Perenang-perenang elite Indonesia diminta meniru semangat Adinda Larasati Dewi saat latihan maupun kejuaraan. Semangat itu merupakan modal untuk mengukir prestasi.
JAKARTA, KOMPAS –Tampil mewakili Jawa Timur, Adinda Larasati Dewi dinobatkan sebagai perenang putri terbaik dalam Festival Akuatik Indonesia 2019 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (28/4/2019). Dalam kejuaraan yang termasuk kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 itu, Adinda mampu memecahkan tiga rekor nasional, mengoleksi tujuh emas dan satu perak.
Pencapaian Adinda membawa Jatim juara umum dengan 34 emas, 23 perak, dan 19 perunggu. Di bagian putra, A Fadlan Prawira (Jawa Barat) juga dinobatkan sebagai perenang terbaik dengan perolehan enam emas dan dua perak.
Di hari terakhir kejuaraan, Adinda memecahkan rekor nasional 200 meter gaya kupu-kupu dengan waktu 2 menit 12,84 detik pada babak penyisihan, mempertajam rekor lama miliknya 2 menit 12,92 detik. Sebelumnya, Adinda mencetak rekor nasional 100 meter dan 50 meter gaya kupu-kupu.
Wakil Ketua Umum PB PRSI Harlin Rahardjo menuturkan, Adinda mempunyai komitmen latihan kuat. ”Meskipun pelatnas belum mulai, dia menjalani semua program latihan di daerah dengan maksimal. Kadang dia berlatih dengan perenang putra. Sama sekali tidak ada kendornya. Mental itu harus ditiru atlet lain,” ujar Harlin.
Harlin menjelaskan, mundurnya jadwal pelatnas memang dapat memengaruhi penampilan atlet. Namun, selama atlet punya kemauan keras untuk berusaha di tengah kondisi yang tidak ideal, pasti hasilnya juga menggembirakan. ”Jangan kita terus menyalahkan keadaan. Mulailah berpikir apa yang bisa kita lakukan agar latihan tidak kendor,” katanya.
Catatan waktu Adinda pada nomor 200 m gaya kupu-kupu hanya terpaut 0,81 detik dengan peraih emas SEA Games 2017, yaitu Quah Jin Wen dari Singapura (2 menit 12,03 detik). Menurut Harlin, Adinda harus bisa meningkatkan waktu 2-3 detik agar berpeluang meraih emas SEA Games 2019.
”Masih ada waktu 6-7 bulan persiapan. Dengan konsistensi kinerja seperti sekarang, mudah-mudahan hasilnya bisa bagus,” kata Harlin.
Adinda, bersama sembilan perenang elite Indonesia akan bergabung dalam pelatnas. Mereka akan belatih dan uji tanding ke luar negeri untuk meningkatkan kemampuan dan melatih mental. Di nomor 200 m gaya kupu-kupu, Indonesia harus bersaing dengan lawan tangguh dari Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Gembira
Adinda mengaku sangat gembira bisa memecahkan rekornas dan dinobatkan sebagai perenang terbaik. ”Sama sekali tidak menyangka bisa memecahkan rekornas. Tahun lalu saya sulit sekali untuk mendapatkan catatan waktu terbaik. Saya lalu berlatih lebih keras. Prestasi ini membuat saya lebih semangat berlatih,” katanya.
Adinda mengenal renang sejak usia tiga tahun, mengikuti jejak kakaknya yang lebih dulu berlatih. ”Saya terinspirasi jadi perenang melihat Nancy Suryaatmadja dari klub renang Hiu, Surabaya. Saya lihat dia banyak dapat prestasi dan cantik. Itu motivasi saya,” katanya.
Di nomor bergengsi 50 m gaya bebas putra, Triadi Fauzi (Jabar) merebut emas dengan waktu 23,39 detik. Medali perak untuk Gagarin Nathaniel Yus (24,26 detik) dan perunggu diraih I Gede Siman Sudartawa (24,50 detik).
Pada nomor 50 m gaya bebas putri, emas diraih Istri Kania Ratih (Bali) dengan waktu 26,56 detik. Adinda di urutan kedua (26,68 detik) disusul Patrisia Yosita (DKI) dengan waktu 27,08 detik.
Pada klasemen umum, Jabar berada di urutan kedua dengan 21 emas, 21 perak, dan 15 perunggu, disusul DKI Jakarta (21 emas, 17 perak, dan 27 perunggu), serta Bali, Riau, dan Jateng di posisi selanjutnya.