Hujan abu akibat aktivitas vulkanik Gunung Kerinci menyelimuti enam desa di Kabupaten Kerinci, Jambi, sepanjang Kamis malam hingga Jumat (2-3/5/2019).
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS - Hujan abu akibat aktivitas vulkanik Gunung Kerinci menyelimuti enam desa di Kabupaten Kerinci, Jambi, sepanjang Kamis malam hingga Jumat (2-3/5/2019). Pendakian gunung itu pun ditutup sementara. Masyarakat juga diimbau tak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak gunung.
Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan menjelaskan, hujan abu mengarah ke sisi timur laut dari puncak Kerinci. Hujan abu berlangsung sejak Kamis malam pukul 19.30 WIB. “Ketebalan abunya sekitar 3 milimeter,” katanya.
Dari Pos Pengamatan Gunung Kerinci, terpantau pula dampak hujan abu itu menyelimuti enam desa, yakni Tanjung Bungo, Koto Menanti, Sungai Bendung Air, Sangir Tengah, Koto Tengah, dan Sungai Sampun.
Menurut Hendra, dari parameter kegempaan, terekam tremor beberapa menit saja sewaktu keluar abu. Embusan abu terpantau 315 kali per hari. Dari atas kawah, tampak asap putih membubung hingga setinggi 600 meter.
Namun, jatuhnya abu, lanjut Hendra, adalah kejadian biasa di sekitar Kerinci. Sebab, kawah gunung itu hampir terus mengembuskan abu. Jatuhnya abu pun bergantung pada kecepatan dan arah angin.
“Karena itu, masyarakat tetap diimbau untuk menyiapkan masker untuk berjaga-jaga,” katanya. Terkait aktivitas itu, pihaknya merekomendasikan agar masyarakat menjaga jarak radius 3 kilometer dari puncak gunung.
Selain itu, aktivitas penerbangan diperingatkan untuk menghindari sekitar Gunung Kerinci yang memiliki ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut. Hal itu mengingat sewaktu-waktu masih ada potensi letusan abu dengan ketinggian yang mengganggu jalur penerbangan.
Sejak 2007, status kegunungapian pada Kerinci ditetapkan dengan level Waspada. Kepala Bidang Tata Usaha Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat, Agusman, mengatakan, selain agar selalu menggunakan masker penutup hidung dan mulut selama beraktivitas di luar, warga juga diimbau menutup tempat penampungan air.
“Yang terpenting, masyarakat agar tetap tenang dan mengikuti arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat,” katanya.