Kemenangan Pelari Veteran dan Pengawal Presiden
Kegagalan Oktavianus Quaasalmy (35) di nomor individu Kompas Tambora Challenge 2018 - Lintas Sumbawa 320K, menjadi cambuk baginya. Bersama pasangannya, Jumardi (29) di kategori lari beranting, mereka menjadi yang pertama masuk garis finis.
Okta sempat meragukan kapasitas diri sendiri sebagai langganan juara Lintas Sumbawa, pelari kelahiran Palembang, Sumatera Selatan itu pun membuktikan ketangguhannya tahun ini. Tahun lalu, Okta, sapaan akrabnya, gagal menaklukkan kejamnya rute ekstrem Lintas Sumbawa. Dia gagal menyelesaikan lomba setelah menyerah di KM 250. Karyawan swasta ini menderita cedera kaki yang cukup parah.
“Tahun lalu, saya dipancing-pancing mengikuti 320K. Katanya saya pasti bisa karena sudah juara di relay 160 km x 2, edisi sebelumnya. Tetapi fisik saya ternyata tidak kuat dan harus menyerah,” kata pelari yang dikenal sangat pendiam itu.
Okta, bukanlah peserta kemarin sore di Tambora Challenge. Lelaki bertubuh tinggi dan kurus ini juga berstatus juara maraton ultra 100 km Lintas Sumbawa 320K edisi 2016. Saat itu lomba mengambil rute Kota Bima-Doro Ncanga di Kabupaten Dompu.
Setahun berikutnya, Okta turun sebagai pelari kedua kategori lari beranting 2x160 km Lintas Sumbawa 320K bersama Rizki Triadi Dewata. Pasangan ini menjadi juara dengan catatan waktu 50 jam 27 menit.
Meski memiliki status pelari veteran, Okta sempat berpikir ulang mengikuti Tambora Challenge 2019, setelah kegagalannya. Dia agak sedikit jera setelah kegagalan di nomor “neraka”.
Namun, dia akhirnya memutuskan turun kembali di nomor relay. Pria kelahiran 1983 ini, ditantang untuk berpasangan dengan sahabatnya yang juga pelari, Jumardi. Sang pelari veteran kembali menemukan gairahnya karena tantangan Jumardi menjuarai kembali edisi terkini.
Rekor baru
Jumat (3/5/2019) pukul 13.14 WITA, Okta ditemani pelari pertama Jumardi menyentuh garis finis di Ndoro Ncanga yang merupakan Padang Savana di kaki Gunung Tambora. Mereka menyelesaikan lomba dalam waktu 46 jam 13 menit atau lebih cepat 4 jam 14 menit dari rekor edisi perdana estafet pada 2017.
Catatan waktu itu amat jauh dari batas waktu yang 64 jam. Sehari sebelum pasangan ini berjaya, tepuk dan sorak kalangan panitia menyambut kedatangan Jumardi yang menyentuh garis finish 160 km pertama pukul 12.43 WITA di check point 4 di Desa Usar, Kecamatan Plampang, Kabupaten Sumbawa.
Beberapa detik kemudian, Okta melanjutkan lari beranting. Saat pasangannya berlari, Jumardi bergegas berbaring di depan. Tuntas sudah tugasnya berlari dengan catatan waktu 21 jam 43 menit. “Target saya bisa selesai 24 jam ternyata lebih cepat, saya bersyukur,” katanya.
Kunci kemenangan pasangan baru ini adalah konsistensi menjaga kecepatan. Jumardi dan Okta sama-sama bertekad menyelesaikan lomba 160 km dalam waktu maksimal 24-25 jam. Masing-masing sukses memenuhi ambisi tadi sehingga catatan waktu secara total membuat pelari lain dan panitia ternganga. Batas waktu 64 jam untuk 2x160 km seakan tak bermakna di hadapan mereka.
Berkat Paspampres
Okta mengaku sangat beruntung bertemu dengan Jumardi. Dengan bantuan Jumardi, dia bisa menemukan lagi kepercayaan dirinya dan mencicipi lagi gelar sebagai “Raja Lintas Sumbawa”.
