Rp 130 Miliar untuk Kembangkan Fasilitas Pelabuhan
Perusahaan PT Pelabuhan Tanjung Priok, anak usaha PT Pelindo II, mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 130 miliar untuk pengembangan fasilitas di pelabuhan.
Oleh
Ferry Santoso
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan PT Pelabuhan Tanjung Priok, anak usaha PT Pelindo II, mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 130 miliar untuk pengembangan fasilitas di pelabuhan. Dengan pengembangan fasilitas itu, diharapkan manajemen pelabuhan menjadi lebih efisien dan korporasi bisa mendapatkan keuntungan lebih besar.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Pelabuhan Tanjung Priok Imanuddin, di Jakarta, Jumat (3/5/2019). ”Capital expenditure tahun ini sekitar Rp 130 miliar,” katanya.
Belanja modal itu antara lain untuk pengembangan fasilitas di dermaga, seperti tangki untuk produk likuid seperti minyak kelapa sawit di Bengkulu, fasilitas untuk bongkar muat batubara di Jambi, serta peralatan timbang dan IT di Pelabuhan Tanjung Priok.
PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) merupakan salah satu operator terminal multipurpose untuk barang-barang curah kering dan curah cair di Indonesia yang melayani beberapa pelabuhan, seperti Pelabuhan Panjang, Bengkulu, Jambi, dan Banten. Pada 2018, kargo yang dilayani PTP di lima cabang pelabuhan mencapai 22 juta ton.
Tahun 2019, PTP akan mengoperasikan lima cabang, yaitu Palembang, Pangkal Balam, Tanjung Pandan, Cirebon, dan Teluk Bayur. Dengan penambahan layanan lima pelabuhan itu, diperkirakan kargo yang bisa dilayani mencapai 56 juta ton.
Selain pengembangan fasilitas pelabuhan di dalam negeri, lanjut Imanuddin, PTP juga menjajaki kemungkinan kerja sama dengan operator pelabuhan di negara lain, seperti Pakistan, untuk pelabuhan transit ekspor minyak kelapa sawit.
Menurut Imanuddin, pendapatan perusahaan tahun 2018 sebesar Rp 2,2 triliun dengan laba bersih sekitar Rp 370 miliar. Tahun 2019, target pendapatan relatif sama dengan tahun 2018 karena mulai tahun 2019 PTP tidak mengelola peti kemas. Namun, di sisi lain, PTP akan mengelola pelabuhan untuk barang-barang curah di beberapa tempat. Target laba bersih 2019 sebesar Rp 450 miliar.
Terkait penawaran saham perdana, menurut Imanuddin, perusahaan memang memiliki keinginan melakukan IPO. Namun, ia belum dapat memastikan kapan IPO dilakukan karena banyak pertimbangan yang perlu dilakukan, seperti kesiapan korporasi, waktu yang tepat, dan kondisi pasar modal.
Target laba bersih PT Pelabuhan Tanjung Priok tahun 2019 mencapai Rp 450 miliar.
Direktur Komersial PT Pelindo II Arif Suhartono menambahkan, anak usaha PT Pelindo II seperti PTP akan fokus memperkuat usaha di pasar domestik. Untuk pasar global, memang bisa dijajaki karena tidak mudah dan banyak aspek yang harus dipertimbangkan, seperti aspek bisnis, regulasi di negara yang dituju, serta aspek sosial dan budaya.
Dalam jangka pendek, sebagai perusahaan induk, PT Pelindo II memberi peluang anak usaha PTP untuk mengelola pelabuhan baru. PTP, misalnya, merencanakan mengakuisisi anak usaha PT Krakatau Steel untuk mengelola Pelabuhan Krakatau Bandar Samudera di Cilegon sebelum akhir 2019.
Selain itu, PTP juga akan mengelola Pelabuhan Kijing di Kalimantan Barat jika pelabuhan selesai dibangun pada 2021. Dengan mengelola dua pelabuhan itu, diharapkan pendapatan korporasi bisa meningkat.
Selain itu, terjadi juga efisiensi bisnis melalui sinergi BUMN, terutama dalam pengelolaan pelabuhan PT Krakatau Steel di Cilegon. Volume barang yang bongkar muat di pelabuhan tersebut mencapai 8 juta ton per tahun.