Bandara Baru Diharapkan Atasi Tingginya Permintaan Penerbangan Lebaran
Bandara Internasional Yogyakarta diharapkan mampu mengatasi tingginya permintaan penerbangan dari dan menuju ke Daerah Istimewa Yogyakarta pada masa libur Lebaran 2019 nanti. Selama ini, slot penerbangan di daerah tersebut sangat terbatas karena hanya diampu satu bandara saja, yakni Bandara Internasional Adisutjipto.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
KULON PROGO, KOMPAS—Bandara Internasional Yogyakarta diharapkan mampu mengatasi tingginya permintaan penerbangan dari dan menuju ke Daerah Istimewa Yogyakarta pada masa libur Lebaran 2019 nanti. Selama ini, slot penerbangan di daerah tersebut sangat terbatas karena hanya diampu satu bandara saja, yakni Bandara Internasional Adisutjipto.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan hal tersebut seusai mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla meninjau pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta, di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (4/5/2019).
“Jangka pendeknya, kami harapkan, selama ini mencari slot penerbangan ke Yogyakarta sangat susah. Dengan adanya bandara ini, slot penerbangan akan banyak. Ini membantu pergerakan dari Jakarta ke Jawa Tengah bagian selatan,” kata Budi.
Bandara Internasional Yogyakarta direncanakan mulai beroperasi secara minimum, pada 6 Mei 2019. Adapun maskapai yang bakal pertama kali melayani penerbangan di bandara baru itu adalah Citilink, dengan rute dari Jakarta (Bandara Halim Perdanakusuma) ke Yogyakarta (Bandara Internasional Yogyakarta), dan sebaliknya. Untuk sementara waktu ini, ada sedikitnya 3 penerbangan dalam sepekan untuk rute tersebut.
Jangka pendeknya, kami harapkan, selama ini mencari slot penerbangan ke Yogyakarta sangat susah. Dengan adanya bandara ini, slot penerbangan akan banyak. Ini membantu pergerakan dari Jakarta ke Jawa Tengah bagian selatan
Operasional yang dilakukan baru berupa operasional minimum. Pembangunan bandara secara keseluruhan masih mencapai sekitar 50 persen. Targetnya, seluruh bangunan selesai digarap sehingga bisa beroperasi penuh, pada Desember 2019.
Saat ini, landasan pacu sudah sepenuhnya rampung dibangun. Secara rinci, bandara tersebut memiliki landasan pacu sepanjang 3.200 meter dengan lebar 75 meter. Spesifikasi itu membuat pesawat berbadan besar seperti Boeing 777-300 dan Airbus A380.
Dari sisi terminalnya, baru 12.900 meter persegi yang sudah selesai dikerjakan dari total 210.000 meter persegi. Tetapi, terminal itu sudah mencukupi untuk operasional minimum. Luasnya juga melebihi terminal Bandara Internasional Adisutjipto yang hanya berluas sekitar 6.000 hektar.
Bandara Internasional Adisutjipto menjadi satu-satunya bandara yang selama ini melayani transportasi masyarakat lewat udara di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penerbangan yang dilayani adalah domestik dan internasional.
Kini, kepadatan bandara itu sudah sangat tinggi. Bandara yang seharusnya hanya berkapasitas 1,7 juta penumpang dalam satu tahun itu ternyata telah menampung 8,4 juta penumpang selama satu tahun.
“Saat ini, Yogyakarta sangat penuh keadaan (penerbangannya). Ini menjadi kesempatan bagi kami,” kata Budi.
Budi menambahkan, terdapat tiga maskapai penerbangan domestik yang sudah mengajukan slot penerbangan ke bandara baru tersebut, yaitu Citilink, Lion Air, dan Batik Air.
Terkait hal itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti mengungkapkan, dari ketiga maskapai itu Citilink yang sudah dipastikan akan segera beroperasi. Dua maskapai lainnya masih mengatur slot penerbangan dengan bandara-bandara lainnya.
Secara terpisah, Corporate Communication Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro menyampaikan, Lion Air Group terus berkoordinasi dengan berbagai pihak sebelum membuka rute baru tersebut. Analisis pasar dan kapasitas angkut juga terus dilakukan.
Sementara itu, Budi menyatakan, penerbangan internasional belum akan beroperasi dalam waktu dekat. Maskapai penerbangan internasional memerlukan waktu sekitar 2 bulan untuk mengurus penyesuaian rute baru ke bandara tersebut.
Peninjauan Wapres
Sabtu itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla meninjau pembangunan proyek Bandara Internasional Yogyakarta. Ia merasa terkesan dengan pembangunan bandara baru tersebut. “Prosesnya luar biasa dan segalanya. Baru selesai dibangun 50 persen saja sudah seperti ini. Bagaimana jika sudah 100 persen,” kata Kalla.
Kalla meninjau setelah mendarat di bandara tersebut dengan Pesawat Khusus Kepresidenan BAe-RJ85 sekitar pukul 08.15. Ia didampingi oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti, dan Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi. Sewaktu turun dari pesawat, ia disambut Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono X dan Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo.
Kalla menyampaikan, keberadaan bandara itu diharapkan bisa menggeliatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan. Ia berpesan agar fasilitas penunjang dikerjakan dengan baik sehingga membuat penumpang semakin nyaman.
Terkait hal itu, Budi menyatakan, dalam jangka panjang, Bandara Internasional Yogyakarta itu diminta agar mampu menambah aksesibilitas turis baik domestik maupun mancanegara ke daerah tersebut. Hal itu berkaitan dengan tingginya potensi pariwisata di daerah tersebut.