Asyik Cari Ikan yang Lepas, Nuri dan Bagus Terseret Banjir
Dua warga Kramat Inggil, Kecamatan Gresik Kota, Bagus Akbar (16) dan Nuri (21) Minggu (5/5/2019) ditemukan tewas di area tambak Desa Tambakberas, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Keduanya terseret arus pada pukul 01.30 saat mencari ikan tambak yang lepas di jalan Raya Tambakberas.
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·3 menit baca
GRESIK, KOMPAS — Dua warga Kramat Inggil, Kecamatan Gresik Kota, Bagus Akbar (16) dan Nuri (21), Minggu (5/5/2019), ditemukan tewas di area tambak Desa Tambakberas, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Keduanya terseret arus pada pukul 01.30 saat mencari ikan tambak yang lepas di Jalan Raya Tambakberas.
Jasad Nuri ditemukan oleh sukarelawan bernama Rahmawan Andila pukul 13.45, sedangkan jasad Bagus Akbar ditemukan sukarelawan bernama Dimas. Kedua tubuh korban terjebak lumpur dasar di dasar tambak.
Korban ditemukan sekitar 12 jam sejak dilaporkan hilang. Pencarian korban berlangsung sekitar 8 jam dengan tim pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan dari TNI, polisi, sukarelawan, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik.
Kepala Kepolisian Resor Gresik Ajun Komisaris Besar Wahyu Sri Bintoro menjelaskan, pencarian korban terkendala arus banjir yang masih deras dan dasar tambak yang berlumpur. Ia mengimbau masyarakat lebih mewaspadai luapan Kali Lamong.
Sejak Kamis (2/5/2019) hingga Minggu (5/5/2019), ada empat korban meninggal. Yudha Bhima Putra (14), warga Pucung, Kecamatan Balongpanggang, terseret arus dan ditemukan di sawah. Nuri dan Bagus terseret arus dan ditemukan di tambak. ”Satu lagi warga Kedungrukem, Kecamatan Benjeng, meninggal karena epilepsinya kambuh saat banjir,” kata Wahyu.
Wahyu mengingatkan, warga boleh mencari ikan yang lepas, boleh bermain genangan banjir, tetapi harus mengutamakan keselamatan. Orangtua harus lebih memantau anak-anaknya saat banjir.
Dalam kejadian yang menimpa Nuri dan Bagus, rekan korban, Ilham Sudiyono (20), mengatakan, awalnya ada 10 warga Kramat Inggil yang ikut mencari ikan yang lepas di Jalan Raya Tambakberas. Tujuh orang pulang dulu.
Sekitar pukul 01.30, Bagus membawa tangkapan lumayan banyak yang dimasukkan ke karung. Ia sempat turun ke bahu jalan untuk mengejar ikan.
Oleh karena membawa beban ikan hasil tangkapan, Bagus terpeleset dan masuk selokan antara jalan dan tambak. Tubuhnya terseret arus. Nuri mencoba menolong, tetapi ikut terseret arus ke tambak. Keduanya lalu tenggelam.
Pencarian korban dilakukan pada pagi hari oleh tim SAR gabungan. Empat perahu karet dari BPBD Kabupaten Gresik, Muhammadiyah Disaster Management Centre, Satuan Polisi Perairan Gresik, dan Basarnas dikerahkan dalam proses pencarian.
Membuat ombak
Empat perahu bermanuver membuat ombak di area tambak untuk membuat korban tenggelam muncul ke permukaan. Setelah ditemukan, korban dievakuasi dengan perahu karet, lalu diangkut ambulans ke rumah sakit untuk diotopsi.
Proses pencarian hingga evakuasi korban menjadi tontonan warga. Jalan Raya Tambakberas pun makin padat oleh pengguna jalan yang lewat, pemburu ikan yang lepas, dan kerumunan warga yang melihat proses evakuasi. Mereka berbaur menjadi satu di jalan raya yang menjadi seperti sungai itu.
Hingga saat ini, jalur Gresik-Cerme, Morowudi-Benjeng, Boboh-Menganti masih ditutup. Berdasarkan analisis, genangan benar-benar surut pada Rabu (8/5/2019). ”Kami juga antisisipasi pengalihan arus jika luberan sampai Tebaloan dan Ambeng ambeng, Kecamatan Duduksampeyan,” kata Wahyu.
Kami juga antisisipasi pengalihan arus jika luberan sampai Tebaloan dan Ambeng ambeng, Kecamatan Duduksampeyan.
Banjir Kali Lamong tidak hanya menggenangi rumah warga, tetapi juga membuat padi terendam dan ikan tambak lepas. Logistik, transportasi, dan mobilitas warga pun terganggu. Sejumlah buruh pabrik asal Balongpanggang pun kini harus memutar lewat Duduksampeyan. Hal itu juga menyulitkan bus antar jemput karyawan karena jalur belum bisa dilewati.
Distribusi bantuan menggunakan perahu karet, terutama di genangan yang masih tinggi, seperti di Iker iker Geger, Pandu, Jono, dan Tambakberas. Lebih dari 4.000 nasi bungkus telah dibagikan ke daerah yang parah terdampak.
Mulai surut
Saat ini genangan di Balongpanggang dan Benjeng sudah surut, tinggal di Kecamatan Cerme, Menganti, dan Kedamean. Masih ada 18 desa terdampak. ”Kami siapkan dapur umum. Penanganan tanggul jebol di Jono dan Cermen merupakan kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo. Itu pun menunggu air surut,” kata Kepala BPBD Gresik Tarso Sugito.
Di Tambakberas, genangan mulai surut. Jika sebelumnya mencapai 50-180 sentimeter, pada Minggu petang tinggal 30-120 cm. ”Semoga saja tidak hujan deras lagi agar (genangan) lekas surut,” kata Sukaeri (48), salah satu warga.