18 Desa Diterjang Banjir Luapan Kali Lamong, Dua Meninggal
Banjir luapan Kali Lamong Kamis (2/5/2019) menerjang 18 desa di empat kecamatan Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Selain merendam ribuan rumah dan ratusan hektar sawah, banjir juga menyebabkan dua orang meninggal.
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·2 menit baca
GRESIK, KOMPAS — Banjir luapan Kali Lamong, Kamis (2/5/2019), menerjang 18 desa di empat kecamatan Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Selain merendam ribuan rumah dan ratusan hektar sawah, banjir juga menyebabkan dua orang meninggal.
Yudha Bhima Putra (14), warga Pucung, Kecamatan Balongpanggang, meninggal terseret arus. Siswa SMP ini sebelumnya ikut membagikan makanan kepada korban banjir di desanya. Satu korban lagi (identitas belum diketahui) meninggal saat epilepsinya kambuh ketika banjir menerjang Desa Kedungrukem, Kecamatan Benjeng. Tiga orang di Desa Deliksumber, Kecamatan Benjeng, sempat terseret arus, tetapi selamat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gresik Tarso Sugito menyebutkan, wilayah yang diterjang banjir adalah Desa Ngampel, Dapet, Banjaragung, Wotansari, Karangsemanding, Sekarputih, dan Pucung (Kecamatan Balongpanggang); Desa Sedapurklagen, Deliksumber, Kedungrukem, Munggugianti, Bulurejo, dan Lundo (Kecamatan Benjeng); Morowudi, Dungus, dan Iker-iker Geger (Kecamatan Cerme); Boboh dan Mojotengah (Kecamatan Menganti).
Menggenangi jalan
Berdasarkan laporan yang masuk, rumah yang tergenang sebanyak 2.972 unit. Banjir juga menggenangi jalan lingkungan sepanjang 20.140 meter, jalan kabupaten 2.900 meter, jalan poros desa 14.600 meter, dan 780 hektar sawah. Sejumlah sekolah, puskesmas, dan tempat ibadah juga terendam. ”Banjir dipicu limpahan dari hulu di Mojokerto dan Jombang dan hujan deras yang mengguyur Gresik tiga hari terakhir,” kata Tarso.
Banjir setinggi 1 meter hingga 1,6 meter terjadi di Desa Klampok, Kecamatan Benjeng; Desa Pucung, Kecamatan Balongpanggang; Desa Iker iker Geger, Kecamatan Cerme; dan Desa Boboh, Kecamatan Menganti. Di Klampok, warga berusaha membendung arus air agar tak masuk ke rumah.
Banjir dipicu limpahan dari hulu di Mojokerto dan Jombang dan hujan deras yang mengguyur Gresik tiga hari terakhir.
Di Pucung, warga dibantu dengan perahu untuk melintasi banjir. Menurut Sekretaris Desa Pucung Sujono, banjir kali ini yang terbesar dibandingkan dengan luapan sebelumnya. ”Selain tinggi air yang mencapai lebih dari 1 meter, arusnya juga deras,” ujarnya.
Derasnya arus setidaknya terlihat di jalan raya Cerme-Benjeng, tepatnya di Desa Morowudi. Pada pukul 11.00, jalan masih bisa dilewati, tetapi pada pukul 14 00 jalan sudah ditutup. Banjir di jalan setinggi 40-60 sentimeter. Jalan sudah tak bisa dilalui sepeda motor dan mobil.
Kendaraan dari arah Surabaya atau Gresik menuju Mantup, Kabupaten Lamongan, atau Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, harus memutar lewat Cerme-Metatu-Balongpanggang. Hal yang sama ditempuh rombongan Kepala Kepolisian Resor Gresik Ajun Komisaris Besar Wahyu Sri Bintoro dan Wakil Bupati Gresik Mohammad Qosim yang hendak ke rumah korban meninggal akibat banjir.