Tottenham Hotspur berada dalam posisi sulit. Mereka sudah kehilangan banyak pemain dan terancam mengakhiri musim ini dengan tragedi.
BOURNEMOUTH, SABTU – Tottenham Hotspur mengalami mimpi buruk saat dikalahkan Bournemouth 0-1 di Stadion Vitality, Sabtu (4/5/2019). Kekalahan itu membuat mereka gagal mengunci posisi empat besar Liga Inggris dan kehilangan dua pemain yang diganjar kartu merah. Masalah mereka terus saja bertambah.
Spurs datang ke Bournemouth dengan harapan meraih tiga poin agar bisa mengumpulkan 73 poin. Jumlah poin itu akan memastikan mereka lolos ke Liga Champions musim depan. Namun, tuan rumah sukses membuat tim asuhan pelatih Mauricio Pochettino frustrasi, kesulitan membobol gawang yang dijaga kiper berusia 19 tahun, Mark Travers.
Meski ini debutnya di Liga Inggris, kiper asal Irlandia itu mampu membuat beberapa penyelamatan penting. Ia bisa menahan tembakan berbahaya dari para pemain Spurs seperti Lucas Moura dan Dele Alli.
Menjelang akhir babak pertama, ketegangan memuncak dan membuat penyerang Spurs Son Heung-Min lepas kendali. Ia langsung diganjar kartu merah karena mendorong pemain Bournemouth, Jefferson Lerma. Kehilangan Son adalah kerugian besar karena Son merupakan pemain yang paling tepat untuk mengembalikan ketajaman tim selama striker utama Harry Kane cedera.
Pochettino pun hanya bisa menunduk dan menggelengkan kepala ketika wasit kembali mengeluarkan kartu merah untuk bek Juan Foyth saat laga pada babak kedua baru berjalan dua menit. Foyth melakukan pelanggaran berbahaya terhadap Jack Simpson. Setelah kehilangan dua pemain, Spurs semakin kesulitan untuk membobol gawang tuan rumah.
Puncak mimpi buruk Spurs terjadi pada menit ke-90+1 ketika Nathan Ake mencetak gol kemenangan tuan rumah. ”Setelah tim lawan mendapat dua kartu merah, anda pasti diharapkan untuk mengalahkan mereka. Penting bagi kami untuk bisa melawan tim besar,” ujar Ake seperti dikutip BBC.
Adapun Pochettino, laga itu sangat menyakitkan. ”Kami paham sepak bola bisa sangat kejam, mereka mencetak gol pada menit-menit akhir. Kami harus segera lupakan ini,” ujarnya.
Pelatih asal Argentina itu merasakan ”kekejaman” sepak bola karena Spurs kini terancam untuk finis di luar peringkat empat besar. Dengan kekalahan dari Bournemouth, Spurs tertahan di peringkat ketiga dengan 70 poin. Mereka masih menyisakan satu laga melawan Everton, dan wajib menang agar mengakhiri musim dengan 73 poin. Laga terakhir itu akan sulit karena Spurs akan tampil tanpa Son.
Meski Spurs bisa mengalahkan Everton, Chelsea masih mungkin menggeser Spurs dan merebut 74 poin. Dengan catatan Chelsea wajib menang atas Watford, Minggu (5/5) dan Leicester City, (12/5).
Spurs bisa tersingkir dari empat besar apabila dikalahkan Everton, sedangkan Arsenal mampu memenangi dua laga terakhir. Arsenal saat ini memiliki 66 poin dan akan menghadapi Brighton and Hove Albion, Minggu (5/5/2019) dan Burnley pada laga terakhir.
Tragedi
Musim ini pun bisa menjadi tragedi untuk Spurs yang kembali gagal meraih trofi. Mereka pernah punya kans menyelinap di antara Manchester City dan Liverpool dalam perburuan juara liga, kini justru terancam keluar dari empat besar.
Spurs masih punya kesempatan merebut trofi Liga Champions. Namun, tantangannya sangat besar karena mereka sangat kelelahan dan kehilangan banyak pemain kunci. Apalagi pada laga pertama semifinal mereka dikalahkan Ajax, 0-1. Kalaupun lolos ke final, mereka masih harus menaklukkan Barcelona atau Liverpool.
Ironisnya hal itu terjadi ketika Spurs baru meresmikan stadion baru yang megah. Pochettino pun mulai pasrah. ”Apa pun yang terjadi, saya tetap bangga. Apa pun yang akan terjadi pada semifinal Liga Champions, saya tetap bangga,” ujarnya. (AFP/REUTERS)