Mengungkap Resep Rahasia Kesuksesan ”Avengers: Endgame”
Demam film ”Avengers: Endgame” terjadi di mana-mana. Tak hanya di Indonesia, bioskop di berbagai belahan dunia pun disesaki penggila film kumpulan pahlawan super dari serial komik penerbit Marvel ini. Fenomena ini menyerukan pertanyaan, kok bisa film ini laku sekali?
Demam film Avengers: Endgame terjadi di mana-mana. Tidak hanya di Indonesia, bioskop-bioskop di berbagai belahan dunia pun disesaki penggila film kumpulan pahlawan super dari serial komik penerbit Marvel ini. Fenomena ini menyerukan pertanyaan, kok bisa film ini laku sekali? Apa rahasianya?
Rabu (1/5/2019), waktu menunjukkan pukul 10.00, tapi antrean panjang sudah terjadi di depan loket tiket bioskop di sebuah pusat perbelanjaan di Serpong, Tangerang Selatan. Padahal, sembilan auditorium yang ada di sana hanya memutar satu film, Avengers: Endgame.
Setelah menghabiskan waktu sekitar 10 menit mengantre di belakang beberapa keluarga dan rombongan anak sekolah, petugas mengatakan, tiket yang tersedia hanya tersisa untuk pukul 23.00. Artinya, semua studio sudah penuh hingga 13 jam ke depan.
Meski sudah tiga kali menonton hanya dalam waktu sepekan, Anastasia (27) tetap ingin kembali menonton film ini. Dia bahkan sudah memesan tiket via aplikasi daring jauh-jauh hari sebelum tayang perdananya.
”Enggak bosan-bosan. Ceritanya tidak terduga. Adegan perangnya juga keren banget,” ujarnya terkekeh.
Terhitung sejak 24 April lalu, atau waktu perdana film ini tayang di Indonesia, bioskop-bioskop mulai sesak dipenuhi penonton. Saking membeludaknya penonton yang ingin menyaksikan film ini, banyak bioskop yang bahkan menambah jam tayang dan operasinya yang biasanya dimulai dari pukul 12 siang menjadi pukul 5 pagi. Banyak bioskop juga yang membiarkan semua studio atau auditoriumnya dimonopoli oleh hanya film ini.
Melihat besarnya penggemar Avengers di Indonesia, Iron Man dan kawan-kawan tayang dua hari lebih cepat dari tanggal tayang di Amerika Serikat dan negara lain.
Keriuhan demam film superhero ini pun dengan cepat memberikan pundi-pundi bagi Buena Vista Studio, yang menjadi distributor film ini. Mengutip data situs pemeringkat pendapatan film Boxofficemojo.com, sejak diputar perdana di 4.662 bioskop seluruh dunia pada 26 April hingga 1 Mei, total pendapatan dari film ini mencapai 1,66 miliar dollar AS atau sekitar Rp 23,24 triliun.
Pendapatan selama enam hari penayangan itu hampir setara dengan jumlah target pendapatan Provinsi Jawa Tengah selama setahun ini yang dalam APBD disebutkan sebesar Rp 25,96 triliun.
Buena Vista hanya butuh satu hari penayangan untuk menutup modal ongkos produksi film ini yang mencapai 356 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,98 triliun. Sebab, pada hari tayang perdananya saja, film terakhir grup pahlawan super Avengers ini sudah meraup keuntungan 357,11 dollar AS.
Baca juga: Takhta Finansial Marvel Cinematic Universe
Hanya dalam enam hari penayangannya, Avengers: Endgame hingga kini tercatat sebagai film terlaris tahun 2019, mengalahkan film-film lain yang terlebih dahulu tayang selama empat bulan terakhir.
Namun, yang lebih fantastis lagi, hanya dalam waktu enam hari itu juga, Avengers: Endgame berhasil bertengger di peringkat keenam film terlaris sepanjang masa. Ini mengingat baru tayang kurang dari dua pekan dan masih digandrungi banyak orang, torehan rekor film terlaris sepanjang masa rasanya tinggal menunggu waktu.
Hanya dalam enam hari penayangannya, ”Avengers: Endgame” hingga kini tercatat sebagai film terlaris tahun 2019, mengalahkan film-film lain yang terlebih dahulu tayang selama empat bulan terakhir.
Lantas, apa rahasia kesuksesan Avengers: Endgame?
Resep sukses
Chief Critic Vanity Fair Richard Lawson, dalam program kritik film Little Gold Men yang disiarkan di channel podcast Vanity Fair, mengungkapkan, rahasia kesuksesan Avengers: Endgame adalah perpaduan antara konsep bisnis perfilman yang modern, pemasaran yang dahsyat, dan teknik pembuatan film yang wahid.
Ia menjelaskan, konsep bisnis perfilman Hollywood yang modern adalah menjadikan film-film top sebagai waralaba. Avengers: Endgame adalah bagian dari waralaba seri Marvel Cinematic Universe (MCU). Di dalam MCU ada segudang toko pahlawan super, seperti Iron Man, Spider-Man, Captain America, Hulk, Thor, dan Ant-Man.
