Sejumlah Ruas Jalan di Bekasi Dibiarkan Rusak Berbulan-bulan
Anggaran pemeliharaan jalan di Kota Bekasi, Jawa Barat, masih minim. Hal itu menyebabkan sejumlah ruas jalan dibiarkan rusak dan berlubang tanpa perbaikan selama berbulan-bulan.
Oleh
Stefanus ato
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Anggaran pemeliharaan jalan di Kota Bekasi, Jawa Barat, masih minim. Hal itu menyebabkan sejumlah ruas jalan dibiarkan rusak dan berlubang tanpa perbaikan selama berbulan-bulan. Jalanan rusak itu memicu kemacetan lalu lintas dan membahayakan keselamatan pengendara.
Kepala Seksi Penanganan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi Idi Susanto mengatakan, anggaran pemeliharaan jalan Kota Bekasi masih sangat kurang. Akibatnya, perbaikan jalan dilakukan sesuai prioritas, terutama ruas jalan dengan kategori rusak berat.
”Kami mengusulkan di atas Rp 100 miliar. Yang disetujui (Pemkot Bekasi) cuma Rp 11 miliar. Tidak cukup untuk biaya perawatan,” ucap Idi, Kamis (2/5/2019), di Bekasi.
Berdasarkan pantauan, sejumlah ruas jalan yang rusak ada di depan Mal BTC, Jalan HM Joyomartono dan depan Sekolah Menengah Pertama Negeri II, Jalan Chairul Anwar, di Bekasi Timur. Adapun di Jalan HM Joyomartono, kerusakan jalan terbentang hampir sekitar 50 meter. Jalan itu kondisinya berlubang dan terendam air dengan kedalaman lubang hampir 30 sentimeter (cm).
Butar Butar (50), salah satu tukang ojek di sekitar lokasi, mengatakan, Jalan HM Joyomartono itu merupakan akses lalu lintas utama pengendara dari Karawang ke Jakarta ataupun sebaliknya. Jalan itu terakhir kali diperbaiki akhir tahun 2017.
”Ini sudah berbulan-bulan rusak dan sering ada yang kecelakaan. Apalagi kalau hujan, air rata dengan lubang. Jadi kalau pengendara yang tidak tahu, tiba-tiba saja sudah jatuh,” kata lelaki Medan, Sumatera Utara, itu.
Butar menambahkan, jalan itu sering tergenang air karena saluran drainase di pinggir jalan itu sudah lebih dari satu tahun tidak berfungsi. Akibatnya, saat Bekasi diguyur hujan deras, air dari permukiman meluber dan menggenangi jalan raya.
Idi Susanto menuturkan, perbaikan jalan tidak akan efektif selama saluran air belum dinormalisasi. Selain mengikis badan jalan, air yang menggenangi jalan raya juga membuat struktur aspal terkelupas dan kembali berlubang.
”Selama saluran belum diperbaiki, meskipun jalan kami aspal berkali-kali, akan rusak lagi,” ucapnya.
Memicu kemacetan
Di Jalan Chairul Anwar, badan jalan yang rusak dan berlubang ada di depan Sekolah Menengah Pertama Negeri II, Kota Bekasi. Kerusakan itu berada tepat di dekat persimpangan jalan sehingga menghambat arus lalu lintas dan memicu kemacetan.
Hermawan (69), warga yang bermukim di kawasan itu, mengatakan, kemacetan yang terjadi di depan rumahnya terjadi hampir setiap hari. Dia sering menyaksikan sejumlah pengendara bertabrakan akibat berusaha menghindari jalan berlubang itu.
”Ini macetnya 24 jam. Di depan itu ada lampu merah, saat lampu mengisyaratkan untuk jalan, mereka enggak bisa gerak cepat karena harus menghindari jalan berlubang dulu. Kalau ada yang enggak tahu, ya, seperti tadi pagi, tiba-tiba saja sudah ada bunyi tabrakan,” ucapnya
Menanggapi sejumlah ruas jalan yang rusak itu, Idi menuturkan, sembari menunggu perbaikan saluran air, pihaknya akan menambal ruas jalan berlubang itu, Senin 6 Mei 2019. Perbaikan diprioritaskan pada ruas jalan yang rusak sesuai data dari hasil survei Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi. Meski demikian, dia enggan menyebut ruas jalan lain yang akan diperbaiki selain Jalan Chairul Anwar dan Jalan HM Joyomartono.