Semarak Borobudur Marathon 2019 mulai dirasakan di Kota Semarang, Jawa Tengah. Sebanyak 130 pelari dari sejumlah komunitas lari di Semarang dan sekitarnya antusias mengikuti acara lari bareng serta sharing session, Sabtu (4/5/2019).
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Semarak Borobudur Marathon 2019 mulai dirasakan di Kota Semarang, Jawa Tengah. Sebanyak 130 pelari dari sejumlah komunitas lari di Semarang dan sekitarnya antusias mengikuti acara lari bareng serta sharing session, Sabtu (4/5/2019).
Sejak pukul 05.30, pelari dari sejumlah komunitas, seperti Semarang Runners, Fake Runners Region Semarang, Kudus Runners, dan Kendal Runners, berkumpul di halaman DP Mall Semarang. Ini merupakan rangkaian acara Borobudur Marathon Radio Live di beberapa kota.
Lari bareng dimulai pukul 06.20, dengan rute Jalan Pemuda-Jembatan Mberok-Taman Srigunting Kota Lama Semarang. Di Kota Lama, pelari beristirahat sambil berfoto, kemudian kembali dengan rute sama. Total, sekitar 5 kilometer mereka lahap.
Yohana Narasasti (29) dari komunitas Semarang Runners mengatakan mengikuti acara ini sebagai bagian dari persiapan. ”Training plan minimal tiga bulan, tetapi karena sempat cedera, jadi tentu harus menyiapkan lebih lama lagi, sekitar enam bulan,” ujarnya.
Acara dilanjutkan dengan sharing session bertema ”Steps to Prevent Injuries”. Para pembicara adalah pelatih atletik pelatnas Agung Mulyawan, pegiat lari Riefa Istamar, dan Pengarah Lomba Borobudur Marathon 2019 Andreas Kansil. Acara dipandu pegiat lari yang juga wartawan Kompas, Agus Hermawan.
Agung mengatakan, berlatih lari memerlukan perencanaan. ”Dimulai dari tes awal dengan mengecek kondisi tubuh. Apabila sudah stabil, melakukan apa pun menjadi lebih enak. Hal tersebut perlu dibangun sebelum mengikuti lomba lari,” ucapnya.
Pada acara tersebut, dibagikan juga sejumlah door prize dan dua slot Borobudur Marathon kepada dua peserta yang mampu menjawab kuis. Setelah Surabaya, Malang, dan Semarang, acara serupa akan digelar di sejumlah kota lain, antara lain Yogyakarta dan Jakarta.
Dimulai dari tes awal dengan mengecek kondisi tubuh. Apabila sudah stabil, melakukan apa pun menjadi lebih enak. Hal tersebut perlu dibangun sebelum mengikuti lomba lari.
Meski Borobudur Marathon 2019 digelar pada 17 November, road show dilakukan dari jauh-jauh hari. ”Melihat antusiasme dari tahun sebelumnya, kami ingin mengedukasi calon peserta sehingga memiliki waktu panjang untuk menyiapkan diri,” kata Ketua Panitia Borobudur Marathon 2019 Catharina Rini.
Satu hal berbeda pada Borobudur Marathon 2019, yang digelar harian Kompas, Pemerintah Provinsi Jateng, dan Bank Jateng, ialah dengan menerapkan sistem ballot atau pemilihan peserta secara acak. Semua pelari yang mendaftar memiliki kesempatan yang sama.
Sistem itu sudah diterapkan pada maraton besar di seluruh dunia, seperti New York Marathon, Boston Marathon, dan Tokyo Marathon. Beberapa acara maraton di Asia pun sudah menerapkan sistem yang sama, antara lain Hong Kong Marathon dan KL Marathon.
Peserta dapat mendaftar di Borobudur Marathon 2019 secara daring pada 1-30 Mei 2019. Data calon peserta akan diverifikasi, dilanjutkan dengan pengundian peserta secara acak. Peserta yang terpilih akan dihubungi melalui surat elektronik dan diminta melakukan pembayaran pada 19-25 Juni.
Riefa menuturkan, pada masa pendaftaran ini, peserta dipersilakan memilih satu kategori yang sesuai dengan kemampuan. ”Calon peserta agar memilih kategori dengan bijak dan tak perlu buru-buru. Pilih satu agar dapat fokus menyiapkan latihan,” katanya.