Momen Ramadhan diharapkan menjadi penyejuk bagi masyarakat yang terbelah selama pemilu berlangsung. Ketegaran untuk menerima hasil pungut hitung dengan lapang dada terus digaungkan agar persatuan tetap terjaga.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
TANJUNGPINANG, KOMPAS — Momen Ramadhan diharapkan menjadi penyejuk bagi masyarakat yang rentan terbelah selama pemilihan umum berlangsung. Ketegaran menerima hasil perhitungan dengan lapang dada terus digaungkan agar persatuan tetap terjaga.
Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun, saat menghadiri deklarasi damai di Tanjungpinang, Sabtu (4/5/2019), mengatakan, Ramadhan adalah saat tepat menimba energi positif usai pemilu berlangsung. Tradisi silaturahmi diharapkan bisa merekatkan kembali persaudaraan warga yang sempat renggang.
"Perbedaan pilihan itu soal biasa. Pemilu sudah usai, yang lalu biarlah berlalu. Sekarang saatnya kita kembali bersatu membangun daerah," kata Nurdin.
Deklarasi damai di Gedung Daerah Kepulauan Riau itu dihadiri setidaknya 500 orang. Dalam pertemuan itu, perwakilan kedua pasangan calon (paslon) sepakat menandatangani perjanjian untuk menghargai hasil akhir penghitungan suara KPU yang akan diumumkan pada 22 Mei.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Kepulauan Riau Azhar Hasyim mengatakan, siapa pun calon yang terpilih adalah pemimpin yang terbaik bagi rakyat. Semua harus berbesar hati menghapus dendam dan melanjutkan hidup bermasyarakat.
Menurut dia, penyelenggaraan pemilu yang berjalan lancar perlu disyukuri. Jangan ada lagi dendam akibat perbedaan pilihan yang akhirnya memecah belah masyarakat.
Ketua Tim Kampanye Daerah Jokowi-Amin Kepulauan Riau, Soerya Respationo berharap, kewajiban berpuasa saat Ramadhan bisa menjadi kesempatan semua pihak yang masih berselisih untuk saling mengintrospeksi diri.
Evaluasi
Juru Kampanye Prabowo-Sandi di Kepulauan Riau, Syahrul, mengatakan, pemilu kali ini juga menyisakan duka. Tercatat ratusan petugas pemilu meninggal di seluruh nusantara. Penghormatan bagi mereka diberikan dengan tetap menjaga perdamaian setelah pemungutan suara usai.
Kepala Polda Kepulauan Riau Inspektur Jenderal Andap Budhi Revianto mengatakan, pemilu kali ini harus jadi evaluasi penyelenggaraan selanjutnya. Meninggalnya ratusan petugas pemilu perlu disikapi secara serius agar hal serupa bisa dicegah.
"Nantinya, harus petugas pemilu harus dipilih dari orang yang muda dan sehat. Peristiwa belakangan ini membuktikan tugas yang diemban ternyata sangat berat apalagi bagi yang sudah tua dan memiliki riwayat penyakit kronis," kata Andap.
Ia juga mengimbau, jika ada pihak yang masih merasa tidak puas dengan penyelenggaraan pemilu bisa menempuh jalur hukum sesuai dengan peraturan yang ada. “Jangan mencederai demokrasi dengan tindakan melawan hukum,” katanya.