Antisipasi Meningkatnya Arus Kendaraan Mudik ke Jateng
Telah tersambungnya Tol Trans-Jawa dari Merak, Jawa Barat, hingga Probolinggo, Jawa Timur, diyakini akan meningkatkan animo masyarakat pada masa mudik Lebaran 2019. Sejumlah antisipasi akan dilakukan, seperti pengalihan arus lalu lintas dan sistem satu arah. Sementara rencana penerapan skema ganjil-genap masih dikaji.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Telah tersambungnya Tol Trans-Jawa dari Merak, Jawa Barat, hingga Probolinggo, Jawa Timur, diyakini akan meningkatkan animo masyarakat pada masa mudik Lebaran 2019. Sejumlah antisipasi akan dilakukan, seperti pengalihan arus lalu lintas dan sistem satu arah. Sementara rencana penerapan skema ganjil-genap masih dikaji.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, berdasarkan survei Badan Litbang Kemenhub, akan ada 14,9 juta orang dari Jabodetabek dan 4 juta orang dari Bandung Raya yang akan mudik. Tujuan terbanyak adalah Jawa Tengah, yang didatangi 5,6 juta orang.
”Dari 5,6 juta orang itu, Solo Raya yang paling banyak dituju, disusul Kota Semarang dan Kota Tegal (dan sekitarnya). Menghadapi pergerakan massa ini, manajemen lalu lintas harus lebih ditingkatkan,” ujar Budi Setiyadi pada Rapat Koordinasi Angkutan Lebaran 2019 di Kota Semarang, Jateng, Minggu (5/5/2019) sore.
Dari 5,6 juta orang itu, Solo Raya yang paling banyak dituju, disusul Kota Semarang dan Kota Tegal (dan sekitarnya). Menghadapi pergerakan massa ini, manajemen lalu lintas harus lebih ditingkatkan.
Adapun rapat dipimpin Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, yang didampingi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Refdi Andri, Kepala Polda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel, dan Wakil Kepala Polda Daerah Istimewa Yogyakarta Brigjen (Pol) Bimo Anggoro.
Budi Setiyadi menambahkan, pengguna mobil pribadi pada masa mudik Lebaran 2019 diperkirakan 3,7 juta unit atau meningkat 17,59 persen dari 2018 yang 3,1 juta unit. Hal itu dipengaruhi telah tersambungnya ruas tol utama, seperti Jakarta-Surabaya, serta sejumlah ruas tol di Sumatera.
Tak hanya tol, manajemen rekayasa lalu lintas juga akan dilakukan di jalan nasional. ”Di antaranya pengalihan arus lalu lintas ke jalan-jalan alternatif, sistem satu arah, pembatasan lokasi-lokasi putar arah (U-turn), pengaturan di sekitar pasar tumpah, dan pembatasan operasional angkutan barang,” ujar Budi Setiyadi.
Menhub mengatakan, mudik Lebaran 2019 akan berjalan lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya seiring dengan pengoperasian penuh tol Jakarta-Surabaya. Namun, justru dengan adanya persepsi tersebut, segalanya harus diwaspadai, dengan tetap mengedepankan keselamatan pemudik.
Antisipasi juga perlu dilakukan karena Jalan Tol Jakarta-Cikampek II elevated ternyata belum tuntas. ”Lantaran belum tuntas, jalan tol ini belum bisa optimal serta ada potensi kepadatan meskipun pemindahan Gerbang Tol Cikarang Utama dapat mengurangi (kepadatan). Kami pikirkan bersama,” ujar Budi Karya.
Skema ganjil-genap
Menhub mengemukakan, antusiasme masyarakat untuk menggunakan tol juga memunculkan rencana penerapan sistem ganjil genap pada jalan tol. Artinya, saat mobil dengan pelat nomor ganjil masuk tol, nomor genap lewat jalur pantura. Begitu pun sebaliknya. Namun, rencana ini masih dikaji.
”Menurut saya, ini salah satu pemecahan (akan kepadatan), tetapi kami mempertimbangkan jika ada argumentasi lain. Kami targetkan akhir minggu pertama puasa ini sudah ada keputusan,” ujarnya.
Refdi mengatakan, rencana penerapan sistem ganjil genap sesuai dengan tanggal pada hari itu, yakni tanggal ganjil untuk pelat nomor ganjil dan sebaliknya. Namun, perlu dipikirkan lebih lanjut karena setelah 31 Mei adalah 1 Juni (ganjil ke ganjil). Selain itu, sistem satu arah di jalan tol juga dapat dilakukan.
Menurut saya, ini salah satu pemecahan (akan kepadatan), tetapi kami mempertimbangkan jika ada argumentasi lain. Kami targetkan akhir minggu pertama puasa ini sudah ada keputusan.
Direktur Utama PT Jasamarga Transjawa Tol Bagus Cahya mengimbau pengguna tol untuk menyiapkan kondisi fisik pengemudi dan kendaraan serta bahan bakar minyak (BBM). Juga, kartu pembayaran tol dengan saldo cukup. Untuk Jakarta-Semarang, saldo aman yakni Rp 500.000.