Kegagalan Kevin /Marcus di final Kejuaraan Asia menjadi lampu kuning jelang kualifikasi Olimpiade. Untuk tahun keempat, bulu tangkis Indonesia gagal di Kejuaraan Asia.
WUHAN, MINGGU - Kekalahan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon pada final Kejuaraan Asia Bulu Tangkis di Wuhan, China, Minggu (28/4/2019), menjadi kekalahan dengan skor terburuk. Hal itu menjadi ”lampu kuning” bagi ganda putra nomor satu dunia tersebut menghadapi kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 yang dimulai pekan ini.
Kevin/Marcus kalah 18-21, 3-21 dari Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang) pada laga final yang usai hanya dalam 35 menit. Ini menjadi kegagalan kedua Kevin/Marcus menjadi juara Asia setelah tersingkir pada perempat final 2016.
Kekalahan pertama dari Endo/Watanabe, peringkat kesembilan dunia, adalah skor terburuk mereka sejak final Grand Prix Gold Taiwan, Juli 2015. Saat itu, ”Minions” kalah, 13-21, 8-21 dari Fu Haifeng/Zhang Nan (China). Namun, ketika itu Kevin/Marcus baru berpasangan tujuh bulan dan belum menjadi pasangan top dunia.
Saat ini, Kevin/Marcus berada di puncak peringkat dunia setelah meraih tujuh gelar juara (2017), sembilan gelar (2018), dan dua gelar pada dua turnamen pertama 2019.
Akan tetapi, sejak tersingkir pada babak pertama All England, prestasi mereka menurun. Mereka kalah pada perempat final Malaysia Terbuka, semifinal Singapura Terbuka, lalu final Kejuaraan Asia.
Asisten pelatih ganda putra Aryono Miranat mengatakan, tak ada masalah serius yang dihadapi Kevin/Marcus. ”Penampilan memang menurun. Masalahnya, semua lawan sudah hafal pola main mereka. Ini harus jadi perhatian, karena ada kemungkinan hasil ini berpengaruh pada mental mereka,” tutur Aryono.
Kondisi itu terlihat pada penampilan di gim kedua melawan Endo/Watanabe. Kevin/Marcus langsung tertinggal, 1-11, karena kesulitan menembus pertahanan Endo/Watanabe. Pada perebutan salah satu poin misalnya, sebanyak 10 smes yang dilancarkan Kevin/Marcus gagal menghasilkan angka, sebaliknya, lawan bisa meraih poin melalui serangan balik hanya dengan satu smes.
Terlihat putus asa karena sulit menambah angka, Kevin/Marcus terus menerus membuat kesalahan. Bahkan, mereka beberapa kali terlihat sengaja membuang bola."Pada gim kedua, tenaga saya agak habis dan lawan tidak mudah dimatikan. Hari ini bolanya lebih berat dari kemarin. Mungkin jadinya seperti kurang percaya diri karena tenaganya sudah terkuras dari kemarin," jelas Marcus dalam laman resmi PP PBSI.
Dengan hasil ini, Indonesia pun gagal meraih gelar juara Asia dalam empat tahun beruntun. Pemain terakhir yang mendapatkan gelar tersebut adalah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pada 2015.
Selain ganda putra, Jepang mendapat gelar dari nomor tunggal, melalui Kento Momota (putra) dan Akane Yamaguchi (putri). Adapun China meraih gelar dari Wang Yilyu/Huang Dongping (ganda campuran) dan Chen Qingchen/Jia Yifan (ganda putri).
Kualifikasi
Setelah Kejuaraan Asia, sebagian besar pemain pelatnas utama, kecuali di ganda putra, akan bertanding di Selandia Baru Terbuka berlevel BWF World Super 300. Pemain-pemain yang akan tampil di Selandia Baru, di antaranya Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie (tunggal putra), Gregoria Mariska Tunjung, Fitriani (tunggal putri), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta (ganda putri), Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, Hafiz Faizal,Gloria Emanuelle Widjaja (ganda campuran). Greysia Polii/Apriyani Rahayu batal tampil karena cedera lengan yang dialami Greysia.
Turnamen itu menjadi salah satu turnamen dalam pekan pertama kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung 29 April 2019-26 April 2020. Pada masa itu, poin yang didapat pemain dari turnamen digunakan untuk perhitungan Olimpiade. Daftar peringkat dunia pada 30 April 2020 akan digunakan untuk menentukan kuota setiap negara untuk Tokyo 2020.
BWF menetapkan, setiap negara bisa mendapat kuota maksimal dua wakil di setiap nomor dengan syarat tertentu. Syarat untuk nomor tunggal adalah menempatkan minimal dua wakil pada peringkat 16 besar, adapun untuk ganda berada pada peringkat delapan besar. Daftar peringkat tersebut hanya digunakan untuk menentukan kuota, sedangkan nama atlet yang berhak tampil di Tokyo 2020 ditentukan oleh federasi bulu tangkis setiap negara.
Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi pernah mengatakan, dalam masa kualifikasi, hasil yang didapat pemain dalam suatu turnamen tak boleh meleset terlalu jauh dari target, apalagi jauh lebih buruk dari hasil pada tahun sebelumnya. Jika itu terjadi, mereka akan kehilangan poin cukup besar.