JAKARTA, KOMPAS – Komite Olimpiade Indonesia hanya mendaftar untuk mengikuti 35 dari 40 cabang yang dipertandingkan pada SEA Games 2019 Filipina. Namun, partisipasi pada cabang yang didaftarkan itu tergantung pada prestasi dan hasil pelatnas.
”Kami akan pantau terus perkembangan pelatnas semua cabang. Kalau tidak menunjukkan perkembangan berarti, kami tidak akan mengirim mereka,” ujar Sekretaris Jenderal KOI Hellen Sarita de Lima ditemui di Jakarta, Senin (29/4/2019).
Hellen mengatakan, lima cabang tidak didaftarkan beberapa alasan. Salah satunya Indonesia tidak memiliki atlet pada cabang tersebut, yakni arnis dan obstacle race. Hal lain adalah karena keterlambatan mendaftar, antara lain polo berkuda dan triathlon.
”Jadwal pendaftaran cabang atau entry by number SEA Games 2019 berakhir pada 15 Maret. Adapun polo berkuda dan triathlon baru memasukan usulan pendaftaran pada 20-21 Maret. Sudah tidak mungkin bisa lagi,” katanya.
Dari 35 cabang itu, Hellen menjelaskan, KOI maupun Kementerian Pemuda dan Olahraga akan mempertimbangkan prestasi dua tahun terakhir dan peluang cabang itu meraih medali di pesta olahraga antar negara Asia Tenggara ke-30 itu. Jika tidak ada peluang, mereka tidak akan dikirim karena alasan penghematan anggaran.
Kepastian pengiriman cabang juga ditentukan oleh perkembangan pelatnas cabang tersebut. Selama melakukan pelatnas dari awal hingga mendekati tenggat pendaftaran atlet atau entry by name SEA Games 2019 pada 2 September, mereka harus menunjukkan grafik menjanjikan.
”Nantinya, keputusan pengiriman cabang akan dirapatkan KOI bersama Kemenpora dan perwakilan cabang. Jadi, keputusannya tidak sebelah pihak dari KOI saja melainkan melibatkan semua pihak. Hal itu untuk memghindari kegaduhan,” tutur Hellen.
Hellen menuturkan, dari jumlah awal 56 cabang, jumlah cabang di SEA Games 2019 akhirnya diputuskan hanya 40 cabang dengan 530 nomor pertandingan. Bila ikut di 35 cabang, kontingen atlet Indonesia diperkuat 800-900 atlet. Sebagaimana instruksi Kemenpora, komposisi kontingen itu terdiri dari 60 persen atlet yunior/pelapis dan 40 persen atlet elite.
Fokus medali emas
Pelaksana Tugas Harian Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora Chandra Bhakti mengutarakan, pihaknya memastikan cabang yang punya potensi emas di SEA Games 2019 akan dikirim. Selain itu, mereka juga akan memberikan kesempatan cabang berpotensi medali untuk berpartisipasi.
Untuk cabang baru, mereka harus membuktikan diri dalam satu-dua kejuaraan internasional yang diikuti selama masa pelatnas. Jika mereka tidak bisa menunjukkan prestasi menjanjikan, mereka tidak akan dikirim. ”Anggaran mereka akan dialihkan ke cabang-cabang potensi emas atau medali agar bisa meraih hasil lebih optimal,” ujarnya.
Data laporan Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora tentang Sosialisasi Rencana Persiapan Atlet Menuju SEA Games 2019 dan ASEAN Paragames 2020 di Filipina serta Olimpiade dan Paralimpiade 2020 di Tokyo per 6 Januari 2019, dari semua cabang yang ada di SEA Games 2019, Indonesia tidak punya peluang meraih medali sedikitnya di 11 cabang. Cabang-cabang itu adalah arnis, floorball, hoki bawah air, hoki es, kickboxing, lawnbowl dan petanque, muay, netball, obstacle race, polo berkuda, dan rugbi tujuh.
Manajer tim bola tangan pantai Andi A Zamzami menyampaikan, Indonesia memang baru terjun di cabang bola tangan pantai sejak awal tahun ini guna mengikuti SEA Games. Karena itu mereka tidak punya jejak prestasi dua tahun terakhir. Namun, mereka berharap tetap bisa dikirim ke SEA Games. ”Kalau tidak sekarang, kapan lagi kami bisa menimbah pengalaman dan mulai mengembangkan olahraga ini di Indonesia,” katanya.