun masih memiliki waktu untuk membenahi performanya pada dua turnamen Masters 1000, yaitu di Madrid, 5-12 Mei, dan Roma, 12-19 Mei.
Kesempatan Kedua Thiem
Menang dari Nadal melalui penampilan yang agresif, Thiem memiliki kesempatan kedua untuk meraih gelar pertama di Barcelona. Dia mencapai tahap yang sama pada 2017, namun impiannya digagalkan Nadal.
“Saya sangat bangga saat bisa mengalahkannya karena Rafa adalah pemain terbaik di lapangan tanah liat. Kami selalu menjalani pertandingan bagus pada masa lalu, begitu pula hari ini. Saat ini, saya lebih beruntung dan saya menang,” ujar Thiem.
Dalam kesempatan kedua kali ini, pada final yang berlangsung Minggu malam waktu Indonesia, Thiem berhadapan dengan petenis Rusia berperingkat ke-14 dunia, Daniil Medvedev. Itu menjadi pertemuan kedua di antara mereka setelah Thiem mengalahkan Medvedev pada perempat final ATP ST Petersburg 2018.
Jika menang, Thiem akan menambah 12 gelar yang telah diraihnya, delapan di antaranya dari lapangan tanah liat. Maret lalu, dia menjuarai turnamen terbesarnya, Indian Wells Masters, yang berlangsung di lapangan keras.
Bagi Medvedev, kemenangan atas Nishikori akan mengantarkannya pada gelar juara tanah liat untuk pertama kalinya. Petenis yang bersaing di arena profesional sejak 2014 itu telah meraih empat gelar yang didapat dari lapangan keras.
Sementara, final turnamen putri WTA Stuttgart, yang juga berlangsung Sabtu malam, mempertemukan Petra Kvitova dan Anna Kontaveit. Dalam semifinal, Kvitova menang atas Kiki Bertens, 7-6 (3), 3-6, 6-1. ADapun Kontaveit menang tanpa tanding atas Naomi Osaka yang tak jadi tampil karena cedera perut. (REUTERS)