“Waktu saya dengan dua tahun lalu hampir mirip. Memang yang menjadi pembeda itu pelari pertama. Jumardi kencang sekali. Walaupun debutan, dia sudah seperti pelari berpengalaman,” tutur Okta.
Jumardi mengatakan, kecepatan dan ketangguhan menjadi senjata utama sehingga bisa menyelesaikan 160 km lebih cepat dari target. Karakter dan teknik berlari seakan “diwariskan” dari kesigapan sebagai anggota Paspampres yang harus cepat, waspada, dan siap sedia.
Oleh sebab itu, Jumardi yang berpangkat Prajurit Kepala dari TNI Angkatan Darat itu tak ambil pusing saat memulai lomba di Pototano, Kabupaten Sumbawa Barat, Rabu (1/5) pukul 15.00 WITA. Pemuda kelahiran Maros, Sula-
wesi Selatan, ini bergegas berlari dengan kencang seakan ingin menangkap musuh pengancam kepala negara.
Sepanjang perjalanan, Jumardi yang memiliki seorang anak ini tidak hanya harus menghadapi cuaca panas dan hujan deras. Dia sempat dikejar anjing liar saat berlari. Bahkan, ia sempat berhenti untuk melihat kecelakaan motor saat lomba tersebut.
Berlari maraton ultra merupakan salah satu kebutuhan pria yang bergabung Paspampres sejak 2009 itu. Menurut dia, lari jarak jauh dapat memberikannya mental pantang menyerah dan fisik yang kuat.
“Lari jarak jauh membuat saya lebih kuat lagi menjadi Paspampres. Ini masalah mental bukan hanya kecepatan. Melatih saya biar tidak mudah menyerah jika tidak kuat,” ucap pelari yang tinggal di Bogor tersebut.
Saling mengisi
Kembalinya Okta tidak bisa lepas dari sosok Jumardi. Namun sebaliknya, Jumardi juga membutuhkan rekannya itu. “Mental Okta sangat kuat. Saya minta dia yang menyelesaikan rute 160 km hingga 320 km yang menanjak. Jujur, dia sangat membantu,” kata Jumardi yang bertubuh tegap.
Mereka pertama kali bertemu sebagai rival di salah satu ajang lari pada 2014. Sejak saat itu, mereka bersaing ketat memperebutkan “pelari terbaik” di setiap lomba. “Saya kalau bertemu dia hanya selisih detik. Kadang saya menang, tetapi lebih sering Jumardi yang menang,” kata Okta.
Hubungan rival itu berubah menjadi sahabat karib setelah keduanya saling mengenal. Meski terus bersaing di ajang lomba lari, mereka juga saling memotivasi satu sama lain untuk saling maju.
Jumardi membutuhkan pengalaman sang pelari veteran. Sementara itu, Okta membutuhkan kecepatan dan keberanian sang pengawal Presiden. Kolaborasi itu sudah tercatat dalam sejarah sebagai pasangan tercepat di Lintas Sumbawa. Kombinasi sempurna ini masih akan “menghantui” peserta lain di tahun-tahun berikutnya.
Oktavianus Quaasalmy
Lahir: Palembang, 8 Oktober 1983
Profesi: karyawan swasta
Prestasi:
- 2019 juara Lintas Sumbawa 320K kategori relay (2x160Km) berpasangan dengan Jumardi
- 2017 juara Lintas Sumbawa 320K kategori relay (2x160Km) berpasangan dengan Rizky Triadi Dewata.
- 2016 juara Lintas Sumbawa
trail run 100K
- 2016 juara Gede Vertical Trail Run 7K
Jumardi
Lahir: Maros, 27 Oktober 1989
Profesi: Anggota Paspampres
Prestasi:
- 2019 juara Lintas Sumbawa 320K kategori relay (2x160Km) berpasangan dengan Oktavianus Quaasalmy.
- 2016 peringkat ketiga Gede Vertical Trail Run 7K
- 2015 juara Halimun Salak Trail Run 18K