Setelah berencana menerapkan sistem satu arah, pemerintah kini mengkaji penerapan sistem ganjil genap nomor kendaraan bermotor saat arus mudik Lebaran 2019 di Jalan Tol Trans-Jawa. Langkah ini dilakukan untuk melancarkan arus mudik kendaraan di ruas jalan tol dan bukan tol.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Setelah berencana menerapkan sistem satu arah, pemerintah kini mengkaji penerapan sistem ganjil genap nomor kendaraan bermotor saat arus mudik Lebaran 2019 di Jalan Tol Trans-Jawa. Langkah ini dilakukan untuk melancarkan arus mudik kendaraan di ruas jalan tol dan bukan tol.
”Dengan Tol Jakarta-Surabaya, ekspektasi masyarakat menggunakan jalan tol (untuk mudik) pasti meningkat. Nah, peningkatan ini bisa juga menjadi bumerang di satu titik,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sesuai rapat kesiapan angkutan Lebaran 2019 di Stasiun Solo Balapan di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (4/5/2019).
Hadir dalam kegiatan ini antara lain Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, dan Executive Vice President PT KAI (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta Eko Purwanto.
Menurut Budi, dalam rapat terbatas, Presiden Joko Widodo menyarankan untuk memberdayakan jalur lama. Jalur lama, yakni jalan bukan tol yang selama ini digunakan sebagai jalur mudik, agar diberdayakan tetap sebagai jalur mudik.
”Ini kami sedang berdiskusi dengan kepolisian, bisa saja kami tetapkan dalam minggu depan supaya masyarakat tahu lebih awal, sistem ganjil genap. Mudik itu ganjil genap,” katanya.
Budi Karya mencontohkan, jika hari Senin ditetapkan ganjil, kendaraan bernomor polisi ganjil boleh lewat tol. Sebaliknya, kendaraan berpelat nomor genap harus lewat jalan biasa.
Berikutnya, hari Selasa, kendaraan dengan pelat nomor genap boleh lewat tol, sedangkan ganjil lewat jalan biasa. Berdasarkan catatan Kompas, aturan sistem ganjil genap ini mengacu pada satu angka paling belakang pelat nomor mobil.
Menurut Budi Karya, dengan penerapan sistem ganjil genap volume kendaraan di ruas Jalan Tol Trans-Jawa akan dapat diatur kepadatannya. ”Dengan ini bisa kami pastikan ada volume kendaraan yang terkelola, tetapi kami tidak buru-buru. Kami akan diskusikan dengan kepolisian khususnya, dengan pemerintah daerah, dan ada satu riset kecil. Insya Allah, kalau ini memang disetujui, akhir minggu depan kami bisa umumkan,” ujarnya.
Sementara itu, Eko Purwanto mengatakan, PT KAI menyiapkan delapan rangkaian kereta tambahan untuk melayani penumpang saat arus mudik dan balik dari dan menuju Yogyakarta, DIY, dan Solo, Jawa Tengah.
Delapan kereta tambahan itu adalah Argo Lawu Fakultatif jurusan Solo-Jakarta, Argo Dwipangga (Solo-Jakarta), Taksaka Pagi Tambahan (Yogyakarta-Jakarta), Taksaka Malam Tambahan (Yogyakarta-Jakarta), Lodaya Tambahan sebanyak dua kereta (Solo-Bandung), Sancaka Tambahan (Yogyakarta-Surabaya), dan Mataram Lebaran (Yogyakarta-Jakarta).
Kereta tambahan ini menambah 20 kereta yang telah beroperasi reguler sehingga total rangkaian kereta yang diberangkatkan dari Daerah Operasi VI selama masa angkutan Lebaran 2019 sebanyak 28 kereta. ”Realisasi angkutan Lebaran 2019 dimulai H1-10 sampai dengan H2+10 dengan total volume 669.416 penumpang,” katanya.