Jumlah Penyelenggara Pemilu yang Meninggal di Papua Bertambah
Jumlah penyelenggara pemilu yang meninggal di Papua akibat kelelahan terus menerus bertambah. Salah satunya adalah Ketua Penyelenggara Pemungutan Suara di Kabupaten Biak Numfor bernama Terianus Korwa. Korwa meninggal pada Kamis (2/5/2019).
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Jumlah penyelenggara pemilu yang meninggal di Papua akibat kelelahan terus-menerus bertambah. Salah satunya adalah Ketua Penyelenggara Pemungutan Suara di Kabupaten Biak Numfor bernama Terianus Korwa. Korwa meninggal pada Kamis (2/5/2019).
Hal ini disampaikan Ketua KPU Papua Theodorus Kosay saat ditemui di sela kegiatan rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara untuk tingkat Provinsi Papua di Jayapura, Kamis siang.
Theodorus mengatakan, Terianus adalah Ketua KPPS 01 di Kampung Urfu, Distrik Yendidori. Saat ini jenazah almarhum masih berada di Rumah Sakit Umum Daerah Biak Numfor.
Sebelumnya, lanjut Theodorus, Sekretaris Panitia Pemungutan Suara Kelurahan Kebunsiri, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, bernama Amalia Desi Awom meninggal dunia pada Rabu (1/5/2019) kemarin.
Total sebanyak delapan penyelenggara pemilu yang meninggal dunia dan tiga orang sakit pasca-pemungutan suara pada 17 April lalu. Lima korban asal Biak Numfor, sedangkan tiga korban lainnya berada di Boven Digoel, Kabupaten Jayapura dan Mimika.
”Penyebab kedelapan korban meninggal dunia karena faktor kelelahan pascabertugas hingga berjam-jam,” kata Theodorus.
Penyebab kedelapan korban meninggal dunia karena faktor kelelahan pascabertugas hingga berjam-jam.
Ia mengatakan, KPU Papua beserta semua jajarannya menyampaikan turut berduka cita yang mendalam bagi keluarga semua korban.
”Mereka adalah pejuang demokrasi yang mengorbankan waktu, tenaga, hingga nyata untuk pelaksanaan pemilu berjalan sukses. KPU akan memberikan santunan bagi setiap keluarga korban sebesar Rp 36 juta,” ucapnya.
Anggota Badan Pengawas Pemilu Papua, Ronald Manoach, mengatakan, terdapat seorang petugas Panwas yang meninggal dunia serta 14 petugas lainnya sakit dan luka berat akibat kecelakaan lalu lintas.
”Kami berharap ada evaluasi sistem pemilu pascapelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara. Para penyelenggara pemilu yang jumlahnya terbatas bertugas hingga belasan jam dengan bayaran yang kecil,” kata Ronald.