Akhir Pekan Indah di Tamansari
Tamansari adalah satu dari 40 kecamatan di kabupaten Bogor. Namanya menyiratkan di sana tentunya banyak yang indah, sebagaimana sebuah taman.
Maka, marilah kita menjelajah sedikit dari wilayah seluas 2,6 juta hektar itu, yang bagian selatannya berbatasan langsung dengan Gunung Salak. Nah, karena tidak di gunungnya, sudah pasti panorama gunung itu akan terlihat dari berbagai titik ketika kita jalan-jalan di Tamansari.
Siapkan saja kamera untuk membidiknya. Asal hati-hati saat berhenti dan memarkir kendaraan kita. Jalan raya di sana cukup padat dan badan jalan tidak lebar, apalagi ada saja bus-bus wisata melintas.
Selain itu, wilayah Tamansari berbukit-bukit, di atas ketinggian 700 meter dpl. Jadi, bisa dibayangkan ya, banyak jalan berkelokan dengan tanjakan-turunannya. Tidak begitu masalah karena tidak curam sekali. Udaranya sejuk, rata-rata 25 - 30 derajat Celsius.
Menuju ke Tamansari dari Jakarta, mau tidak mau harus membelah jalan Kota Bogor, mulai dari pintu keluar Tol Jagorawi di Baranangsiang. Arahkan kendaraan kita ke Tugu Kujang untuk terus ke kawasan Empang - Cikaret - Ciapus, untuk kemudian melintas Jalan Kapten Yusuf, salah satu jalan yang menembus Tamansari. Dari jalan ini terus saja ke Jalan Raya Ciapus lalu Jalan Gunung Malang/Jalan Curug Nangka. Ujung jalan ini kawasan wisata air terjun Curug Nangka.
Air terjun dengan ketinggian 10 - 20 meter berada di Gunung Malang, salah satu gunung di kawasan Taman Nasional Halimun Salak. Ini memang tujuan wisata paling popular di Tamanasari. Kawasan wisata ini ada dalam hutan dan di bawah pengawasan Perhutani KPH Bogor. Ada dua air terjun lagi di situ; Curug Daun dan Curug Kawung.
"Dari sini ke Curug Nangka, jalan kaki sebentar, 20 menitan. Dari situ ke Curug Daun, 10 menit. Kalau ke Curug Kawung, sekitar 30 menit, jalannya lebih menanjak. Mandi-mandi di sana. Airnya segar," kata Joice Lantang, pemilik Herman Lantang Camp.
Dari sini ke Curug Nangka, jalan kaki sebentar, 20 menitan. Dari situ ke Curug Daun, 10 menit. Kalau ke Curug Kawung, sekitar 30 menit, jalannya lebih menanjak. Mandi-mandi di sana. Airnya segar.
Menurut Joice, kalau pagi berangkatnya, tiga air terjun itu bisa dikunjungi tanpa repot, asal jangan mandi-mandi. Kalau pun mau mandi, di Curug Daun dan jangan terlalu lama. "Kalau agak sore, di atas sering hujan. Jangan lama mandinya. Yang penting, cekrek-cekrek di tiga air terjun. Bagus, loh, foto-foto di sana," tuturnya.
Mengunjungi "ujung" Tamansari ini, lebih asik kita bermalam di sana, agar tidak terburu-buru menikmati segarnya udara Pegunungan Halimun Salak, harumnya hutan tropis kawasan taman nasional itu. Lagi pula, banyak penginapan di sana, dari bumi perkemahan, penginapan warga, villa, sampai resort.
Penginapannya, tidak semua dekat kawasan wisata dan perkemahan Curug Nangka, sebagaimana Herman Lantang Camp, yang bertetangga. Namun, juga tidak jauh-jauh sekali, dan selalu ada dari penginapan yang bersedia menjadi pemandu wisata ke tiga air terjun tersebut. Di antara penginapan itu, ada yang memasukan kunjungan ke sana sebagai compliment-nya.
Kalau ingin bermalam menikmati dinginnya udara pegunungan, megahnya Gunung Salak, dan mandi-mandi di kolam air terjun, tidak ada salahnya berkemah di Herman Lantang Camp, salah satu pelopor glamping di Bogor.
Berkemah di sini tidak pusing lagi dengan tetek-bengek peralatan berkemah, masak-masak, dan urusan ke toilet. Tersedia pula tenda aula dan arena untuk permainan. Berkemah di sana tinggal bawa baju ganti. Kalau lupa bawa peralatan mandi, tinggal beli di "warung"-nya, yang juga menyediakan camilan dan kopi.
