Masa lanjut usia seringkali dipandang sebagai masa ketika seseorang tak lagi produktif. Pandangan ini tak sepenuhnya benar. Ini seperti terlihat dari Pendiri PT Kalbe Farma Tbk Boenjamin Setiawan yang kini sudah berusia 86 tahun.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Masa lanjut usia sering kali dipandang sebagai masa ketika seseorang tidak lagi produktif. Padahal, pada masa itu seseorang masih dapat beraktivitas dengan penuh semangat asalkan dapat mengatur pola hidup, mengonsumsi makanan yang sehat, dan berolahraga.
Ini seperti yang terlihat dari pendiri PT Kalbe Farma Tbk, Boenjamin Setiawan. Dia masih dapat beraktivitas dengan bugar pada usianya yang sudah menginjak 86 tahun. Tak hanya itu, dia masih mampu mengurus perusahaannya.
”Kuncinya bekerja dan bekerja lagi. Jangan pernah berhenti bekerja. Kalau berhenti bekerja, penuaan akan terjadi kemunduran dan penuaan dengan cepat,” kata Boenjamin dalam acara peringatan Hari Lanjut Usia Nasional bertajuk ”Senior Bugar di Era Milenial”, di Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Ia tidak memungkiri, ketika memasuki masa tua, fungsi fisiknya akan berkurang, di antaranya sulit mendengar dan melihat dengan jelas. Meski demikian, Boenjamin tidak mau kalah dengan situasi tersebut. Ia membuat dirinya tetap optimistis dengan memiliki target untuk dapat hidup lebih panjang.
Selain terus bekerja, ia memperkaya pengetahuannya dengan belajar menggunakan teknologi, seperti internet. Agar tubuhnya tetap sehat, ia pun berolahraga rutin dan bersosialisasi.
Salah satu olahraga paling mudah yang dapat dilakukan adalah berjalan kaki. Ia juga terus bersosialisasi dengan tetangga. Olahraga dan bersosialisasi dapat dilakukan secara bersama-sama dengan cara berdansa. Kegiatan ini akan membawa suasana hati menjadi gembira sehingga membuat umur menjadi panjang. Selain itu, penting untuk mengonsumsi makanan yang sehat.
Dokter spesialis gizi Klinik Rumah Sakit Mayapada, Arti Indira, pun memberikan tip bagi lansia. Dalam memilih makanan, misalnya, lansia perlu mengonsumsi makanan yang memiliki sumber protein, bukan makanan yang digoreng. Selain itu, penting untuk mengonsumsi buah-buahan dan susu tanpa kalori.
Selain itu, berat badan termasuk hal lain yang perlu dijaga. Untuk itu, lansia perlu diet. Namun, diet tetap harus memperhatikan gizi yang seimbang. Asupan karbohidrat, protein, dan mineral, misalnya, dapat disesuaikan dengan berat badan, status gizi, dan jenis kelamin.
Jika menjumpai lansia yang tidak memiliki nafsu makan, perlu diselidiki penyebabnya. Bisa jadi penyebabnya karena ada gangguan saluran pencernaan atau penyakit lainnya. Di luar itu, bisa juga karena emosi lansia tersebut sebab emosi ikut memengaruhi selera makan.
Sebagai contoh, lansia yang merasa kurang mendapat dukungan dari keluarga bisa berpengaruh pada selera makannya.
Kemudian, aktivitas fisik dan berolahraga secara rutin juga penting. Olahraga yang paling mudah adalah jalan kaki. Namun, untuk mengurangi massa lemak dan membentuk otot, orang tua bisa olahraga seperti yoga dan taici.
Lansia juga tetap dapat bekerja sesuai dengan kekuatan fisiknya. Orang yang sudah terbiasa bekerja keras pada umumnya memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang jarang bekerja.