Penyelenggaraan pemilihan umum pada masa datang sebaiknya dipersiapkan dengan baik sehingga pesta demokrasi yang berlangsung dapat menjadi momen kegembiraan masyarakat.
Oleh
NCA/FLO/BOW
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Penyelenggaraan pemilihan umum pada masa datang sebaiknya dipersiapkan dengan baik sehingga pesta demokrasi yang berlangsung dapat menjadi momen kegembiraan masyarakat. Tak hanya mengubah kehidupan rakyat, tetapi juga bersifat menyelamatkan dan memperkokoh keutuhan bangsa.
Oleh karena itu, saat menemui Badan Pengawas Pemilu Daerah Istimewa Yogyakarta di kantor Bawaslu DIY, Yogyakarta, Kamis (2/5/2019), Guru Besar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Ni’matul Huda, yang tergabung dalam ”Rumah Indonesia”, berharap pemerintah membuat tim khusus guna menyelidiki penyebab meninggalnya para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan aparat serta memberikan santunan.
Ada keperluan untuk melakukan klarifikasi ke masyarakat. Sebenarnya, apa yang terjadi di lapangan sehingga mereka bisa mengalami musibah seperti itu.
Rumah Indonesia adalah wadah pegiat demokrasi dan akademisi yang menaruh perhatian dan simpati atas meninggalnya anggota KPPS dan aparat keamanan saat pemungutan suara pada 17 April. Setelah menyampaikan aspirasi, Ni’matul bersama anggota Rumah Indonesia lainnya melakukan doa bersama dengan komisioner Bawaslu DIY.
Ni’matul menambahkan, terkait sistem penyelenggaraan pemilu, pihaknya masih mengkaji bersama rekan di Rumah Indonesia. Hal itu antara lain pemisahan dalam pemilu serentak agar tidak menguras tenaga penyelenggara pemilu serentak berikutnya.
”Penyelenggaraan pesta demokrasi perlu dipersiapkan dengan baik. Seharusnya, momen ini menghasilkan kegembiraan. Sebab, melalui pemilu warga ambil bagian mengubah kehidupannya. Demokrasi harus bersifat menyelamatkan dan memperkokoh keutuhan bangsa,” kata Ni’matul.
Hingga Selasa (30/4/2019), korban meninggal tercatat 380 jiwa dari KPPS, 72 jiwa dari Bawaslu, dan 22 jiwa dari kepolisian. Sejauh ini masih ada 2.232 orang dalam kondisi sakit ringan dan berat karena menjadi pelaksana pemilu.
Ketua Bawaslu DIY Bagus Sarwono mengungkapkan, pihaknya ikut prihatin dan berbelasungkawa atas banyaknya petugas yang meninggal dan jatuh sakit. Ia bersama jajarannya telah mengumpulkan sedikit uang sebagai santunan kepada korban yang ditinggalkan. Pemerintah berkomitmen memberikan santunan bagi anggota KPPS yang meninggal dan sakit.