Luis Suarez (32) berlari ke belakang gawang seusai mencetak gol pertama Barcelona ke gawang Liverpool dalam laga pertama semifinal Liga Champions di Stadion Camp Nou, Kamis (2/5/2019) dini hari WIB. Penyerang asal Uruguay itu begitu gembira bisa mencetak gol pertama di ajang Liga Champions musim ini.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
Luis Suarez (32) berlari ke belakang gawang seusai mencetak gol pertama Barcelona ke gawang Liverpool dalam laga pertama semifinal Liga Champions di Stadion Camp Nou, Kamis (2/5/2019) dini hari WIB. Ia membentangkan tangan dan kemudian meluncur di atas rumput sambil berlutut.
Penyerang asal Uruguay itu begitu gembira bisa mencetak gol pertama di ajang Liga Champions musim ini. Sebelumnya, ia terakhir kali melakukan selebrasi gol seusai membobol gawang AS Roma di Camp Nou pada laga pertama perempat final, April 2018. Oleh karena itu, saat melawan Liverpool, Suarez seolah ingin mengatakan, ”Aku belum habis!”.
Masalah yang muncul adalah gawang yang ia bobol merupakan gawang Liverpool, klub yang pernah menjadikannya sebagai pahlawan pada tahun 2011-2014. Selebrasi gol itu kemudian memunculkan konteks lain, yakni masa-masa indah Suarez sebagai idola suporter Liverpool sudah habis. Apalagi malam itu Barcelona menang 3-0 dan kans Liverpool untuk bisa melaju ke final dan menjuarai Liga Champions mulai suram. Suarez ikut andil membuyarkan mimpi ”The Reds”.
Berbagai komentar pedas dari para pendukung Liverpool langsung bertebaran di jagat maya seusai laga itu. Suarez dinilai sebagai pemain yang tidak tahu terima kasih karena tidak menghormati klub yang pernah membesarkannya. Ulah Suarez terlalu menyakitkan hati. Ia tidak lagi dianggap sebagai pahlawan atau legenda Liverpool, tetapi seorang pengkhianat.
Suarez berbeda sikap dengan Cristiano Ronaldo dalam hal selebrasi gol. Ketika Ronaldo membela Real Madrid, ia enggan untuk melakukan selebrasi ketika membobol gawang Manchester United, klub yang membesarkannya.
”Old Trafford (kandang MU) adalah rumah tempat saya bermain selama enam tahun. Saya ingin menang, tetapi saya juga ingin menghormati warga Manchester. Jika saya nanti pergi dari Real, saya tidak akan selebrasi saat melawan mereka,” ujar Ronaldo seperti dikutip The Sun, tahun 2013. Ronaldo kini sudah membela Juventus dan belum pernah bertemu Real.
Namun, Suarez punya prinsip yang ia sampaikan sebelum laga kontra Liverpool. ”Anda sudah mengenal saya. Begitu saya ada di lapangan, maka tidak ada lagi yang namanya sahabat, teman, atau kenangan-kenangan indah masa lalu. Saya akan dengan bangga membela Barcelona,” ujarnya seperti dikutip laman Liverpool Echo.
Bagi Suarez, berpindah-pindah klub adalah pilihan bagi seorang pemain dalam industri sepak bola. Ketika membela sebuah klub, pemain tersebut wajib menunjukkan kesetiaan terhadap klub dan menunjukkan ancaman terhadap siapa pun yang menjadi lawannya. Kesetiaan Suarez kini bukan lagi kepada Liverpool, melainkan Barcelona dan ia ingin semua orang memahaminya.
Tidak hanya dalam hal selebrasi gol, Suarez menunjukkan keberingasan lain ketika mendesak wasit untuk mengusir gelandang Liverpool, James Milner. Ia juga sempat memprovokasi kiper Liverpool, Alisson Becker. Ia memusuhi siapa saja yang berbaju Liverpool malam itu.
Nasib Coutinho
Eks pemain Liverpool lainnya, Philippe Coutinho, bahkan lebih buruk lagi nasibnya. Ia belum bisa menjadi pahlawan bagi Barcelona dan sudah telanjur menjadi ”musuh” para pendukung Liverpool. Dari 98.000 penonton di Camp Nou malam itu, seolah tidak ada satu pun yang mencintai dirinya.
Pemain asal Brasil itu disambut dengan cemoohan dari para penonton ketika keluar lapangan karena digantikan Nelson Semedo. Sejak bergabung dengan Barca pada Januari 2018, Coutinho dinilai belum banyak memberikan kontribusi kepada tim. Padahal, demi memenuhi ambisinya untuk berseragam Barca, ia rela menanggalkan kesetiaannya terhadap Liverpool dan membuat publik Anfield kecewa.
Sang bintang Barca, Lionel Messi, sampai turun tangan meminta para pendukung mereka untuk bersikap lunak terhadap Coutinho. ”Ini bukan waktu yang tepat untuk mengkritik pemain. Cemoohan terhadap Coutinho sangat tidak tepat,” ujar Messi.
Bagaimanapun Barcelona masih harus menjalani laga kedua semifinal di Anfield, pekan depan. Suarez ataupun Coutinho harus siap menerima sambutan tak bersahabat dari orang-orang yang dulu pernah mencintai mereka. (REUTERS)