Total areal perkemahan sekitar dua hektar, dan hanya ada 10 tenda kapasitas empat orang per tenda, lengkap dengan bantal dan selimut. Setiap tenda berada di atas "rumah panggung", jadi tenda beratap dan tidak menyentuh tanah. Di dekatnya ada toilet, dengan kloset duduk, hanya tidak ada sower. Air dingin pegunungan untuk mandi dalam bak, siap diguyurkan ke badan dengan bantuan gayungnya. Tapi, paling-paling cuma berani dipakai untuk cuci muka.
"Biayanya mulai Rp 675.000 sampai Rp 975.000 per tenda. Kalau mau pakai minimal lima tenda, sebaiknya reservasi dulu jauh-jauh hari dengan mengontak kami di nomor 0811439315. Apalagi kalau musim libur dan perlu tambahan tenda atau out bond," kata Joice lagi.
Berkemah di sini, bisa ngobrol banyak juga dengan Herman Lantang, tentang pengalamannya sebagai pencinta alam. Ia salah seorang pendiri Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) UI.
Kalau ingin berlibur di "kemah" mewah sambil bisa berenang-renang di water boom, bisa pilih The Highland Resort, yang lokasi masih di Jalan Gunung Malang (Jalan Curug Nangka). Di sini kamar penginapannya sebagaimana bangunan rumah, namun penampilan luarnya berupa kemah ala rumah suku Indian dan Mongolia. Perabotannya, tentu saja kelas sebuah resort modern.
Menginap di vila saja karena berombongan dan ingin lebih menguatkan persahabatan dengan tidak terlalu menguras kantong? Home Stay Sido Mukti karena selain menyedikan vila untuk satu keluarga, juga vila kapasitas 25 orang, yang tarifnya Rp 2,3 juta, tidak termasuk makan-minum.
"Karena tamu bisa bawa makan minum sendiri atau masak sendiri. Ada dapur yang bisa mereka pakai, dengan membayar Rp 150.000 untuk biaya gas elpiji dan perabotan dapur yang digunakan. Kalau ingin tinggal makan, bisa pesan dengan harga mulai Rp 40.000 - Rp 159.000 per orang," kata Yusril Fadilah, karyawannya.
Karena tamu bisa bawa makan minum sendiri atau masak sendiri. Ada dapur yang bisa mereka pakai, dengan membayar Rp 150.000 untuk biaya gas elpiji dan perabotan dapur yang digunakan. Kalau ingin tinggal makan, bisa pesan dengan harga mulai Rp 40.000 - Rp 159.000 per orang.
Di sini juga ada restorannya yang menyediakan nasi goreng dan berbagai menu berbasis daging ayam. Kalau rombongan ingin menikmati kambing guling, dengan biaya Rp 1,8 juta, hidangan itu tersedia tanpa kita repot.
Fasilitas lainnya, ada aula untuk kumpul sambil berkaraoke dengan biaya Rp 75.000 per jam atau dihibur dengan musik dari organ tunggal dengan biaya Rp 2 juta. Ada juga kolam renang dan tentu saja areal bermain atau outbound.
Ke Tamansari lebih baik menginap satu dua malam, karena banyak yang bisa dikunjungi, bukan hanya air terjun Curug Nangka. Di sana banyak usaha kecil menengah, yang produknya, bisa dibeli di tempat. Misalnya saja sepatu, sandal, tas, tanaman hias, kain sutra, dan wayang golek.
Untuk tanaman hias, kunjungi sentra pembibitan tanaman hias di Desa Sukamantri. Ada sekitar 120 petani yang menyediakan berbagai tanaman hias, yang bergabung dalam Paguyuban Petani Tanaman Hias Tamansari. Sentra tanaman hias ini nantinya direncanakan akan menjadi bagian dari agrowisata di sana yang tengah dikembangkan Institut Pertanian Bogor.
"Lahan yang digunakan kami ini lahan IPB, yang memagari hutan dan kebun percobaan IPB, yang luasnya 40 hektar. Sambil usaha, kami jagain juga kebun IPB. Tempat usaha kami di lahan yang berbatasan dengan jalan," kata Dudi Imadudin, ketua paguyuban dan pemilik Tiara Nursery Ciapus.
Di kebun pembibitan Dudi, seluas 6000 meter persegi, ada ratusan jenis tanaman hias dengan berbagai variannya. Hanya, mulai dari Rp 2.000 sampai puluhan juta rupiah per pot atau per pohon.
