JAKARTA, KOMPAS— Perkembangan kota harus ditopang oleh sistem penyangga ketahanan pangan. Di tengah semakin banyaknya penduduk yang tinggal di kota dan degradasi lahan pertanian, penyediaan pangan menjadi tantangan besar pada masa depan, terutama di wilayah perkotaan.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan, jumlah penduduk Indonesia mencapai 318 juta jiwa pada 2045. Ketika itu, porsi penduduk perkotaan diperkirakan mencapai 67 persen, tumbuh dibandingkan dengan situasi tahun 2015 yang mencapai 53 persen.
Terkait hal tersebut, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) meluncurkan inisiatif ”Food for the Cities” tahun 2001 sebagai salah satu upaya mengatasi tantangan urbanisasi. Adapun Kementerian Pertanian pada 2017 mengenalkan konsep pengembangan wilayah penyangga pangan.
Direktur Pengembangan Agribisnis Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas) Indonesia, perusahaan pengembangan jaringan pasar induk, Soekam Parwadi, Senin (29/4/2019), berpendapat, langkah yang perlu ditempuh perkotaan untuk membangun ketahanan pangan, antara lain, dengan menggerakkan pertanian kota dan membangun pola distribusi yang memotong rantai pasok dari daerah penghasil.
Hal lain dilakukan lewat program belanja komunal secara daring untuk memotong rantai. Selain dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menurut Soekam, pola yang sama juga dibangun oleh kota lain, seperti Surabaya, Palembang, Denpasar, dan Semarang.
Menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, ketahanan pangan kota ditempuh dengan mengidentifikasi komoditas yang dibutuhkan warga, lalu memetakan kemampuan daerah sekitar untuk memproduksi bahan pangan.
Dia mencontohkan kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). ”Lampung menyuplai buah dan sayur; Jawa Barat menyuplai ayam, telur, dan beras; serta Banten menyuplai jagung (ke Jabodetabek),” ujarnya.
Kesiapan pasokan pangan penting bagi Jakarta yang 98 persen kebutuhan pangannya dipasok dari luar wilayah itu. Asisten Perekonomian dan Keuangan Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati mengatakan, DKI Jakarta melakukan kontrak pertanian dengan daerah penghasil untuk memastikan pasokan.
Menurut Direktur Pangan dan Pertanian Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas R Anang Noegroho Setyo Moeljono, ketahanan pangan wilayah perkotaan menjadi salah satu fokus Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Dalam rencana tersebut, ketahanan pangan dijaga dengan memperkuat ketersediaan dan akses pangan. Rantai logistik terus diperbaiki agar distribusi makin lancar. (KRN/JUD/IRE/NSA/FLO/OKA/SYA/ITA/NIK/TAM/IDO)