Kebutuhan Pengusaha Mikro akan Modal Usaha Meningkat
Penyedia layanan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi PT Amartha Mikro Fintek menargetkan pengucuran modal usaha Rp 1,7 triliun pada tahun ini. Jumlah itu sekitar dua kali lipat dibandingkan dengan penyaluran tahun lalu.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyedia layanan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi PT Amartha Mikro Fintek menargetkan pengucuran modal usaha Rp 1,7 triliun pada tahun ini. Jumlah itu sekitar dua kali lipat dibandingkan dengan penyaluran tahun lalu.
Penyaluran modal usaha difokuskan bagi perempuan pengusaha mikro di perdesaan.
CEO dan pendiri Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, mengemukakan, peningkatan penyaluran modal sejalan dengan kebutuhan modal usaha pengusaha mikro yang belum tersentuh akses perbankan. Per April 2019, Amartha mengucurkan modal usaha Rp 1 triliun bagi 223.000 perempuan pengusaha mikro di 3.500 desa di Indonesia.
Besaran pinjaman berkisar Rp 3 juta-Rp 10 juta, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) 1 persen. Sekitar 69 persen peminjam merupakan pedagang kecil rumahan. Sampai dengan akhir 2019, penyaluran ditargetkan menjangkau 300.000 orang, baik pelaku usaha baru maupun yang ingin mengembangkan usaha.
Sementara itu, jumlah pemodal yang terdaftar di Amartha sebanyak 100.000 orang, sebagian besar merupakan investor individual. Sebagian investor adalah generasi milenial.
”Antusiasme pemodal untuk mengucurkan dana pinjaman melalui Amartha juga terus meningkat. Investor tidak hanya melakukan investasi untuk memperoleh keuntungan, tetapi ingin memberikan dampak sosial bagi orang lain,” kata Andi, Selasa (30/4/2019).
Ia menambahkan, penyaluran pinjaman disertai pendampingan dan literasi keuangan bagi mitra Amartha. Pada 2018, pendapatan perempuan desa mitra Amartha naik dari Rp 4,2 juta per bulan menjadi Rp 6,7 juta per bulan.
Sementara itu, perbaikan infrastruktur desa juga meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat desa. ”Pembangunan infrastruktur jalan yang membaik merupakan stimulus bagi pertumbuhan desa. Ini terlihat dari pinjaman yang terus meningkat,” katanya.
Peran
Fokus penyaluran pinjaman bagi pengusaha perempuan berdasarkan pertimbangan, perempuan memiliki peran sangat penting untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan keluarga. Untuk mendorong pengelolaan dana lebih baik, lanjut Andi, Amartha memberi pelatihan literasi keuangan.
”Yang dibutuhkan masyarakat supaya bisa produktif bukan cuma modal, melainkan juga pendampingan supaya mereka bisa bijak menggunakan modal demi keberlangsungan usaha,” ujarnya.
Untuk menekan tingkat risiko, pola pinjaman dengan sistem berkelompok dan tanggung renteng. Dengan demikian, ada pengawasan antar-individu dalam kelompok.