"Mau beli satu pot atau ratusan pot, harganya sama dengan kalau pedagang eceran tanaman hias beli. Karena tujuannya, agar makin banyak pengemar tanaman hias dan sukur-sukur juga pedagang ecerannya. Apalagi sekarang jual tanaman hias bisa on line dan tidak harus punya nursery," kata Dudi.
Datang ke sini, selain bisa puas membeli berbagai tanaman hias, para petaninya tidak pelit ilmu. Pengunjung, bukan cuma diberi tahu cara merawat, tapi juga bagaimana memperbanyak tanaman hias yang kita beli. Kalau mau usaha, Dudi dengan paguyubannya menyediakan waktu membagi pengalaman usahanya.
UKM lain yang siap dikunjungi pelancong adalah Rumah Sutra Alam, di Jalan Raya Ciapus. Di sini ada kebun murbai dan peternakan ulat sutra, pengolahan kokon sutra, pemintalan dan penenunan benang sutra, serta produk kain sutranya. Luasnya empat hektar. Untuk berkunjung melihat-lihat semua itu, pengunjung dikenakan tiket masuk Rp 20.000 per orang.
Kalau hanya ingin ke tokonya, melihat-lihat dan membeli kain sutra produksinya, tidak dikenakan biaya. Di sini dijual kain sutra, dari yang masih warna alami benang sutra, diberi pewarna alami atau buatan, sampai yang sudah menjadi batik sutra. Dijualnya dalam bentuk shal, stola, selendang, kerudung, sarung, kain, sutra meteran. Harganya mulai Rp 150.000 sampai Rp 3 juta.
Kalau kain sutra yang masih warna aslinya, rata-rata Rp 180.000 per meter. Untuk kokon, dijual Rp 10.000 per buah. Kokon sutra popular untuk masker wajah untuk mencegah penuaan dini.
"Kalau mau berkunjung rombongan dan melihat semua kegiatan kami, mulai dari petik daun murbai pakan ulat sutra sampai pewarnaan, reservasi dulu di 085771085377. Sebab, tidak setiap saat kami melakukan pemintalan atau penenunan. Apalagi kalau sekalian mau buat acara gathering di aula kami," kata Yayan Kusmayandi, administraturnya.
Di Tamanasari juga ada tempat perubahan yang bisa kita kunjungi untuk melihat keunikan ritual umatnya. Misalnya saja Pura Parahyangan Agung Jagatkarta dan Vihara Niciren Syoayu Indonesia. Ini pura dan vihara terbesar di Jawa Barat, yang keduanya memiliki panorama alam indah.
Ke pura kita lebih mudah melihat keunikan bangunan dan ritualnya, karena seorang Jero Mangku pura, Ny I Made Sadnya, tinggal di sana. Kita bisa tanya banyak tentang ritual di sana dan adat istiadat umat Hindu Bali. Sedangkan ritual di Vihara NSI sebulan sekali sesuai hitungan kalender ibadahnya.
Jika ingin mengunjungi situs peninggalan atau petilasan Zaman Kerajaan Pajajaran juga masa prasejarah batu besar atau megalitikum, ada baiknya mengunjungi dan bermalam di Kampung Budaya Sindangbarang di Desa Pasir Eurih. Namun harus lebih dahulu reservasi di nomor 081311150024.
"Sebab kalau ada field trip, apalagi bermalam dengan rombongan, perlu persiapan khusus," kata Ella Rahardjo, pengelola kampung adat Sunda itu.
Ke sini akan melihat rumah atau bangunan adat atau tradisional Sunda. Pada waktu tertentu ada kegiatan upacara adat di sana. Setiap harinya kita bisa berkunjung ke sana dengan tiket masuk Rp 15.000 per orang pada hari biasa dan Rp 25.000 per orang saat akhir pekan. "Kalau ada pertunjukan kesenian tiket masuknya Rp 75.000 per orang," kata Ella.
Baca juga : Demi Potret, Kita Jeprat Jepret
Baca juga : Wisatawan Memburu Kerindangan Pepohonan Kebun Raya Bogor
Baca juga : Sensasi Melayang di Puncak
Jadi, kalau ke Tamanasari, sebaiknya bermalam. Sehingga berkesempatan melihat berbagai objek wisatanya. Lokasi-lokasi wisatanya, tidak jauh-jauh dari jalur jalan utama - Jalan Ciapus Raya - Jalan Curug Nangka. Tinggal belok ke kiri atau ke kanan ke anak jalan menuju objek wisatanya. Di antaranya malah berada di jalur jalan utama itu.
Yuk, berangkat!