Bawang dan Cabai Sumbang Inflasi Terbesar di Sumbar
Bawang merah dan cabai merah menjadi penyumbang terbesar angka inflasi di Sumatera Barat pada April 2019. Menjelang Ramadhan, harga kedua komoditas itu naik signifikan di Padang dan Bukittinggi, barometer ekonomi Sumbar.
Oleh
Yola Sastra
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Bawang merah dan cabai merah menjadi penyumbang terbesar angka inflasi di Sumatera Barat pada April 2019. Menjelang Ramadhan, harga kedua komoditas itu naik signifikan di Padang dan Bukittinggi, barometer ekonomi Sumatera Barat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sumbar pada April 2019, Padang dan Bukittinggi mengalami inflasi masing-masing 0,44 persen dan 0,51 persen. Penyumbang inflasi terbesar adalah kelompok pengeluaran bahan makanan, mencapai 0,41 persen di Padang dan 0,36 persen di Bukittinggi.
”Inflasi selama April ini terutama dipengaruhi kelompok bahan makanan karena sudah dekat dengan Ramadhan dan Lebaran. Ini hal yang biasa. Ketika mendekati Ramadhan dan Lebaran, harga-harga bahan makanan meningkat,” kata Sukardi di Padang ketika menyampaikan berita resmi statistik, Kamis (2/5/2019).
Dalam paparannya, Sukardi menyebutkan, kenaikan harga bawang merah dan cabai merah berada di daftar teratas penyumbang inflasi. Di Padang, kenaikan harga bawang merah mencapai 27,47 persen dan menyumbang inflasi 0,3070 persen. Harga cabai merah naik 6,58 persen dan menyumbang inflasi 0,1330 persen.
Sementara itu, di Bukittinggi, harga cabai merah naik 14,47 persen dan menyumbang inflasi 0,1807 persen. Harga bawang merah naik 19,85 persen dan menyumbang inflasi 0,1786 persen.
Selain cabai merah dan bawang merah, bawang putih juga masuk daftar komoditas bahan makanan yang menyumbang angka inflasi besar. Di Padang, harga bawang putih melonjak hingga 50,99 persen dan menyumbang inflasi 0,0556 persen. Di Bukittinggi, harga bawang putih naik 39,24 persen dan menyumbang inflasi 0,0404 persen.
Sukardi menambahkan, selain bahan makanan, kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga menyumbangkan inflasi. Di Padang, sumbangan inflasi dari kelompok pengeluaran itu 0,06 persen, sedangkan di Bukittinggi 0,11 persen.
Selain inflasi, ada pula kelompok pengeluaran yang menyumbang deflasi. Di Padang, deflasi terjadi pada kelompok pengeluaran sandang -0,02 persen serta perumahan perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar -0,03 persen. Adapun di Bukittinggi, deflasi terjadi pada kelompok pengeluaran sandang -0,01 persen.
Harga naik
Beberapa hari menjelang Ramadhan, harga bahan makanan terus merangkak naik. Berdasarkan pantauan di Pasar Raya Padang, Selasa, sejumlah komoditas mengalami kenaikan, seperti bawang merah, cabai merah, bawang putih, dan kentang.
Harga cabai merah naik menjadi Rp 26.000 per kilogram (kg) dari Rp 20.000 per kg. Bawang merah naik menjadi Rp 34.000 per kg dari Rp 25.000 per kg dan kentang Rp 10.000 per kg dari Rp 7.000 per kg dalam beberapa hari terakhir. Sementara itu, bawang putih yang langka sejak dua minggu lalu sekarang menembus harga Rp 54.000 per kg dari Rp 24.000 per kg.
Menurut pengakuan para pedagang, kenaikan harga mulai terjadi sejak sebulan terakhir dan meningkat drastis seminggu belakangan. Selain karena tingginya permintaan, kenaikan juga terjadi karena terbatasnya pasokan.
”Semoga pemerintah bisa segera mengendalikan harga sehingga terjangkau bagi pembeli. Bagi pedagang, meskipun tidak signifikan, perputaran jual-beli memang agak tersendat,” kata Jasniwar (50), pedagang di Pasar Raya Padang.
Pasar murah
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumbar Ridonald mengatakan, pihaknya segera melakukan berbagai langkah untuk mengendalikan harga selama Ramadhan dan Lebaran.
Disperindag Sumbar sudah berkoordinasi dengan dinas dan pihak terkait, seperti Dinas Pertanian, Dinas Pangan, Dinas Peternakan, Dinas Perikanan, Dinas Koperasi dan UMKM, Bulog, serta Bank Indonesia, dan distributor.
Menurut Ridonald, salah satu langkah yang dilakukan untuk mengendalikan harga adalah menggelar pasar murah dan bazar yang akan digelar minggu kedua Ramadhan. Disperindag akan mengadakan pasar murah di sembilan tempat, yaitu delapan di Padang dan satu di Lubuh Basung, Agam. Dinas dan lembaga lainnya, lanjutnya, juga akan mengadakan pasar murah ataupun bazar Ramadhan.
Ridonald menjelaskan, harga komoditas yang dijual pada pasar murah ataupun bazar Ramadhan di bawah harga pasar saat ini. ”Mudah-mudahan pasar murah dan bazar Ramadhan yang akan kita gelar bisa meredam kenaikan harga di pasaran,” ucapnya.
Terkait bawang putih yang langka, Ridonald mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Bulog menetapkan importir bawang putih untuk Sumbar. Diharapkan kelangkaan bawang putih bisa teratasi dalam beberapa hari ke depan dan harganya kembali normal.