Awan Tebal Menyulitkan Pemantauan Hilal di Lampung
Tim Observatorium Astronomi Institut Teknologi Sumatera Lampung memantau hilal menggunakan teleskop, Minggu (5/5/2019) petang. Pengamatan itu dilakukan di dua titik, yaitu di halaman kampus Institut Teknologi Sumatera atau Itera dan kawasan pesisir pantai di Kalianda, Lampung Selatan. Awan tebal membuat hilal sulit terlihat.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
LAMPUNG SELATAN, KOMPAS — Tim Observatorium Astronomi Institut Teknologi Sumatera Lampung memantau hilal menggunakan teleskop, Minggu (5/5/2019) petang. Pengamatan itu dilakukan di dua titik, yaitu di halaman kampus Institut Teknologi Sumatera atau Itera dan kawasan pesisir pantai di Kalianda, Lampung Selatan. Awan tebal membuat hilal sulit terlihat.
Persiapan pemantauan hilal sudah dilakukan sejak pukul 15.30. Lima teleskop dipasang di dekat embung Itera yang menjadi lokasi pengamatan hilal. Sejumlah mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum ikut mengamati dalam kegiatan tersebut.
Aditya Abdillah selaku observer dari Observatorium Astronomi Itera Lampung mengatakan, saat ini ketinggian Bulan saat Matahari terbenam diprediksi berada pada posisi 5 derajat. Saat kondisi cuaca cerah, hilal memungkinkan dilihat dari teleskop.
”Sore ini langit tertutup awan tebal sehingga hilal sulit terlihat,” ujar Aditya di sela-sela kegiatan pamantauan hilal.
Menurut dia, pemantauan hilal di Kalianda yang dilakukan tim Itera bersama Kementerian Agama juga terkendala hal serupa. Hilal sulit terlihat karena langit tertutup awan.
Nindhita Pratiwi, dosen Program Studi Sains, Atmosfer, dan Keplanetan Itera, mengatakan, kegiatan itu bertujuan mengedukasi mahasiswa dan masyarakat. Dengan kegiatan itu, mereka diharapkan memiliki pengalaman langsung memantau hilal menggunakan teleskop.
Tahun ini merupakan kali ketiga Itera memantau hilal di lingkungan kampus. Kegiatan serupa akan terus dilakukan.
Kegiatan itu bertujuan mengedukasi mahasiswa dan masyarakat. Dengan kegiatan itu, mereka diharapkan memiliki pengalaman langsung memantau hilal menggunakan teleskop.
Azwarahman (47), warga Bandar Lampung, mengapresiasi kegiatan pemantauan hilal yang diadakan di Itera. Dia sengaja mengajak anaknya yang berusia 12 tahun untuk ikut memantau hilal.
”Saya sudah dua kali ikut kegiatan memantau hilal. Kegiatan ini bermanfaat untuk pengalaman anak,” katanya.