Kementerian Perhubungan berupaya terus meningkatkan jaminan keselamatan dan keamanan penerbangan sipil di Indonesia sesuai standar keselamatan dan keamanan internasional. Untuk mewujudkannya, Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Udara membuat nota kesepahaman bersama Basarnas dan BMKG.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·2 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Kementerian Perhubungan berupaya terus meningkatkan jaminan keselamatan dan keamanan penerbangan sipil di Indonesia sesuai standar keselamatan dan keamanan internasional. Untuk mewujudkannya, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara membuat nota kesepahaman bersama dengan Badan SAR Nasional serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
Penandatanganan naskah kesepahaman bersama antara Ditjen Perhubungan Udara, Basarnas, dan BMKG dilangsungkan di area Terminal Kedatangan Domestik Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Selasa (30/4/2019). Pihak Ditjen Perhubungan Udara diwakili Direktur Navigasi Penerbangan Asri Santosa.
Melalui penandatanganan nota kesepahaman itu, menurut Asri, pemerintah berupaya menjaga standar keselamatan dan keamanan penerbangan sipil di Indonesia.
Dalam sambutannya, Asri menyatakan, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) menilai, keselamatan penerbangan sipil di Indonesia semakin membaik.
”Penilaian ICAO tentang pemenuhan tingkat kepatuhan Indonesia dalam implementasi keselamatan penerbangan sipil ini menjadi landasan dan dasar untuk mempertahankan capaian itu dan meningkatkan capaian tersebut,” kata Asri.
Ditjen Perhubungan Udara sepakat bekerja sama dengan Basarnas dalam mendukung pencarian dan pertolongan pada kecelakaan pesawat udara serta kegiatan lain, antara lain pertukaran data dan informasi serta registrasi dan uji fungsi peralatan emergency locator transmitter (ELT).
Adapun kesepakatan Ditjen Perhubungan Udara dengan BMKG dalam hal penyelenggaraan pelayanan dan pengendalian informasi meteorologi penerbangan serta koordinasi dalam pelaporan ke ICAO.
Sekretaris Utama Basarnas Dianta Bangun mengatakan, pihaknya mendukung dan menyepakati peningkatan kerja sama dengan Ditjen Perhubungan Udara karena keamanan dan keselamatan penerbangan serta penumpang menjadi prioritas bersama. Kesepakatan dengan Ditjen Perhubungan Udara, menurut Dianta, menjadi penting terkait koordinasi dan kolaborasi dalam pelaksanaan teknisnya.
”Ada sinergi dalam pelaksanaan tugas di lapangan. Ini berujung pula pada peningkatan kinerja Basarnas,” ujar Dianta.
Serangkaian dengan penandatanganan nota kesepahaman itu, diselenggarakan pula pameran peralatan dan prosedur, antara lain Basarnas, PT Angkasa Pura II, dan BMKG, di area Terminal Kedatangan Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Seremoni penandatanganan nota kesepahaman itu dihadiri sejumlah pimpinan instansi, antara lain dari BMKG Wilayah III Denpasar, TNI AU, Polda Bali, direksi PT Angkasa Pura I, direksi PT Angkasa Pura II, dan Perum LPPNPI (AirNav Indonesia).
Selain itu, dilangsungkan pula sejumlah simulasi penanganan insiden di kawasan bandara, antara lain simulasi penanganan bencana gempa dan evakuasi petugas, simulasi penanganan bom, penangkapan penjahat, dan simulasi evakuasi penumpang. Simulasi itu melibatkan kepolisian, tentara, dan pengamanan internal bandara.