Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2019, Presiden Joko Widodo mengingatkan untuk terus membangun karakter bangsa. Hal ini harus menjadi perhatian dunia pendidikan Indonesia.
Oleh
Tim Kompas
·3 menit baca
Pendidikan berbasis teknologi digital dengan sentuhan budaya Indonesia menjadi kunci untuk membangun manusia yang berkualitas dan berkarakter.
JAKARTA, KOMPAS — Setelah membangun infrastruktur, pemerintah menargetkan membangun sumber daya manusia yang berkualitas untuk mencapai Indonesia yang maju. Pendidikan yang menjadi sektor terdepan untuk mencapai tujuan ini diharapkan tidak hanya mewujudkan manusia yang pandai di bidang akademik, tetapi juga berkarakter.
Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2019, Presiden Joko Widodo mengingatkan untuk terus membangun karakter bangsa. Hal ini harus menjadi perhatian dunia pendidikan Indonesia.
”Kita semua merayakan dengan bergembira. Tetapi, ingat bahwa pembangunan karakter bangsa, budi pekerti, sopan santun, nilai-nilai etika, nilai-nilai agama, ke depan harus menjadi perhatian kita dalam rangka pembangunan manusia ke depan, baik karakter dan kualitasnya,” tutur Presiden kepada wartawan, Kamis (2/5/2019), di sela-sela kunjungan kerjanya ke Karanganyar, Jawa Tengah.
Untuk mencapai Indonesia yang maju, kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam pidatonya saat perayaan Hardiknas di Jakarta, Kemdikbud memiliki tiga rencana utama di sektor pendidikan. Tiga rencana utama tersebut adalah meningkatkan kualitas pendidikan usia dini, membentuk karakter anak, dan menyiapkan peserta didik agar terampil dalam menggunakan teknologi.
Di era Revolusi Industri 4.0 ini, Muhadjir mendorong peserta didik memiliki kecakapan dalam merespons kebutuhan kecakapan dan keterampilan yang banyak menggunakan teknologi.
”Karena itu, sekolah dan guru dituntut menerapkan pendidikan berbasis teknologi digital dengan sentuhan budaya Indonesia yang terpusat pada keluarga, sekolah, dan masyarakat,” kata Muhadjir.
Kemajuan teknologi
Hal senada dikatakan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir saat memberikan amanat dalam upacara peringatan Hardiknas di Universitas Indonesia, Depok. Nasir mengatakan, bangsa ini membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan adaptif untuk menghadapi kompleksitas era Revolusi Industri 4.0.
Bangsa ini membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan adaptif untuk menghadapi kompleksitas era Revolusi Industri 4.0.
”Perguruan tinggi memiliki peran yang sangat signifikan agar lulusan yang dihasilkan mampu mandiri ataupun menjadi profesional yang sesuai dengan kebutuhan industri yang semakin dipengaruhi kemajuan teknologi informasi,” katanya.
Untuk itu, Nasir mendorong perguruan tinggi berinovasi dan beradaptasi di era disrupsi saat ini. Perguruan tinggi juga harus melakukan transformasi digital dalam penyelenggaraan kegiatan Tri Dharma dan pengelolaan perguruan tinggi.
Revolusi pada pendidikan tinggi bisa dilakukan antara lain dengan membuka kelas daring (online), pelatihan terbuka secara daring, serta menyajikan mata kuliah baru yang relevan dengan teknologi informasi seperti analitik data, data raksasa, serta kewirausahaan.
”Tujuannya untuk membekali lulusan dengan pengetahuan dan kemampuan bekerja yang sesuai dengan tantangan dunia kerja di masa depan,” kata Nasir.
Secara terpisah, Andy Ahmad Zaelany dari Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengingatkan, di era kemajuan teknologi ini peserta didik harus tetap mengenal kebinekaan masyarakat, serta diversitas lingkungan alam yang berbeda dari negara maju. Tidak mengenal dan memahami keanekaragaman masyarakat, cara pandangnya beserta budayanya akan menerbitkan intoleransi, kekerasan, dan konflik di tengah-tengah masyarakat.
”Akibat tidak memahami diversitas lingkungan di sekitarnya (lingkungan lokal), kita akan mudah tergelincir merusak lingkungan tanpa menyadari serta tidak tahu bagaimana mengelola lingkungan untuk pekerjaan dan masa depannya. Dampak lebih jauh, memudarnya nasionalisme dan cinta Tanah Air,” kata Andy.