Menteri ESDM Dorong Gubernur Evaluasi Izin Tambang
Oleh
ICHWAN SUSANTO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mendorong agar gubernur mengevaluasi izin-izin tambang yang berada di Bengkulu. Ini terkait dugaan aktivitas tambang batubara yang menjadi pemicu bencana alam banjir dan longsor yang menewaskan 29 jiwa dan 13 orang dinyatakan hilang.
"Delapan tambang di Bengkulu sejauh pengetahuan kami izin diterbitkan masing-masing kabupaten. Di UU Pemda 2014 IUP dipindahkan ke provinsi," ujar Jonan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Senin (29/4/2019), di Jakarta, ketika ditanya terkait tambang dan banjir-longsor di Bengkulu.
Delapan tambang di Bengkulu sejauh pengetahuan kami izin diterbitkan masing-masing kabupaten.
Ia pun meminta agar dokumen lingkungan – terkait analisis mengenai dampak lingkungan – dicek. Dokumen ini disetujui Komisi Amdal lalu ditandatangani oleh gubernur atau bupati.
“Lalu persyaratan aturan mining practise (praktik pertambangan) sudah diterapkan belum. Kesulitan kami adalah aturan mining practise dan penegakannya di lapangan,” kata dia.
Jonan mengungkapkan apabila izin usaha pertambangan itu berada dalam kewenangannya akan dicabut. “Kalau di gubernur ya gubernur yang evaluasi,” kata dia.
Prioritas penanaman pohon
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan hasil analisis Daerah Aliran Sungai di Bengkulu, sekitar 80,55 persen lebih area berupa pertanian lahan kering dan campuran serta 10,47 persen semak belukar, dan sisanya permukiman serta kebun. “KLHK tempatkan Bengkulu sebagai prioirtas untuk penanaman pohon,” kata Siti.
Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Saparis Soedarjanto mengatakan total luas DAS Bengkulu 150.202,706 ha di Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu. DAS terbagi dalam sub-DAS Susup, Rindu Hati, dan Bengkulu Hilir.
Sebagian besar wilayah DAS Bengkulu reliefnya datar atau memiliki kelerengan 0 – 8 persen. “DAS Bengkulu merupakan DAS Prioritas I secara nasional di wilayah Provinsi Bengkulu dan termasuk DAS yang dipulihkan,” kata dia.
DAS Bengkulu merupakan DAS Prioritas I secara nasional di wilayah Provinsi Bengkulu dan termasuk DAS yang dipulihkan.
Lebih lanjut, ia mengatakan Sub-DAS Bengkulu Hilir, khususnya di wilayah kejadian banjir, merupakan wilayah yang berdekatan dengan permukaan laut. Elevasi/kelerengan lokasi bencana sekitar 0-8 persen dan ketinggian 0-15 meter di atas permukaan laut.
Saparis menjelaskan tipe banjir merupakan kombinasi banjir genangan (rutin terjadi) dan banjir rob. Banjir dipicu hujan dengan intensitas lebat/ekstrem selama 3 hari berturut-turut. Rata-rata curah hujan sekitar 126,575 mm per hari pada bagian hilir DAS Bengkulu dan rata-rata curah hujan 245,667 mm per hari pada bagian hulu DAS Bengkulu.
Daerah terdampak banjir memiliki topografi yang relatif datar dan terpengaruh sistem pantai atau dataran alluvio-marine. Tingginya curah hujan pada daerah bagian hulu DAS Bengkulu yaitu catchment area Sub DAS Susup dan sub DAS Rindu Hati sebesar 245,667 mm per hari yang berlangsung selama enam jam menyebabkan banjir.
Tingginya curah hujan pada daerah bagian hulu DAS Bengkulu sebesar 245,667 mm per hari yang berlangsung selama enam jam menyebabkan banjir.
“Bentuk daerah tangkapan air segitiga, bentuk paling rawan terjadi limpasan karena hujan yang jatuh di berbagai titik langsung menuju dan terkonsentrasi pada titik outlet dengan jarak yang pendek,” kata dia.
Akibatnya, waktu konsentrasi sangat pendek sehingga menimbulkan konsentrasi air dengan volume besar cepat datang dan debit banjir sangat besar. Berdasarkan peta rawan limpasan sebagian besar DAS Bengkulu memiliki potensi tinggi dan ekstrim sehinga pasokan air sangat besar saat curah hujan tinggi. Sedangkan menurut peta rawan banjir, DAS Bengkulu memiliki potensi rawan dan sangat rawan banjir, baik pada bagian hilir DAS maupun bagian hulu DAS.