Membahayakan Pengguna Jalan, Brimob Inisiatif Tambal Jalan Berlubang
Pasukan Pelopor Satuan Brimob Kepolisian Daerah Jawa Timur di Ampeldento bergotong royong menambal jalan yang berlubang di Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Aksi spontan itu muncul karena mereka prihatin terhadap banyaknya kecelakaan yang terjadi akibat jalan rusak.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pasukan Pelopor Satuan Brimob Kepolisian Daerah Jawa Timur di Ampeldento bergotong royong menambal jalan yang berlubang di Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Aksi spontan itu muncul karena mereka prihatin terhadap banyaknya kecelakaan yang terjadi akibat jalan rusak.
Mereka bergotong royong sejak Jumat (3/5/2019) di ruas jalan Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Lokasi itu berjarak sekitar 500 meter dari markas mereka di Batalyon B Pelopor Satuan Brimob Kepolisian Daerah Jawa Timur di Ampeldento.
Saat itu, sebanyak 25 personel Brimob Batalyon B Pelopor bahu-membahu menambal jalan berlubang di tengah lalu lintas padat. Mereka memilih beberapa titik dengan lubang cukup lebar dan dalam (kedalaman sekitar 15 sentimeter).
”Ini spontanitas kami melihat banyaknya korban berjatuhan karena jalan berlubang. Dengan tindakan kecil ini, kami berharap masyarakat bisa sedikit lebih nyaman dan tidak lagi terancam keselamatannya,” kata Inspektur Satu Warsito, Perwira Seksi Pelayanan Masyarakat Batalyon B Pelopor Brimob Polda Jatim, Jumat (3/5/2019).
Ini spontanitas kami melihat banyaknya korban berjatuhan karena jalan berlubang. Dengan tindakan kecil ini, kami berharap masyarakat bisa sedikit lebih nyaman dan tidak lagi terancam keselamatannya.
Mereka menambal lubang jalan dengan campuran pasir, semen, dan bebatuan. Semua keperluan tersebut berasal dari swadaya personel Brimob.
Aktivitas sosial itu akhirnya menggerakkan warga sekitar untuk turut membantu. Warga membantu menyediakan air, bebatuan, dan meminjami cangkul untuk mengaduk semen.
”Beberapa waktu lalu juga ada istri personel kami yang lewat sana dan jatuh. Semoga setelah ini jalan benar-benar bisa diperbaiki oleh pemerintah, dan tak ada lagi korban,” kata Warsito.
Perkataan Warsito tersebut seperti menegaskan moto Brimob yang dipajang di beberapa sudut markas mereka, yaitu jiwa ragaku demi kemanusiaan. ”Kami meski bertugas mengamankan masyarakat, kan, juga manusia. Jadi harus tetap memiliki nilai-nilai kemanusiaan,” kata Warsito.
Sebagaimana diketahui, saat ini terdapat jalan berlubang di Kota dan Kabupaten Malang. Hal itu sering mencelakai pengguna jalan yang melintas. Jalan berlubang tersebut sering tidak terlihat terutama saat air hujan menggenang atau saat malam hari.
”Jalan berlubang ini memang sudah banyak memakan korban. Banyak orang yang tidak tahu kondisi jalan ini jatuh setelah terperosok ke dalamnya. Beberapa kendaraan juga sering terperosok. Jelas sangat mengganggu. Semoga saja setelah ini ada perbaikan jalan dengan baik,” kata Warsini (60), warga Desa Sekarpuro yang tinggal persis di depan jalan berlubang tersebut.
Kondisi jalan berlubang di wilayah Malang Raya memang menjadi kendala. Di Kabupaten Malang, saat ini pemerintah daerah belum bisa berbuat banyak setelah Bupati Malang Rendra Kresna menjalani proses peradilan akibat tersangkut suap. Kasusnya saat ini ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi.
Adapun Wakil Bupati Malang Sanusi, sebagai pelaksana tugas bupati, secara aturan tidak boleh mengambil kebijakan strategis pembangunan terkait anggaran. Kebijakan strategis penganggaran hanya boleh dilakukan oleh seorang bupati.
Dekat dengan masyarakat
Batalyon B Pelopor Satbrimob Polda Jatim merupakan salah satu institusi yang dikenal dekat dengan masyarakat. Mereka beberapa kali menerima kunjungan siswa untuk belajar mengenai pasukan elite Polri ini. Dua hal yang sering disuguhkan untuk pengunjung ke Brimob, yaitu museum mini Brimob serta atraksi K-9.
Museum mini Brimob itu digagas Komandan Batalyon B Pelopor Ajun Komisaris Besar Sunadi sejak 2015 dan baru selesai pada Maret 2017. Museum mini tidak memiliki ruangan khusus, hanya menempati selasar kantor, tembok ruangan, dan beberapa lokasi lain di dalam markas.
Koleksi museum mini Brimob terdiri dari persenjataan (senjata mesin berat M2 Bwoning, Carl Gustav, Medsen, pedang milsco, Ruger Mini 14, AR-15, AK-47, Ak-101, granat, mortir); peralatan (terdiri dari portable radio communication, sangkur, teropong, helm, peta, kompas, tongkat, masker, rompi antihuru-hara, ransel korea, tameng antihuru-hara, tameng rotan, tameng balistik); kendaraan (terdiri dari barakuda, bomb trailer, dapur lapangan; serta aneka seragam polisi. Selain itu, juga terdapat beberapa cendera mata dan foto-foto tugas sejak zaman dahulu.
Adapun unit K-9 Brimob sudah ada sejak 4 Juli 1959. Saat itu, untuk keperluan antigerilya, didirikan Brigade Anjing Kepolisian Negara (Brigan), yang berkedudukan di Kelapa Dua Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Pada 1972, Resimen Pelopor melaksanakan penerjunan dengan membawa anjing tempur atau disebut unit K-9. Sejak saat itu, unit K-9 resmi ada.
Meski demikian, Kepolisian Karesidenan 102 Malang yang membawahkan Brimob Kompi 25 (Kompi BS di Karisidenan Malang pada saat itu) sudah bisa dibilang lebih dulu memiliki anjing untuk operasi kepolisian. Anjing digunakan untuk melacak pelaku kriminal yang marak pada 1950-an.