Anak Sungai Kahayan Meluap, 16 Desa di Pulang Pisau Terendam
Bencana banjir, hingga Minggu (5/5/2019) masih merendam 16 desa pada tiga kecamatan di Kabupaten Pulang Pisau dan satu kecamatan di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Ketinggian air maksimal mencapai satu meter. Pemerintah menggencarkan patroli untuk mengevakuasi warga.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Bencana banjir, hingga Minggu (5/5/2019) masih merendam 16 desa pada tiga kecamatan di Kabupaten Pulang Pisau dan satu kecamatan di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Ketinggian air maksimal mencapai satu meter. Pemerintah menggencarkan patroli untuk mengevakuasi warga.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng, di Kabupaten Lamandau, banjir melanda Kecamatan Kudangan tepatnya di Desa Penopa. Adapun di Kabupaten Pulang Pisau, banjir melanda sebagian besar Kecamatan Banama Tingang, Maliku, dan Kecamatan Pangkoh. Banjir di lokasi tersebut sudah terjadi sejak Jumat (3/5).
“Penyebab banjir intensitas hujan yang tinggi. Kalau Minggu sore ini, dari pantauan, banjir mulai surut karena hujan tidak ada. Semoga esok juga sama,” ungkap Kepala Sub Bidang Kedaruratan BPBPK Alpius Patanan di Palangkaraya, Minggu sore.
Alpius mengungkapkan, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Kabupaten Pulang Pisau sejak Jumat melakukan patroli untuk mengevakuasi warga yang rumahnya terendam. Meskipun demikian, warga yang rumahnya terendam banjir sebagian besar sudah mengungsi di rumah-rumah kerabat mereka yang lokasinya lebih aman.
Kepala BPBD Kabupaten Pulang Pisau Salahudin mengatakan, ketinggian banjir maksimal satu meter terjadi di Kecamatan Banama Tingang.
“Kami pakai perahu karet untuk evakuasi warga itu pada Jumat lalu. Hari Sabtu pagi juga masih banjir, kalau hari ini (Minggu) mulai turun airnya,” kata Salahudin.
Warga yang rumahnya terendam banjir sebagian besar sudah mengungsi di rumah-rumah kerabat mereka yang lokasinya lebih aman.
Bencana banjir itu, menurut Salahudin, disebabkan intensitas hujan yang tinggi. Hal itu membuat beberapa anak Sungai Kahayan di Pulang Pisau meluap hingga ke permukiman warga.
“Tak hanya rumah warga, fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas, bahkan kantor kecamatan juga terendam. Akses jalan jadi sulit, karena badan jalan tidak terlihat,” tambah Salahudin.
Salahudin mengungkapkan, pihaknya berkoordinasi dengan instansi lain seperti Dinas Perhubungan, aparat keamanan, dan petugas dari kecamatan untuk membantu mengevakuasi warga dan menjaga transportasi lalu lintas berjalan lancar.
Sementara itu, Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Palangkaraya Renianata mengungkapkan, hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi dalam dua hari ke depan di seluruh wilayah Kalteng. Hujan lebat akan disertai angin dan petir.
“Angin kencang akan menimbulkan atau menambah tinggi gelombang di wilayah pesisir dan perairan selatan Kalteng,” ungkap Renianata.
“Angin kencang akan menimbulkan atau menambah tinggi gelombang di wilayah pesisir dan perairan selatan Kalteng,” ungkap Renianata.
Renianata menambahkan, curah hujan sedang hingga tinggi disebabkan awan cumulonimbus atau awan gelap yang melingkupi 14 kabupaten/kota di Kalteng.