Tidak seperti film-film pada umumnya yang tidak berhubungan satu dengan yang lain, film-film yang tergabung dalam MCU ini punya jalan cerita yang terhubung satu film dengan yang lain. Film-film dalam MCU diceritakan punya kesamaan alam semesta.
Salah satu contohnya adalah Iron Man diceritakan sebagai mentor dari Spider-Man sehingga keduanya bisa tampil bertarung bersama. Sejatinya, Iron Man dan Spider-Man punya plot cerita dan film masing-masing. Namun, di MCU, keduanya hidup dalam satu semesta.
Rahasia kesuksesan ”Avengers: Endgame” adalah perpaduan antara konsep bisnis perfilman yang modern, pemasaran yang dahsyat, dan teknik pembuatan film yang wahid.
Karena kesamaan semesta, jalinan cerita dari waralaba MCU ini disusun sedemikian rupa menjadi terhubung satu film dengan yang lain. Hal ini membuat penonton secara tidak langsung dipaksa untuk menyaksikan seluruh film waralaba MCU untuk bisa mengerti alur cerita semesta Marvel secara keseluruhan.
Konsep waralaba ini dimulai saat film Iron Man pada 2008 dilanjutkan ke film-film lain, seperti Thor, Captain America, dan Hulk, pada tahun-tahun berikutnya. Semua cerita semesta MCU itu bermuara di film Avengers: Endgame.
”Ini cara pemasaran yang sangat cerdas. Penonton dibimbing menonton satu per satu film MCU, sampai akhirnya memuncak klimaks di Avengers: Endgame. Ini brilian,” ujar Lawson.
Bayangkan, Iron Man yang telah meraup total pendapatan 1,03 miliar dollar AS dari tiga seri filmnya yang rilis tahun 2008, 2010, dan 2013 bersanding dengan Spider-Man yang telah meraup total pendapatan 334,20 juta dollar AS.
Jika ditambah total pendapatan dari serial film anggota Avengers lainnya, seperti Thor (3 judul film) dan Captain America (2 judul film), total pendapatan film anggota Avengers di film-filmnya sendiri bisa lebih dari 1,87 miliar dollar AS.
Jangan lupakan, Avengers sudah menelurkan tiga film sebelumnya, yaitu Marvel’s The Avengers (2012), Avengers: Age of Ultron (2015), dan Avengers: Infinity War (2018). Avengers: Infinity War berada di peringkat keempat film terlaris sepanjang masa (2,04 miliar dollar AS), diikuti Avengers: Endgame (1,66 miliar dollar AS) yang sementara ini di peringkat keenam, Marvel’s The Avengers di peringkat ketujuh (1,51 miliar dollar AS), dan Avengers: Age of Ultron (1,40 miliar dollar AS) di peringkat kesembilan.
Baca juga: Perjalanan Panjang Menuju ”Avengers: Endgame”
Lawson mengatakan, waralaba raksasa dari semesta MCU ini adalah bisnis miliaran dollar AS. Semua tokoh waralaba semesta MCU yang bernilai ratusan juta dollar itu memiliki cerita dan bermuara di film Avengers: Endgame. Artinya, film ini menampung para tokoh pahlawan superhero yang sebelumnya sudah sukses meraup pendapatan jutaan dollar di filmnya masing-masing.
”Konsep kesamaan satu semesta inilah yang membuat semua jagoan bisa berkumpul dalam satu film. Semua itu bisa terjadi karena mereka semua dalam waralaba MCU. Tentu sangat menarik bisa menyaksikan pertarungan gerombolan pahlawan super dalam sekali nonton film,” tutur Lawson.
Emosi penonton
Selain taktik bisnis waralaba dan pemasaran yang mutakhir, Marvel diakui paling lihai memainkan emosi penonton. Hal ini diyakini membuat penonton penasaran ingin terus mengikuti semua film serial Marvel yang bermuara di Avengers: Endgame.
Meski sudah setahun berlalu, masih segar dalam ingatan penonton soal akhir cerita Avengers: Infinity War yang menampilkan sebagian besar pahlawan super mati seiring dengan kekalahan Avengers melawan Thanos. Akhir cerita sedih dan menggantung itu menggugah rasa emosi dan penasaran penonton sehingga tidak sabar menanti kelanjutan film berikutnya, Avengers: Endgame.
”Bagaimana cara mengalahkan Thanos saat sebagian pahlawan super itu sudah mati? Bagaimana akhir ceritanya? Ini yang membuat penonton penasaran dan ingin segera menyaksikan Avengers: Endgame,” ucap Lawson.
Profesor Perilaku Ekonomi dan Sains Data University of Birmingham Ganna Pogrebna mengungkapkan, rahasia kesuksesan film adalah memainkan emosi penonton.
Seperti dikutip dari situs berita The Guardian dalam artikel berjudul ”Scientist uncover formula fo box office movie success”, Pogrebna menganalisis 6.147 skrip film dan menganalisisnya berdasarkan algoritma tertentu. Hasilnya, film yang laris selalu mengandung unsur sang tokoh utama bangkit dari kegagalannya ataupun sebaliknya.
”Avengers: Endgame adalah bukti teranyar bahwa strategis bisnis industri film Hollywood dan pembuatan teknis film yang baik bisa bernilai miliaran juta dollar,” ujar Lawson.