Pasar Wadai Ramadhan untuk Pelestarian Wisata Kuliner
Kegiatan Pasar Wadai kembali digelar selama Ramadhan 1440 H di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pasar wadai atau pasar kue tidak sekadar menyediakan aneka makanan dan minuman untuk berbuka puasa, tetapi juga menjadi sarana pelestarian kue-kue tradisional khas Banjar untuk para pecinta wisata kuliner.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS – Kegiatan Pasar Wadai kembali digelar selama Ramadhan 1440 H di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pasar wadai atau pasar kue tidak sekadar menyediakan aneka makanan dan minuman untuk berbuka puasa, tetapi juga menjadi sarana pelestarian kue-kue tradisional khas Banjar untuk para pecinta wisata kuliner.
Kegiatan Pasar Wadai Ramadhan 1440 H dibuka secara resmi oleh Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina pada hari pertama puasa, Senin (6/5/2019) sore. Turut hadir dalam acara pembukaan Asisten Bidang Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kalsel Heriansyah, Kepala Dinas Pariwisata Kalsel Dahnial Kifli, Wakil Wali Kota Banjarmasin Hermansyah, dan Ketua DPRD Kota Banjarmasin Ananda.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin Muhammad Ikhsan Alhaq mengatakan, Pasar Wadai Ramadhan merupakan kegiatan tahunan di Kota Banjarmasin. Setidaknya, selalu digelar dalam 30 tahun terakhir.
”Pasar wadai masuk kalender event pariwisata Kota Banjarmasin. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menghadirkan kuliner-kuliner khas Banjar dan menjadikan kuliner itu sebagai obyek wisata kuliner selama bulan Ramadhan,” katanya.
Menurut Ikhsan, kuliner-kuliner khas Banjar perlu dilestarikan dan diperkenalkan kepada masyarakat luas. Dengan adanya kegiatan pasar wadai selama bulan Ramadhan diharapkan semakin banyak warga ataupun wisatawan yang mengenal dan menyukai kuliner khas Banjar.
Pasar wadai masuk kalender event pariwisata Kota Banjarmasin. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menghadirkan kuliner-kuliner khas Banjar dan menjadikan kuliner itu sebagai obyek wisata kuliner selama bulan Ramadhan
Ibnu Sina mengatakan, ada 41 macam wadai Banjar yang perlu dilestarikan dan diperkenalkan secara luas. Sebagian di antaranya, yaitu bingka, bingka barandam, kararaban, masubah, pais sagu, hintalu karuang, putri selat, dan ipau.
”Sesuai Peraturan Wali Kota Banjarmasin Tahun 2018, ada tiga wadai Banjar yang sangat khas, yaitu masubah, kararaban, dan ipau. Kemudian kuliner khasnya, yaitu soto banjar dan nasi astakona. Ini akan terus kami sosialisasikan agar semakin banyak peminatnya,” tuturnya.
Menurut Ibnu Sina, Pasar Wadai Ramadhan adalah agenda kegiatan pariwisata ke-6 dari 36 kegiatan yang masuk kalender pariwisata Kota Banjarmasin tahun 2019. Kegiatan ini diharapkan dapat menarik dan meningkatkan kunjungan wisatawan di Kota Banjarmasin.
”Kami berharap kegiatan ini dapat menggerakkan perekonomian Kota Banjarmasin dan Kalimantan Selatan. Selama sebulan digelar, nilai transaksi di pasar wadai ini diperkirakan mencapai miliaran rupiah,” katanya.
Kegiatan Pasar Wadai Ramadhan tahun ini digelar di kawasan Taman Kamboja, Banjarmasin. Setidaknya, ada 150 lapak pasar wadai dan 100 lapak pedagang kaki lima yang turut meramaikan. Di Taman Kamboja itu pula terdapat obyek wisata air mancur menari yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung pasar wadai.
Marhamah, salah satu warga Banjarmasin mengaku tidak pernah ketinggalan ke pasar wadai dalam rangka berburu kuliner untuk berbuka puasa. ”Di sini, kulinernya lengkap, tinggal pilih saja. Wadai Banjar juga lengkap dan enak-enak,” tuturnya.