Pelaku Usaha Prediksi Ekonomi Tumbuh Melambat pada Awal Tahun
Pelaku usaha memprediksi perekonomian Indonesia akan tumbuh melambat pada awal tahun 2019. Sikap investor yang ragu dan penurunan harga komoditas dinilai menjadi penyebab utama.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaku usaha memprediksi perekonomian Indonesia akan tumbuh melambat pada awal tahun 2019. Sikap investor yang ragu dan penurunan harga komoditas dinilai menjadi penyebab utama.
Managing Director Grup Sinar Mas, Gandi Sulistiyanto Soeherman, di Jakarta, Sabtu (4/5/2019), mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2019 diperkirakan melambat karena investor masih bersikap wait and see. Sikap ini muncul karena Indonesia baru saja selesai menyelenggarakan Pemilu 2019.
”Belum ada kepastian mengenai hasil Pemilu 2019. Kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tidak sampai 5 persen pada kuartal pertama 2019,” kata Gandi.
Sebagai perbandingan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Indonesia tumbuh 5,06 persen secara tahunan pada kuartal I-2018. Sementara itu, ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 5,18 persen secara tahunan pada kuartal IV-2018.
Pemerintah akan mengumumkan kinerja pertumbuhan ekonomi pada bulan ini. Adapun pemerintah menargetkan ekonomi tumbuh 5,3 persen secara tahunan pada 2019.
Pemerintah menargetkan ekonomi tumbuh 5,3 persen secara tahunan pada 2019.
Menurut Gandi, keraguan para investor kemungkinan baru sedikit berkurang ketika hasil Pemilu 2019 resmi diumumkan pada 22 Mei 2019. Namun, lanjutnya, keraguan tetap ada karena ada potensi hasil putusan Pemilu 2019 akan dibawa ke Mahkamah Konstitusi.
Commercial Banking Group Head PT Bank Pan Indonesia Tbk Sugiono Sutanto Janis sepakat, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2019 akan melambat karena pelaku usaha menunda rencana ekspansi. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan membaik pada kuartal kedua dan ketiga.
”Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2019 sekitar 5 persen. Para pengusaha masih menunggu kepastian terkait hasil Pemilu 2019,” ujarnya.
Untuk itu, menurut Sugiono, Bank Panin memperkirakan pertumbuhan aset sebesar 5-6 persen pada kuartal I-2019. Secara keseluruhan, Bank Panin menargetkan pertumbuhan aset, kredit, dan dana pihak ketiga pada kisaran 10-12 persen.
Harga komoditas
Gandi melanjutkan, hal lain yang dapat memicu pelambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2019 adalah ada tren penurunan harga komoditas. Kondisi ini membuat kinerja ekspor di pasar global terpengaruh.
BPS menyebutkan, nilai ekspor turun 8,5 persen menjadi 40,51 miliar dollar AS selama Januari-Maret 2019. Ekspor nonmigas turun 7,83 persen menjadi 37,07 miliar dollar AS.
Menurut Sugiono, untuk mengantisipasi ancaman pelambatan pertumbuhan aset dan kredit, Bank Panin akan menyalurkan kredit pada sektor industri yang tidak terpengaruh harga komoditas global. ”Kami menyalurkan kredit kepada industri sektor fast moving consumer goods (produk yang dapat terjual secara cepat dengan harga murah),” ucapnya.