Sejumlah tokoh bangsa yang tergabung dalam Gerakan Suluh Kebangsaan menjenguk mantan ibu negara, Ny Ani Yudhoyono, di Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura, Jumat (3/5/2019).
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·3 menit baca
SINGAPURA, KOMPAS — Sejumlah tokoh bangsa yang tergabung dalam Gerakan Suluh Kebangsaan menjenguk mantan ibu negara, Ny Ani Yudhoyono, di Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura, Jumat (3/5/2019). Dalam kesempatan itu, presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, menyambut langsung para tamu.
Selain membahas perkembangan pengobatan kanker darah yang dialami Ny Ani, para tokoh bangsa juga ingin meminta masukan dan pandangan SBY terkait kondisi bangsa terkini. Para tokoh bangsa yang hadir ialah Sinta Nuriyah Wahid, Mahfud MD, Dahlan Iskan, dan Alissa Wahid. Adapun SBY ditemani putra bungsunya, Edhie Baskoro Yudhoyono, dan Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin.
SBY mengungkapkan, memasuki bulan ketiga pengobatan, Ny Ani sudah memasuki tahap ketiga kemoterapi. Setiap tahapan berlangsung sekitar 28 hari. Hasil kemoterapi tersebut, lanjutnya, sudah memberikan hasil positif terhadap kesehatan Ny Ani.
”Ada harapan untuk jalan kesembuhan. Itu berita baiknya. Perhatian keluarga dan kerabat memberikan semangat tinggi kepada Bu Ani untuk cepat sembuh,” ujar SBY, Jumat siang, saat menerima kunjungan di salah satu ruangan di Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura.
Keyakinan keluarga atas kesembuhan Ny Ani, lanjut SBY, tidak lepas dari profesionalitas dan kemahiran tim dokter di rumah sakit tersebut. Selain itu, teknologi untuk pengobatan kanker darah, katanya, merupakan yang paling mutakhir karena baru digunakan setelah Januari 2019.
SBY menyatakan, semangat dari kolega dan penyintas kanker, seperti Dahlan, menumbuhkan harapan bagi Ani untuk sembuh meskipun Ani harus menghadapi situasi emosi yang pasang surut akibat tekanan fisik pada masa pengobatan.
Alissa mengatakan, kesetiaan SBY mendampingi Ani dalam kondisi sakit mengingatkan dirinya pada ayahnya, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, ketika mendampingi pengobatan ibunya, Sinta Nuriyah, ketika sakit.
Alissa menambahkan, dirinya juga telah berkomunikasi dengan putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono, untuk mendoakan kesembuhan ibunda.
”Kekuatan utama Bu Ani ada pada Pak SBY. Kami pernah alami sehingga kami yakin keluarga tangguh dan Bu Ani dapat segera sehat,” ujar Alissa.
Sinta menambahkan, meskipun di tengah kesibukannya, Gus Dur tetap mendampingi dirinya ketika sakit. Bahkan, Gus Dur juga selalu berusaha memberikan tempat pengobatan terbaik bagi dirinya.
Persoalan bangsa
Mahfud menyebutkan, meskipun berada jauh di luar Indonesia, wejangan SBY terkait persoalan terkini bangsa pasca-Pemilu 2019 tetap ditunggu. Pesan-pesan politik SBY mengenai kontestasi Pemilu 2019, ujarnya, yang disampaikan di sela-sela mendampingi istri menunjukkan ketulusan SBY dalam mengawal perjuangan bangsa.
SBY menyayangkan narasi yang tidak sehat digunakan dalam rangkaian Pemilu 2019. Alhasil, kontestasi politik mengharuskan orang memilih dua pilihan, hitam atau putih.
”Untuk itu, mari kita duduk bersama. Ini negara kita, demokrasi milik kita. Kalau sadar sistem butuh perbaikan, ya, kita perbaiki,” kata SBY.
Ia pun menyambut positif kedatangan Agus menerima undangan Presiden Joko Widodo untuk melakukan pertemuan di Istana Negara, Kamis, 2 Mei. Menurut dia, pertemuan antartokoh politik perlu dilakukan untuk rekonsiliasi pascapemilu.