Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Kamis (2/5/2019) sore, tiba di Istana Merdeka untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Meski tiba di Istana Merdeka dengan ditemani sejumlah staf, Agus hanya seorang diri saat berbincang dengan Presiden di Ruang Raden Saleh.
Oleh
FX Laksana Agung Saputra dan Agnes Theodora
·3 menit baca
Partai Demokrat akan mengambil sikap politik sekitar Juni 2019. Sikap politik yang akan diambil, tidak lepas dari persiapan partai itu menghadapi Pemilu 2024.
JAKARTA, KOMPAS — Dengan mengendarai mobil warna hitam bernomor polisi B 2024 AHY, Komandan Komando Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Kamis (2/5/2019) sore, tiba di Istana Merdeka untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Meski tiba di Istana Merdeka dengan ditemani sejumlah staf, Agus hanya seorang diri saat berbincang dengan Presiden di Ruang Raden Saleh.
Setelah bertemu Jokowi, Agus tak menjawab pertanyaan wartawan saat ditanya arah koalisi partainya seusai hasil Pemilu 2019 ditetapkan Komisi Pemilihan Umum.
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan menuturkan, partainya akan mengambil sikap politik sekitar Juni. Sikap politik yang diambil tidak lepas dari persiapan Demokrat ikut kontestasi Pemilu 2024.
Agus mengatakan, kedatangannya ke Istana karena undangan Jokowi. ”Sore hari ini saya bisa bertemu langsung dengan Bapak Presiden Jokowi atas undangan beliau,” kata Agus seusai pertemuan dengan didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Sebelum bertemu dengan Agus, pada 24 April, Presiden Jokowi juga mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.
Di Pemilihan Presiden 2019, Partai Demokrat dan PAN bergabung dengan Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera, mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Sementara Jokowi yang kembali maju berpasangan dengan Ma’ruf Amin, diusung PDI-P, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Nasdem, dan Partai Hanura.
Saat bertemu Presiden, Agus mengatakan, sempat dibahas situasi pascapemilu. Presiden dan Agus sama-sama berharap semua pihak tenang dan bersabar menunggu proses rekapitulasi perolehan suara oleh KPU dan lalu dengan dewasa menerima apa pun hasil rekapitulasi yang akan diumumkan KPU paling lambat 22 Mei.
Perbedaan pendapatan dan persepsi dalam politik, lanjut Agus, adalah biasa. Namun, hal itu semestinya tidak diekspresikan secara berlebihan. ”Mudah-mudahan paling akhir nanti, 22 Mei, kita semuanya sudah bisa menerima apa pun hasil yang akan dijelaskan oleh KPU,” katanya.
Juni bersikap
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan menuturkan, posisi partainya pada saat ini adalah tetap membuka pintu komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk Jokowi, sembari menunggu hasil akhir rekapitulasi suara Pemilu 2019.
Partai Demokrat, lanjut Hinca, akan mengambil sikap politik sekitar Juni, setelah hasil pemilu diketahui pada 22 Mei. Sikap politik yang akan diambil tidak lepas dari persiapan Partai Demokrat mengikuti Pemilu 2024.
Juni mendatang akan ada kegiatan partai yang sangat signifikan untuk menentukan sikap sekaligus untuk menyiapkan langkah partai ke 2024.
Untuk saat ini, ujarnya, Demokrat masih menjadi bagian koalisi partai pendukung Prabowo-Sandi. ”Kami ingin melihat dahulu hasil pemilu agar benar-benar tahu berapa kekuatan kami di parlemen. Bagaimana mau mengambil sikap ketika Anda belum tahu hasil akhir?” katanya.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin, Abdul Kadir Karding, menilai, sikap Demokrat yang menghargai proses demokrasi yang sedang berlangsung menunjukkan kesamaan visi Demokrat dengan TKN.
”Meski dalam politik selalu ada dinamika dan perbedaan, inti semangat TKN dan Partai Demokrat selalu sama, yakni menjunjung dan menghormati proses demokrasi. Kami mengapresiasi sikap Partai Demokrat dalam berpolitik,” tuturnya.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, kata Karding, sejak awal telah menunjukkan komitmen dan semangat yang sama dengan TKN. Ia pun tidak menutup kemungkinan akan ada peluang berkoalisi dengan Demokrat. ”Kami optimistis kesatuan TKN dan Demokrat ini bisa berkembang ke arah yang lebih jauh,” katanya.
Karding juga mengapresiasi PAN yang ikut aktif menciptakan suasana demokrasi yang sejuk. Ini terlihat dengan sikap Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang datang ke Jokowi untuk membangun komunikasi.
”Pak Zulkifli memperlihatkan narasi yang positif dan bukan memprovokasi rakyat dengan narasi negatif,” ujarnya.
Pengajar Komunikasi Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, menuturkan, Agus Yudhoyono membutuhkan panggung jika ingin tampil dalam kontestasi Pemilu 2024. Panggung itu akan tercipta, antara lain, jika ia menjadi menteri di pemerintahan 2019-2024.