Direktur TKN dan Wakil Ketua BPN Zikir Bersama demi Persatuan Indonesia
Oleh
Hamzirwan Hamid
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemilihan Umum 2019 merupakan momentum menentukan arah Indonesia menjadi lebih baik dengan terpilihnya presiden, wakil presiden, dan wakil rakyat yang amanah, jujur, dan membela kepentingan rakyat. Bangsa Indonesia pun memiliki kearifan lokal yang menjadi daya rekat kuat sebagai modal agar Pemilihan Presiden 2019 tidak menyisakan keretakan sosial karena perbedaan pilihan politik.
Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Maman Imanulhaq, dan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Priyo Budi Santoso, menyepakati bahwa Pemilu 2019 membawa Indonesia menjadi lebih baik dan maju. Kedua tokoh yang berbeda pandangan politik dalam Pilpres 2019 ini pun berkolaborasi menggelar ”Zikir untuk Negeri” di kawasan Hutan Sancang, Garut, Jawa Barat, Senin (29/4/2019) malam.
”Saya dengan Kang Maman sengaja melakukan zikir bersama agar negeri ini kembali tenang dan damai. Kami yang berbeda harus tetap memegang prinsip ukhuwah, persaudaraan,” tutur Priyo yang juga Sekretaris Jenderal Partai Berkarya.
Priyo mengatakan, apabila elite sudah memberi contoh pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan, tidak akan ada para pendukung pasangan calon presiden yang melakukan hal-hal di luar jalur konstitusi. Priyo pun meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjalankan proses pemilu secara transparan agar masyarakat tenang, bersabar, dan menerima hasilnya dengan legowo.
Maman pun sepakat dengan Priyo. Maman mengajak semua pihak untuk sama-sama bersabar menunggu proses pemilu dan menyerahkan semuanya kepada KPU.
”Kita bersyukur karena pemungutan suara berjalan lancar. Terima kasih kepada rakyat Indonesia yang telah membuktikan bahwa demokrasi kita bisa berjalan dengan baik, damai, dan aman,” ujar Maman yang juga anggota Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa ini.
Maman mengajak semua pihak bersabar menunggu hasil real count KPU. Masyarakat diajak untuk tidak menghiraukan pernyataan ataupun manuver kelompok-kelompok tertentu yang ingin membangun persepsi kegentingan atau ketegangan setelah Pemilu 2019, termasuk membangun narasi kecurangan.
”Kita serahkan kepada mekanisme yang ada apabila menemukan kecurangan, baik yang dirugikan itu pihak 01 atau 02. Lapor kepada Bawaslu, jangan ke media sosial. Mereka yang terus membangun narasi kecurangan itulah sejatinya sedang melakukan kecurangan,” tutur Maman.
Doa untuk KPPS
Dalam kesempatan ini, kedua kubu yang pernah berseteru dalam Pilpres 2019 sama-sama duduk bersimpuh mendoakan dengan khusyuk agar Indonesia tetap aman dan damai. Mereka juga mendoakan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal. Berdasarkan data terakhir, ada 272 orang yang meninggal dan 1.878 orang yang sakit.
Doa bersama di pinggir Pantai Muara di kawasan Hutan Sancang dipimpin KH Asep dari Majelis 517 Cikalong Wetan, Bandung. Kegiatan ini diikuti sejumlah politikus dan organ sukarelawan dari sejumlah daerah di Jabodetabek dan Jawa Barat.
”Di atas segala ikhtiar kita, doa adalah senjata orang yang beriman untuk membuka rahmat Allah SWT sehingga Indonesia tetap damai dan para pejuang demokrasi yang dicatat sebagai sahid di jalan Allah,” ujar Asep.