Maha Vajiralongkorn, setelah resmi dinobatkan sebagai raja, mengeluarkan perintah kerajaan berisi tekadnya untuk memerintah dengan adil.
BANGKOK, SABTU— Raja Thailand Maha Vajiralongkorn secara resmi dinobatkan sebagai raja di negaranya, Sabtu (4/5/2019), dalam upacara di Istana Agung di Bangkok. Penobatan ini menandai keberlanjutan kekuasaan monarki di Thailand setelah wafatnya Raja Bhumibol Adulyadej (88), ayah Vajiralongkorn, Oktober 2016.
Upacara penobatan itu terjadi setelah lebih dari satu dekade Thailand mengalami ketegangan politik, termasuk kudeta militer pada 2014. Pemilu terakhir, dua bulan lalu, juga diwarnai perselisihan. Seusai sejumlah ritual penobatan, Vajiralongkorn mengeluarkan perintah kerajaan yang menentukan cara dia memimpin.
Perintah kerajaan itu hampir sama dengan perintah yang diucapkan ayahnya. ”Saya harus melanjutkan, menjaga, dan menjadikan warisan kerajaan sebagai landasan serta harus memerintah dengan adil untuk kemanfaatan dan kebahagiaan rakyat selamanya,” kata Raja.
Vajiralongkorn (66) telah menjalankan tugas sebagai raja selama lebih dari dua tahun. Dalam upacara, Sabtu, ia menerima mahkota dari kepala brahmana, pemandu dalam upacara paduan Hindu-Buddha yang disiarkan secara langsung oleh semua saluran televisi di Thailand. Keseluruhan rangkaian upacara penobatan ini berlangsung tiga hari.
Raja yang dikenal sebagai Rama X—karena menjadi raja ke-10 dalam Dinasti Chakri— memasang sendiri mahkota di kepalanya. ”Mahkota Kemenangan Agung”, demikian sebutan mahkota itu, digunakan sejak tahun 1782. Mahkota itu setinggi 66 sentimeter dan berat 7,3 kilogram serta dihias seperangkat berlian berlapis emas.
Raja juga telah didampingi Ratu Suthida, mantan pramugari maskapai Thai Airways dan kepala pengawal pribadinya, yang sejak tiga hari lalu diumumkan sebagai permaisuri.
Pidato pertama
Dalam pidato pertamanya di hadapan anggota keluarga kerajaan, dewan penasihat, dan para pejabat pemerintah, Raja menyerukan persatuan nasional. ”Saya mengajak semua yang ada di sini dan seluruh rakyat Thailand untuk menyatukan tekad dan bekerja bersama-sama, sesuai status dan tugasnya masing-masing, dengan tujuan mencapai kemakmuran bangsa dan kebahagiaan rakyat,” kata Raja.
Pemimpin junta militer Prayuth Chan-ocha, ketua parlemen yang ditunjuk tentara, dan ketua mahkamah agung—mewakili tiga unsur pemerintahan —memberikan sambutan ungkapan terima kasih kepada Raja.
Prayuth sendiri berupaya tetap menjadi perdana menteri lewat pemilu. Hasil final pemilu 24 Maret lalu akan diumumkan seusai upacara penobatan.
Sejak naik takhta, Vajiralongkorn memperkuat kontrol atas lembaga-lembaga kerajaan dan memperluas pengaruhnya dalam pemerintahan.
Seperti raja-raja Thailand sebelumnya, Vajiralongkorn dilindungi oleh salah satu aturan yang paling keras di dunia, lese majeste. Sesuai dengan aturan itu, pengkritik kerajaan bisa dijatuhi hukuman hingga 15 tahun penjara.